6 Bulan Pascagempa, Warga Sulbar Semakin Tangguh
loading...
A
A
A
MAMUJU - Hadir sejak gempa terjadi di Sulawesi Barat di awal tahun 2021, Wahana Visi Indonesia dengan dukungan berbagai pihak telah menjangkau lebih dari 2.000 keluarga di Kabupaten Mamuju dan Majene . Dengan berbagai pelatihan di bidang pendidikan, kesehatan, kesiapsiagaan bencana hingga ekonomi keluarga agar warga kembali bangkit dan pulih kehidupannya.
Gempa yang terjadi pada 15 Januari 2021 lalu mengakibatkan 19.000 orang mengungsi dan merusak berbagai fasilitas umum, demikian juga rumah-rumah warga. Hingga kini, sebagian sekolah yang rusak berat masih belum dibuka, warga yang rumahnya rusak berat juga masih berjuang untuk membangun kembali.
"Semangat warga di Mamuju dan Majene untuk kembali bangkit sangat tinggi. Kami melihat optimisme itu sejak awal respon bencana sampai dengan saat ini. Kami didukung oleh para donor dan sponsor dan bekerja sama dengan berbagai pihak sejak fase tanggap darurat, hingga mengadakan berbagai pelatihan untuk warga. Pelatihan untuk membekali warga dengan keterampilan diadakan di bidang pendidikan, kesehatan, perlindungan anak, hingga kesiapsiagaan bencana. Kami yakin masyarakat kini semakin tangguh dalam menghadapi risiko bencana," kata Direktur Nasional & CEO Wahana Visi Indonesia, Angelina Theodora dalam kegiatan Penutupan Respons Gempa Sulawesi Barat, Kamis (5/8/2021).
WVI bekerja sama dengan Yayasan Karampuang dan Sigap Kerlip di 3 bulan pertama respons di Kabupaten Mamuju dan Kabupaten Majene. Kerja sama juga dilakukan dengan KKP Sendana di Majene pada bulan ke4 hingga ke-6. Hingga kini, Sebanyak 2.749 keluarga di 4 kecamatan dan 13 desa telah menerima manfaat dari program respons bencana yang dilakukan dengan total 12.637 orang, termasuk 5.645 diantaranya adalah anak-anak.
Di masa tanggap darurat, WVI menyalurkan shelter kit, hygiene kit, selimut, paket untuk anak di bawah 2 tahun dan obat-obatan. Di bidang pendidikan, diadakan pelatihan untuk master teacher, pelatihan guru pendamping anak di ruang sahabat anak, pelatihan pengasuhan positif dan sekolah aman bencana di Majene.
WVI juga membangun tenda sementara untuk kegiatan anak, guru dan masyarakat, mendistribusikan 970 permainan anak, 2.000 buku, juga alat tulis.
Di bidang kesehatan, WVI melatih para tenaga kesehatan mengenai pemberian makan bayi dan anak dan juga pelatihan kebun gizi untuk 706 keluarga di 6 desa di Majene. Sebanyak 1.439 keluarga juga mendapat bantuan nontunai senilai total Rp 1,993 miliar di Mamuju dan Majene.
Sarmin, Kepala Seksi Kurikulum Dinas Pendidikan Majene, salah satu peserta Traning of Trainer SPAB mengaku banyak belajar dari pelatihan yang diberikan.
"Perilaku saya berubah dan saya mulai mempersiapkan keluarga saya untuk siaga terhadap bencana. Saya tidak lagi setakut sebelumnya dan bahkan bisa mempersiapkan orang lain juga untuk siaga bencana," tuturnya pada saat memfasilitasi workshop pembuatan dokumen kesiapsiagaan bencana di SMPN 6 Tubo Sendana, Majene.
Gempa yang terjadi pada 15 Januari 2021 lalu mengakibatkan 19.000 orang mengungsi dan merusak berbagai fasilitas umum, demikian juga rumah-rumah warga. Hingga kini, sebagian sekolah yang rusak berat masih belum dibuka, warga yang rumahnya rusak berat juga masih berjuang untuk membangun kembali.
"Semangat warga di Mamuju dan Majene untuk kembali bangkit sangat tinggi. Kami melihat optimisme itu sejak awal respon bencana sampai dengan saat ini. Kami didukung oleh para donor dan sponsor dan bekerja sama dengan berbagai pihak sejak fase tanggap darurat, hingga mengadakan berbagai pelatihan untuk warga. Pelatihan untuk membekali warga dengan keterampilan diadakan di bidang pendidikan, kesehatan, perlindungan anak, hingga kesiapsiagaan bencana. Kami yakin masyarakat kini semakin tangguh dalam menghadapi risiko bencana," kata Direktur Nasional & CEO Wahana Visi Indonesia, Angelina Theodora dalam kegiatan Penutupan Respons Gempa Sulawesi Barat, Kamis (5/8/2021).
WVI bekerja sama dengan Yayasan Karampuang dan Sigap Kerlip di 3 bulan pertama respons di Kabupaten Mamuju dan Kabupaten Majene. Kerja sama juga dilakukan dengan KKP Sendana di Majene pada bulan ke4 hingga ke-6. Hingga kini, Sebanyak 2.749 keluarga di 4 kecamatan dan 13 desa telah menerima manfaat dari program respons bencana yang dilakukan dengan total 12.637 orang, termasuk 5.645 diantaranya adalah anak-anak.
Di masa tanggap darurat, WVI menyalurkan shelter kit, hygiene kit, selimut, paket untuk anak di bawah 2 tahun dan obat-obatan. Di bidang pendidikan, diadakan pelatihan untuk master teacher, pelatihan guru pendamping anak di ruang sahabat anak, pelatihan pengasuhan positif dan sekolah aman bencana di Majene.
WVI juga membangun tenda sementara untuk kegiatan anak, guru dan masyarakat, mendistribusikan 970 permainan anak, 2.000 buku, juga alat tulis.
Di bidang kesehatan, WVI melatih para tenaga kesehatan mengenai pemberian makan bayi dan anak dan juga pelatihan kebun gizi untuk 706 keluarga di 6 desa di Majene. Sebanyak 1.439 keluarga juga mendapat bantuan nontunai senilai total Rp 1,993 miliar di Mamuju dan Majene.
Sarmin, Kepala Seksi Kurikulum Dinas Pendidikan Majene, salah satu peserta Traning of Trainer SPAB mengaku banyak belajar dari pelatihan yang diberikan.
"Perilaku saya berubah dan saya mulai mempersiapkan keluarga saya untuk siaga terhadap bencana. Saya tidak lagi setakut sebelumnya dan bahkan bisa mempersiapkan orang lain juga untuk siaga bencana," tuturnya pada saat memfasilitasi workshop pembuatan dokumen kesiapsiagaan bencana di SMPN 6 Tubo Sendana, Majene.