Anggota TNI AD Diduga Meninggal Tidak Wajar, Keluarga Meminta Bantuan Presiden
loading...
A
A
A
MANADO - Seorang anggota TNI AD atas nama Candra Kumaralo yang bertugas di Batalyon Infanteri Raider 715/Motuliato, Gorontalo diduga meninggal dalam kondisi tidak wajar.
Hal tersebut disampaikan oleh kakak dari anggota TNI AD asal Desa Temboan, Kecamatan Langowan Selatan, Kabupaten Minahasa Selatan, Provinsi Sulawesi Utara. Dalam unggahannya di sosial media, Jessica Trevor Kumaralo menceritakan kronologis kejadian atas meninggalnya sang adik yang diduga tidak wajar. Baca juga: Atasi Pandemi, TNI AD Terima Hibah 6 Unit Ambulans Mini ICU dan Alkes
"Adik kami bernama Candra Kumaralo adalah TNI AD, di tugaskan di yonif Raider 715 Gorontalo pada tanggal 02 April 2021. Selama adik saya di sana, kita sekeluarga cuma berkomunikasi dengan ponsel, terakhir keluarga berkomunikasi tanggal 11 Juli 2021 kondisinya dalam keadaan baik," tulis Jessica di laman sosial media facebook miliknya dikutip Jumat (3/9/2021).
Tapi tulis Jessica, pada tanggal 18 Juli 2021 malam, kami keluarga (orangtua) di telpon dari salah satu pelatih adik saya, katanya adik kami sakit, tapi setelah ayah saya ingin meminta berbicara dengan adik saya kata mereka adik saya ada di ruang kesehatan jauh dari tempat mereka berada.
"Ayah saya hanya minta tolong untuk menjaga adik kami, nanti besok pagi ayah dan ibu kami akan pergi ke Gorontalo, tapi nyatanya pada esok harinya, tanggal 19 Juli 2021 sebelum ayah/ibu saya berangkat ke Gorontalo mereka menelpon kabarkan kalau adik kami sudah meninggal," tambah Jessica.
Kami keluarga sungguh tidak percaya dan tidak terima, kenapa baru se malam di telpon sakit, paginya sudah meninggal. Kalaupun adik kami sakit parah kenapa tidak dibawa ke rumah sakit, tapi ini adik kami meninggal hanya di ruang kesehatan.
Setelah adik kami dikabarkan meninggal, mereka akan langsung bawa pulang ke kampung, tapi kata ayah saya tunggu sedikit karena ada saudara kita yang akan pergi ke tempat adik kami. Setelah saudara kami sampai dia dengan cepat memfoto adik kami, dan dikirimkan kepada keluarga.
"Kami keluarga merasa hancur melihat keadaan adik kami seperti itu, kalau adik kami meninggal dengan sakit kenapa matanya biru mulutnya, tangannya seperti menahan kesakitan. Dan setelah melihat foto adik kami seperti itu,ayah saya dengan berat hati putuskan untuk di otopsi adik kami Candra Kumaralo," tutur Jessica.
Adik kami di outopsi pada tanggal 20 Juli 2021 dan sampai saat ini keluarga belum menerima hasil otopsi. Kata mereka nanti di sidang akan tahu hasil otopsinya bagaimana, tapi sampai saat ini sudah lewat ibadah 40 hari kepergian adik kami, keluarga belum dikabarkan kapan sidang akan di lakukan.
Orangtua saya sudah pergi ke Gorontalo untuk melihat mereka yang ditahan (penjara) karena kabarnya sudah ada yang ditahan tapi setelah orangtua kami sampai di Gorontalo, Orangtua kami tidak diijinkan untuk melihat mereka yang di Tahan. Kabarnya juga ada tiga orang yang dipindahkan di POM Manado.
Hal tersebut disampaikan oleh kakak dari anggota TNI AD asal Desa Temboan, Kecamatan Langowan Selatan, Kabupaten Minahasa Selatan, Provinsi Sulawesi Utara. Dalam unggahannya di sosial media, Jessica Trevor Kumaralo menceritakan kronologis kejadian atas meninggalnya sang adik yang diduga tidak wajar. Baca juga: Atasi Pandemi, TNI AD Terima Hibah 6 Unit Ambulans Mini ICU dan Alkes
"Adik kami bernama Candra Kumaralo adalah TNI AD, di tugaskan di yonif Raider 715 Gorontalo pada tanggal 02 April 2021. Selama adik saya di sana, kita sekeluarga cuma berkomunikasi dengan ponsel, terakhir keluarga berkomunikasi tanggal 11 Juli 2021 kondisinya dalam keadaan baik," tulis Jessica di laman sosial media facebook miliknya dikutip Jumat (3/9/2021).
Tapi tulis Jessica, pada tanggal 18 Juli 2021 malam, kami keluarga (orangtua) di telpon dari salah satu pelatih adik saya, katanya adik kami sakit, tapi setelah ayah saya ingin meminta berbicara dengan adik saya kata mereka adik saya ada di ruang kesehatan jauh dari tempat mereka berada.
"Ayah saya hanya minta tolong untuk menjaga adik kami, nanti besok pagi ayah dan ibu kami akan pergi ke Gorontalo, tapi nyatanya pada esok harinya, tanggal 19 Juli 2021 sebelum ayah/ibu saya berangkat ke Gorontalo mereka menelpon kabarkan kalau adik kami sudah meninggal," tambah Jessica.
Kami keluarga sungguh tidak percaya dan tidak terima, kenapa baru se malam di telpon sakit, paginya sudah meninggal. Kalaupun adik kami sakit parah kenapa tidak dibawa ke rumah sakit, tapi ini adik kami meninggal hanya di ruang kesehatan.
Setelah adik kami dikabarkan meninggal, mereka akan langsung bawa pulang ke kampung, tapi kata ayah saya tunggu sedikit karena ada saudara kita yang akan pergi ke tempat adik kami. Setelah saudara kami sampai dia dengan cepat memfoto adik kami, dan dikirimkan kepada keluarga.
"Kami keluarga merasa hancur melihat keadaan adik kami seperti itu, kalau adik kami meninggal dengan sakit kenapa matanya biru mulutnya, tangannya seperti menahan kesakitan. Dan setelah melihat foto adik kami seperti itu,ayah saya dengan berat hati putuskan untuk di otopsi adik kami Candra Kumaralo," tutur Jessica.
Adik kami di outopsi pada tanggal 20 Juli 2021 dan sampai saat ini keluarga belum menerima hasil otopsi. Kata mereka nanti di sidang akan tahu hasil otopsinya bagaimana, tapi sampai saat ini sudah lewat ibadah 40 hari kepergian adik kami, keluarga belum dikabarkan kapan sidang akan di lakukan.
Orangtua saya sudah pergi ke Gorontalo untuk melihat mereka yang ditahan (penjara) karena kabarnya sudah ada yang ditahan tapi setelah orangtua kami sampai di Gorontalo, Orangtua kami tidak diijinkan untuk melihat mereka yang di Tahan. Kabarnya juga ada tiga orang yang dipindahkan di POM Manado.