KCJB Pakai Teknologi Canggih, KCIC Pastikan Transfer Ilmu ke Pekerja Lokal
loading...
A
A
A
BANDUNG BARAT - Pengerjaan proyek Kereta Cepat Jakarta Bandung (KCJB) terus dikebut guna mengejar selesai di akhir tahun 2022. Sejumlah pekerjaan rumit berhasil dirampungkan, di antaranya dengan tembusnya tunnel (terowongan) 8 dan 10 yang berlokasi di Kabupaten Bandung Barat (KBB) pada Agustus 2021.
"Sampai pertengahan Agustus, progres proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung sudah mencapai 77,92%. Ini masih on the track untuk mengejar target selesai pada akhir tahun 2022," kata GM Corporate Secretary PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC), Mirza Soraya dalam keterangannya, Senin (13/9/2021).
Mirza menjelaskan, tembusnya tunnel 8 dan 10 merupakan pencapaian luar biasa karena pembangunan kedua tunnel tersebut berada pada kontur geografis yang cukup tinggi. Tunnel 10 panjangnya 1.230 meter berlokasi di Sukatani, Ngamprah, sedangkan tunnel 8 di Mandalasari, Cikalongwetan, KBB, yang panjangnya 2.190 meter.
Sehingga nantinya KCJB tidak hanya memberikan durasi perjalanan yang singkat bagi para penggunanya. Tapi juga memberikan pengalaman perjalanan menggunakan kereta yang nyaman dan aman karena dibangun dengan teknologi canggih. Termasuk di setiap TOD yang dibangun darimulai Halim, Karawang, Walini, stasiun tambahan Padalarang, dan Tegaluar.
Menurutnya, percepatan pekerjaan itu juga berkat teknologi canggih peluncur gelagar (ginder launcher) berjenis Through-Tunnel Box Girder Erecting Machine yang bisa digunakan di dalam terowongan. Teknologi ini memungkinkan operator untuk menekuk sayap peluncur gelagar karena fleksibel, sehingga mesin mudah dilepas atau pasang. Baca: Polres Serang Bekuk Sindikat Pencuri Spesialis Pecah Kaca.
Teknologi ini, lanjut Mirza, dapat membuat pengerjaan proyek KCJB yang memiliki 13 tunnel menjadi lebih efisien. Sebab peluncur gelagar jenis ini, membuat pemasangan girder box di dalam terowongan pada trase KCJB lebih cepat ketimbang cara lama dengan memasang penyangga di bawahnya, yang umum dilakukan dalam pembangunan jembatan tol.
"Banyaknya teknologi canggih yang digunakan dalam proyek KCJB, bisa jadi kesempatan baik bagi tenaga kerja Indonesia untuk mempelajari hal-hal baru di bidang konstruksi dan melakukan transfer pengetahuan dari tenaga ahli Tiongkok kepada tenaga lokal Indonesia," ucapnya. Baca Juga: Kewalahan Layani Istri, Suami di Rembang Relakan Istrinya Menikah Lagi.
"Sampai pertengahan Agustus, progres proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung sudah mencapai 77,92%. Ini masih on the track untuk mengejar target selesai pada akhir tahun 2022," kata GM Corporate Secretary PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC), Mirza Soraya dalam keterangannya, Senin (13/9/2021).
Mirza menjelaskan, tembusnya tunnel 8 dan 10 merupakan pencapaian luar biasa karena pembangunan kedua tunnel tersebut berada pada kontur geografis yang cukup tinggi. Tunnel 10 panjangnya 1.230 meter berlokasi di Sukatani, Ngamprah, sedangkan tunnel 8 di Mandalasari, Cikalongwetan, KBB, yang panjangnya 2.190 meter.
Sehingga nantinya KCJB tidak hanya memberikan durasi perjalanan yang singkat bagi para penggunanya. Tapi juga memberikan pengalaman perjalanan menggunakan kereta yang nyaman dan aman karena dibangun dengan teknologi canggih. Termasuk di setiap TOD yang dibangun darimulai Halim, Karawang, Walini, stasiun tambahan Padalarang, dan Tegaluar.
Menurutnya, percepatan pekerjaan itu juga berkat teknologi canggih peluncur gelagar (ginder launcher) berjenis Through-Tunnel Box Girder Erecting Machine yang bisa digunakan di dalam terowongan. Teknologi ini memungkinkan operator untuk menekuk sayap peluncur gelagar karena fleksibel, sehingga mesin mudah dilepas atau pasang. Baca: Polres Serang Bekuk Sindikat Pencuri Spesialis Pecah Kaca.
Teknologi ini, lanjut Mirza, dapat membuat pengerjaan proyek KCJB yang memiliki 13 tunnel menjadi lebih efisien. Sebab peluncur gelagar jenis ini, membuat pemasangan girder box di dalam terowongan pada trase KCJB lebih cepat ketimbang cara lama dengan memasang penyangga di bawahnya, yang umum dilakukan dalam pembangunan jembatan tol.
"Banyaknya teknologi canggih yang digunakan dalam proyek KCJB, bisa jadi kesempatan baik bagi tenaga kerja Indonesia untuk mempelajari hal-hal baru di bidang konstruksi dan melakukan transfer pengetahuan dari tenaga ahli Tiongkok kepada tenaga lokal Indonesia," ucapnya. Baca Juga: Kewalahan Layani Istri, Suami di Rembang Relakan Istrinya Menikah Lagi.
(nag)