Anggota TNI AD Diduga Meninggal Tidak Wajar, Keluarga Meminta Bantuan Presiden

Jum'at, 03 September 2021 - 14:47 WIB
loading...
Anggota TNI AD Diduga...
Seorang anggota TNI AD atas nama Candra Kumaralo yang bertugas di Batalyon Infanteri Raider 715/Motuliato, Gorontalo diduga meninggal dalam kondisi tidak wajar. Foto SINDOnews
A A A
MANADO - Seorang anggota TNI AD atas nama Candra Kumaralo yang bertugas di Batalyon Infanteri Raider 715/Motuliato, Gorontalo diduga meninggal dalam kondisi tidak wajar.

Hal tersebut disampaikan oleh kakak dari anggota TNI AD asal Desa Temboan, Kecamatan Langowan Selatan, Kabupaten Minahasa Selatan, Provinsi Sulawesi Utara. Dalam unggahannya di sosial media, Jessica Trevor Kumaralo menceritakan kronologis kejadian atas meninggalnya sang adik yang diduga tidak wajar. Baca juga: Atasi Pandemi, TNI AD Terima Hibah 6 Unit Ambulans Mini ICU dan Alkes

"Adik kami bernama Candra Kumaralo adalah TNI AD, di tugaskan di yonif Raider 715 Gorontalo pada tanggal 02 April 2021. Selama adik saya di sana, kita sekeluarga cuma berkomunikasi dengan ponsel, terakhir keluarga berkomunikasi tanggal 11 Juli 2021 kondisinya dalam keadaan baik," tulis Jessica di laman sosial media facebook miliknya dikutip Jumat (3/9/2021).

Tapi tulis Jessica, pada tanggal 18 Juli 2021 malam, kami keluarga (orangtua) di telpon dari salah satu pelatih adik saya, katanya adik kami sakit, tapi setelah ayah saya ingin meminta berbicara dengan adik saya kata mereka adik saya ada di ruang kesehatan jauh dari tempat mereka berada.

"Ayah saya hanya minta tolong untuk menjaga adik kami, nanti besok pagi ayah dan ibu kami akan pergi ke Gorontalo, tapi nyatanya pada esok harinya, tanggal 19 Juli 2021 sebelum ayah/ibu saya berangkat ke Gorontalo mereka menelpon kabarkan kalau adik kami sudah meninggal," tambah Jessica.

Kami keluarga sungguh tidak percaya dan tidak terima, kenapa baru se malam di telpon sakit, paginya sudah meninggal. Kalaupun adik kami sakit parah kenapa tidak dibawa ke rumah sakit, tapi ini adik kami meninggal hanya di ruang kesehatan.

Setelah adik kami dikabarkan meninggal, mereka akan langsung bawa pulang ke kampung, tapi kata ayah saya tunggu sedikit karena ada saudara kita yang akan pergi ke tempat adik kami. Setelah saudara kami sampai dia dengan cepat memfoto adik kami, dan dikirimkan kepada keluarga.

"Kami keluarga merasa hancur melihat keadaan adik kami seperti itu, kalau adik kami meninggal dengan sakit kenapa matanya biru mulutnya, tangannya seperti menahan kesakitan. Dan setelah melihat foto adik kami seperti itu,ayah saya dengan berat hati putuskan untuk di otopsi adik kami Candra Kumaralo," tutur Jessica.

Adik kami di outopsi pada tanggal 20 Juli 2021 dan sampai saat ini keluarga belum menerima hasil otopsi. Kata mereka nanti di sidang akan tahu hasil otopsinya bagaimana, tapi sampai saat ini sudah lewat ibadah 40 hari kepergian adik kami, keluarga belum dikabarkan kapan sidang akan di lakukan.

Orangtua saya sudah pergi ke Gorontalo untuk melihat mereka yang ditahan (penjara) karena kabarnya sudah ada yang ditahan tapi setelah orangtua kami sampai di Gorontalo, Orangtua kami tidak diijinkan untuk melihat mereka yang di Tahan. Kabarnya juga ada tiga orang yang dipindahkan di POM Manado.

OrangTua kami juga pergi ke sana untuk melihat apa benar mereka sudah di tahan, tapi Orangtua kami tidak di ijinkan untuk melihat. Keluarga hanya ingin memastikan apa betul mereka sudah di tahan atau tidak. Kami keluarga merasakan kasus ini seperti sengaja didiamkan.

Keluarga mencoba merelakan tubuh adik kami di bedah-bedah (otopsi), apapun yang keluarga lakukan adik kami takkan pernah kembali lagi tapi kami keluarga ingin keadilan, kenapa adik kami meninggal seperti ini. Buat mereka adik kami tidak berharga makanya mereka menyia-nyiakan seperti itu.

Atas peristiwa itu, pihak keluarga ingin supaya ini bisa sampai kepada bapak Presiden agar kami keluarga bisa mendapatkan keadilan

"Kami keluarga memohon kepada Presiden Bapak Joko Wododo agar melihat akan kasus ini dan kami keluarga mendapatkan keadilan atas meninggalnya adik kami. Saudara-saudata tolong bantu agar bisa sampai kepada bapak presiden," ucapnya.

Hanya dalam tempo beberapa jam postingan yang diunggah Kamis (2/9/2021) itu sudah mendapat puluhan ribu komentar dan puluhan kali dibagikan oleh netizen.

Sementara Kapendam XIII/Merdeka Letkol Inf Jhonson M Sitorus saat dikonfirmasi MNC Portal Indonesia mengaku akan mempelajari dulu terkait peristiwa tersebut. "Pada intinya saya pelajari dulu terkait masalah ini baru saya beritahukan perkembangannya secepatnya," kata Kapendam.
(don)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2094 seconds (0.1#10.140)