Sekelompok Orang Segel Gerbang Keraton Kasepuhan Cirebon Tepat di Hari Peringatan HUT RI ke 76
loading...
A
A
A
CIREBON - Kisruh perebutan Tahta Keraton Kasepuhan Cirebon , Jawa Barat makin meruncing dan tidak ada ujungnya. Dimana pada selasa siang (17/8/2021) lebih dari seratus orang melakukan penyegelan dan menggembok gerbang akses pintu masuk keraton. Akibatnya aktivitas di sekitar keraton sempat mengalami kelumpuhan.
Sebelumnya dengan memanjat pagar keliling keraton massa merangsek masuk menuju bangunan utama keraton.
Mereka bermaksud menduduki Keraton Kasepuhan yang saat ini sedang berpolemik.
Santana Kesultanan Cirebon Pangeran Kuda Putih Raden Heru mengatakan, hal ini
bukan hanya persoalan perebutan tahta mahkota tapi juga meminta agar pengolahan keraton lebih transparan.
"Selama ini pengelolaan aset keraton yang dimiliki Kasepuhan hanya dikuasai segelintir orang saja," kata dia.
Apalagi, kata dia, dengan adanya polemik perebutan tahta sultan mahkota berakibat ketidak percayaan masyarakat kepada keraton.
"Hari ini Djuriah Sunan Gunung Jati Ini mendesak Pemkot Cirebon dan Polisi agar turun tangan melakukan audit terhadap penggunaan uang keraton selama ini," timpalnya.
Selama audit berlangsung, kata dia, juga diminta untuk menghentikan segala aktivitas di dalam keraton. "Pemerintah juga diminta melakukan penataan dan pengesaah sultan baru yang merupakan keturunan resmi dari Syeh Syarif Hidayatullah atau Sunan Gunung Jati," ungkapnya.
Kisruh perebutan Tahta Sultan Keraton Kasepuhan berawal sepeninggalan Sutan Sepuh ke IV Pangeran Arif Natadiningrat yang kemudian digantikan putra mahkotanya Pangeran Luqman Zulkaedin.
Namun sejumlah protes dari abdi dalam keraton dan pembesar keraton terus bergulir lantaran dianggap Luqman Zulkaedin bukan merupakan keturunan sah dari dan trah Dzuriah Sunan Gunung Jati.
Sebelumnya dengan memanjat pagar keliling keraton massa merangsek masuk menuju bangunan utama keraton.
Mereka bermaksud menduduki Keraton Kasepuhan yang saat ini sedang berpolemik.
Santana Kesultanan Cirebon Pangeran Kuda Putih Raden Heru mengatakan, hal ini
bukan hanya persoalan perebutan tahta mahkota tapi juga meminta agar pengolahan keraton lebih transparan.
"Selama ini pengelolaan aset keraton yang dimiliki Kasepuhan hanya dikuasai segelintir orang saja," kata dia.
Apalagi, kata dia, dengan adanya polemik perebutan tahta sultan mahkota berakibat ketidak percayaan masyarakat kepada keraton.
"Hari ini Djuriah Sunan Gunung Jati Ini mendesak Pemkot Cirebon dan Polisi agar turun tangan melakukan audit terhadap penggunaan uang keraton selama ini," timpalnya.
Selama audit berlangsung, kata dia, juga diminta untuk menghentikan segala aktivitas di dalam keraton. "Pemerintah juga diminta melakukan penataan dan pengesaah sultan baru yang merupakan keturunan resmi dari Syeh Syarif Hidayatullah atau Sunan Gunung Jati," ungkapnya.
Kisruh perebutan Tahta Sultan Keraton Kasepuhan berawal sepeninggalan Sutan Sepuh ke IV Pangeran Arif Natadiningrat yang kemudian digantikan putra mahkotanya Pangeran Luqman Zulkaedin.
Namun sejumlah protes dari abdi dalam keraton dan pembesar keraton terus bergulir lantaran dianggap Luqman Zulkaedin bukan merupakan keturunan sah dari dan trah Dzuriah Sunan Gunung Jati.
(sms)