Pesisir Selatan Blitar 2 Hari Diterjang Banjir Rob, Warga Anggap Biasa

Jum'at, 13 Agustus 2021 - 16:39 WIB
loading...
Pesisir Selatan Blitar 2 Hari Diterjang Banjir Rob, Warga Anggap Biasa
Banjir rob yang menerjang kawasan pesisir pantai Tambakrejo, Kecamatan Wonotirto, Kabupaten Blitar, Jatim, Jumat (13/8/2021). Foto/SINDOnews/Solichan Arif
A A A
BLITAR - Banjir rob atau banjir yang berasal dari luapan air laut menerjang kawasan pesisir pantai selatan Kabupaten Blitar, Jatim. Di Pantai Tambakrejo, Kecamatan Wonotirto, luapan air laut masuk hingga ke jalan-jalan menuju permukiman warga.

Baca juga: Blitar Gempar Wali Kota Digugat Rp2 M Terkait Izin Hotel Berbintang, Ini Ceritanya

"Iya banjir rob," ujar Sekretaris Camat Wonotirto, Asmuri, Jumat (13/8/2021). Luberan air laut berlangsung sekitar pukul 10.00 Wib. Air yang biasanya hanya berhenti di batas bibir pantai meluap ke jalan-jalan.

Baca juga: Diubah Lagi, Terbang ke Bali Boleh Pakai Rapid Tes Antigen

Pantai Tambakrejo merupakan salah satu kawasan wisata andalan Kabupaten Blitar. Sekitar satu jam, luberan air laut yang disusul gelombang pasang, menggenangi lapak-lapak pedagang makanan dan minuman.

Sejumlah gubuk wisata yang berada di dekat bibir pantai ikut diterjang. Karena derasnya air laut, tidak sedikit gubuk yang posisinya miring. Menurut Asmuri, karena masih dalam situasi perpanjangan PPKM Darurat, saat banjir rob menerjang, tidak ada wisatawan di lokasi.

"Karena memang kawasan wisata pantai masih ditutup. Sekitar pukul 11.00 Wib, situasi berangsur-angsur normal kembali," kata Asmuri. Banjir rob yang berlangsung Jumat ini (13/8/2021) merupakan lanjutan dari Kamis (12/8/2021) kemarin.

Di hari Kamis (12/8/2021) air laut yang meluber ke jalan-jalan berlangsung lebih pagi. Yakni sekitar pukul 09.00 Wib. Bagi masyarakat pesisir selatan fenomena yang terjadi, kata Asmuri sebagai hal biasa. Sehingga tidak ada yang mengungsi. Kendati demikian, di awal datangnya air, pada seketika itu ada juga yang panik.

Namun tidak lama kemudian, berangsur tenang kembali. Warga sudah memahami fenomena rob merupakan siklus rutin setiap tahun. Di bulan Mei 2021 lalu, banjir rob juga menerjang. Air laut juga meluber ke jalan-jalan menuju permukiman warga.

Adanya bangunan tangkis-tangkis pemecah ombak di lokasi pasar pelelangan ikan, membantu mengurangi besarnya gelombang. "Kalau tidak ada tangkis beton, mungkin air yang menerjang bisa lebih besar," terang Asmuri. Bagi warga di luar pesisir pantai selatan, fenomena banjir rob kerap membuat panik.

Sebab saat ini gelombang laut memang relatif tinggi. Angin juga bertiup lebih kencang. Mayoritas nelayan berhenti beraktifitas berburu ikan. Kendati demikian masih ada juga satu dua nelayan yang nekat melaut.

Menurut Asmuri, simulasi penanganan bencana atau mitigasi yang dilakukan petugas kepada warga pesisir pantai selatan, khususnya Tambakrejo terbukti sangat membantu. Warga lebih siap sekaligus tidak mudah panik.

Ketika datang bencana tsunami, warga sudah mengetahui apa yang akan dilakukan. Termasuk bagaimana menyelamatkan keluarga serta benda-benda berharga ke tempat kerabat yang berada pada titik aman. "Simulasi dilakukan tiga bulan lalu saat ramai-ramainya isu tsunami," pungkas Asmuri.
(shf)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.0947 seconds (0.1#10.140)