Masuk Zona Merah, Kesadaran Prokes di Daerah Masih Rendah dan Stigma Sosial Tinggi
loading...
A
A
A
TANA TORAJA - Sejumlah daerah masuk zona merah COVID-19 dengan tingkat kesadaran protokol kesehatan (prokes) masih rendah dan stigma sosial masih terjadi di masyarakat.
Baca juga: Batam, Tanjungpinang dan Lingga Zona Merah COVID-19
Pemerintah menerapkan PPKM Level 4 di luar Pulau Jawa. Di antaranya beberapa daerah di Sulawesi Selatan, termasuk Tana Toraja yang terdiri dari Kabupaten Tana Toraja dan Kabupaten Toraja Utara.
Baca juga: Kabur saat Kepergok Curi HP, Wanita Ditemukan Tewas Tergantung Tanpa Bra di Tembok Kawat Berduri
Koordinator Bidang Literasi dan Edukasi Forum Solidaritas Kemanusiaan (ForumSK) Dinny Jusuf menceritakan pengalamannya saat pulang ke kampung halaman suaminya di Tana Toraja selama pandemi. Dia mengamati apa yang terjadi di sekitar tempat tinggalnya.
Dinny menuturkan, selama PPKM Level 4 berlangsung sejak 3 Juli 2021 telah membawa dampak baik bagi laju kasus COVID-19 di Pulau Jawa. Tapi tidak bagi daerah di luar Pulau Jawa. "PPKM di Jawa beres, tapi di kampung kita celaka. Dalam hal penularan, juga fasilitasnya," bebernya.
Dia juga mencontohkan, kalau kasus naik 10 ribu sehari di Jawa maka ada rumah sakit memadai. "Kalau di Toraja, di sini Puskesmas enggak siap kalau ada lonjakan kasus," lanjutnya.
Sangat disayangkan juga, Dinny banyak masyarakat yang masih abai mematuhi prokes. "Di rumah saya orang lewat enggak ada pakai masker. Di sini kena COVIDp-19 dapat stigma, kalau isoman juga," tuturnya.
Begitu juga dengan pendatang masih sering dianggap pembawa penyakit. "Saya saja pernah pulang ke Toraja disemprot air disinfektan," ungkapnya.
Padahal masyarakat di Tana Toraja juga masih suka berkerumun. Tadinya kampung yang ditinggalinya steril. Sekarang dengan adanya transmisi COVID-19 mulai ada yang meninggal dunia.
Baca juga: Batam, Tanjungpinang dan Lingga Zona Merah COVID-19
Pemerintah menerapkan PPKM Level 4 di luar Pulau Jawa. Di antaranya beberapa daerah di Sulawesi Selatan, termasuk Tana Toraja yang terdiri dari Kabupaten Tana Toraja dan Kabupaten Toraja Utara.
Baca juga: Kabur saat Kepergok Curi HP, Wanita Ditemukan Tewas Tergantung Tanpa Bra di Tembok Kawat Berduri
Koordinator Bidang Literasi dan Edukasi Forum Solidaritas Kemanusiaan (ForumSK) Dinny Jusuf menceritakan pengalamannya saat pulang ke kampung halaman suaminya di Tana Toraja selama pandemi. Dia mengamati apa yang terjadi di sekitar tempat tinggalnya.
Dinny menuturkan, selama PPKM Level 4 berlangsung sejak 3 Juli 2021 telah membawa dampak baik bagi laju kasus COVID-19 di Pulau Jawa. Tapi tidak bagi daerah di luar Pulau Jawa. "PPKM di Jawa beres, tapi di kampung kita celaka. Dalam hal penularan, juga fasilitasnya," bebernya.
Dia juga mencontohkan, kalau kasus naik 10 ribu sehari di Jawa maka ada rumah sakit memadai. "Kalau di Toraja, di sini Puskesmas enggak siap kalau ada lonjakan kasus," lanjutnya.
Sangat disayangkan juga, Dinny banyak masyarakat yang masih abai mematuhi prokes. "Di rumah saya orang lewat enggak ada pakai masker. Di sini kena COVIDp-19 dapat stigma, kalau isoman juga," tuturnya.
Begitu juga dengan pendatang masih sering dianggap pembawa penyakit. "Saya saja pernah pulang ke Toraja disemprot air disinfektan," ungkapnya.
Padahal masyarakat di Tana Toraja juga masih suka berkerumun. Tadinya kampung yang ditinggalinya steril. Sekarang dengan adanya transmisi COVID-19 mulai ada yang meninggal dunia.