Bandara Ewer, Asmat Siap untuk Pesawat Berbadan Besar Jenis ATR
loading...
A
A
A
Menurut Decky, direncanakan kedepan penerbangan Wings Air ke Bandara Ewer seminggu dua atau tiga kali.
“Ini adalah awal, dimana nanti direncanakan akan secepatnya menerbangkan secara rutin dan reguler kurang lebih sekitar dua atau tiga kali dalam seminggu dan saya harap kedatangan pesawat Wings Air menjadi lebih baik, dan masyarakat bisa menikmatinya dengan aman dan nyaman,” ucapnya.
Sementara itu Bupati Asmat Elisa Kambu mengatakan, Bandara Ewer awalnya dibangun oleh Keuskupan Merauke. Landasan bandara awalnya hanya dari tanah, kemudian ditingkatkan menggunakan tikar baja. Seiring berjalannya waktu, dimasa kepempinan Bupati Asmat Yuvensius Alfonsius Biakai Bandara Ewer mulai ditingkatkan ke aspal.
"Di masa kepemimpinannya bersama Thomas E. Safanpo, Bandara Ewer menjadi salah satu program utamanya dalam infrastuktur, selain pembangunan rumah sakit,"ujarnya.
Pembangunan landasan bandara kemudian terus dipacu tiap tahunnya hingga akhirnya mencapai 1.650 meter, dan kini telah bisa didarati pesawat jenis ATR.
“Karena doa kita semua, perjuangan kita yang cukup panjang akhirnya hari ini dijawab oleh Tuhan melalui pendaratan pesawat Wings Air pertama di Asmat. Kita bersyukur hanya kepada Tuhan,” kata Elisa.
Elisa menyampaikan terima kasih kepada anggota DPRD dan masyarakat yang telah mendukung dan turut hadir dalam menyambut kedatangan pesawat Wings Air.
“Mudah-mudahan ini menjadi petanda peradaban dan kemajuan di tanah ini. Seperti kita ketahui bahwa perjuangan kita kurang lebih 15 tahun memulai memfasilitasi anggaran untuk bandara, dan dukungan penuh dari bapak Menteri perhubungan,” ujar Elisa.
Elisa menambahkan, Asmat sudah lama dikenal karena budaya dan ciri khasnya, sehingga banyak masyarakat dari luar Asmat ingin datang, namun masih terkendala transportasi. Dengan adanya pesawat ATR Wings Air, maka dapat memudahkan masyarakat yang ingin ke Asmat. Untuk harga tiketnya dari Timika – Ewer Rp500.000, dan Ewer – Merauke Rp1.100.000.
“Ini adalah awal, dimana nanti direncanakan akan secepatnya menerbangkan secara rutin dan reguler kurang lebih sekitar dua atau tiga kali dalam seminggu dan saya harap kedatangan pesawat Wings Air menjadi lebih baik, dan masyarakat bisa menikmatinya dengan aman dan nyaman,” ucapnya.
Sementara itu Bupati Asmat Elisa Kambu mengatakan, Bandara Ewer awalnya dibangun oleh Keuskupan Merauke. Landasan bandara awalnya hanya dari tanah, kemudian ditingkatkan menggunakan tikar baja. Seiring berjalannya waktu, dimasa kepempinan Bupati Asmat Yuvensius Alfonsius Biakai Bandara Ewer mulai ditingkatkan ke aspal.
"Di masa kepemimpinannya bersama Thomas E. Safanpo, Bandara Ewer menjadi salah satu program utamanya dalam infrastuktur, selain pembangunan rumah sakit,"ujarnya.
Pembangunan landasan bandara kemudian terus dipacu tiap tahunnya hingga akhirnya mencapai 1.650 meter, dan kini telah bisa didarati pesawat jenis ATR.
“Karena doa kita semua, perjuangan kita yang cukup panjang akhirnya hari ini dijawab oleh Tuhan melalui pendaratan pesawat Wings Air pertama di Asmat. Kita bersyukur hanya kepada Tuhan,” kata Elisa.
Elisa menyampaikan terima kasih kepada anggota DPRD dan masyarakat yang telah mendukung dan turut hadir dalam menyambut kedatangan pesawat Wings Air.
“Mudah-mudahan ini menjadi petanda peradaban dan kemajuan di tanah ini. Seperti kita ketahui bahwa perjuangan kita kurang lebih 15 tahun memulai memfasilitasi anggaran untuk bandara, dan dukungan penuh dari bapak Menteri perhubungan,” ujar Elisa.
Elisa menambahkan, Asmat sudah lama dikenal karena budaya dan ciri khasnya, sehingga banyak masyarakat dari luar Asmat ingin datang, namun masih terkendala transportasi. Dengan adanya pesawat ATR Wings Air, maka dapat memudahkan masyarakat yang ingin ke Asmat. Untuk harga tiketnya dari Timika – Ewer Rp500.000, dan Ewer – Merauke Rp1.100.000.