Pembelajaran Tatap Muka Terbatas di Jawa Timur Tunggu Sampai PPKM Level 1

Rabu, 04 Agustus 2021 - 18:04 WIB
loading...
Pembelajaran Tatap Muka Terbatas di Jawa Timur Tunggu Sampai PPKM Level 1
Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa meninjau vaksinasi di SMKN 1 Kota Mojokerto.Foto/SINDOnews/Tritus Julan.
A A A
MOJOKERTO - Pembelajaran via daring bagi siswa SMA/SMA di Jawa Timur, sepertinya masih akan terus diberlakukan pada tahun ajaran baru 2021-2022. Sebab, sejauh ini Pemerintah Provinsi (Pemprov) belum akan memberlakukan proses pembelajaran tatap muka terbatas seperti yang pernah dilakukan pada masa pandemi COVID-19.

Pemprov Jatim saat ini masih melakukan upaya vaksinasi terhadap siswa baik SMA/SMK se-Jawa Timur. Vaksinasi ini dilakukan sebagai salah satu langkah sebelum pemberlakuan pembelajaran tatap muka terbatas dilakukan, sembari menunggu penyebaran pendemi COVID-19 mereda hingga tiap daerah memberlakukan PPKM Level 1.

"Vaksinasi dulu, sampai dosis kedua tuntas. Baru kita melihat PPKM level 2, 3, dan 4 sampai kemudian level 1. Kalau kemudian kategorinya sudah level 1, maka sudah diperbolehkan pembelajaran tatap muka," kata Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa saat meninjau vaksinasi pelajar di SMKN 1 Kota Mojokerto, Rabu (4/8/2021).

Baca juga: Target Herd Immunity Jawa Timur Pada 17 Agustus 2021 Terancam Meleset

Khofifah mengungkapkan, vaksinasi terhadap siswa SMA/SMK mulai dilakukan hari ini. Ada sebanyak 38 ribu siswa se-Jawa Timur yang hari ini mendapatkan vaksinasi Sinovac. Untuk tahap pertama ini, masing-masing daerah dari 38 Kabupaten/Kota mendapatkan jatah 1.000 dosis vaksin.

"Jadi hari ini Kabupten/Kota masing-masinh sudah mulai melakukan vaksinasi kategori remaja, mulai dari umur 12 tahun. Dulu vaksinasi pertama untuk 18 tahun ke atas. Kemudian vaksinasi berikutnya umur 12 sampai 17 tahun," imbuh mantan Menteri Sosial (Mensos) ini.

Khofifah berharap, proses vaksinasi terhadap siswa SMA/SMK ini bisa dipercepat. Utamnya untuk siswa SMK. Mengingat proses pembelajaran yang dilakukan terhadap siswa SMK tidak cukup dilakukan secara virtual saja, melainkan dibutuhkan kegiatan luar, seperti praktikum maupun magang.

"Terutama untuk SMK, karena membutuhkan praktikum, tidak cukup hanya pembelajaran secara virtual. Oleh karena itu untuk siswa SMK bisa sampai tuntas dua dosis. Kita semua berikhtiar Covid-19 bisa menurun agar kita bisa melaksanakan pembelajaran tatap muka secara beertahap," tukas Khofifah
(msd)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.6024 seconds (0.1#10.140)