Terpuruk, Januari-Juni Cuma 43 Wisman Berlibur ke Bali

Selasa, 03 Agustus 2021 - 10:45 WIB
loading...
Terpuruk, Januari-Juni Cuma 43 Wisman Berlibur ke Bali
ilustrasi
A A A
DENPASAR - Industri pariwisata Bali benar-benar berada di titik nadir. Selama Januari-Juli 2021, cuma 43 wisatawan mancanegara (wisman) berlibur ke pulau dewata.

Jumlah itu merupakan titik terendah dalam sejarah. "Angka kunjungan wisman ini turun 99,996% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya," kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Bali Hanif Yahya ketika dihubungi, Selasa (3/8/2021).

Dia merinci, 43 wisman yang berkunjung ke Bali terjadi pada Januari (10 orang), Februari (12 orang), Maret (3 orang), April (9 orang), Mei (8 orang) dan Juni (1 orang).

Jumlah itu terpaut ekstrem jika dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Pada Januari-Juni 2020, jumlah wisman yang datang ke Bali tercatat 1.069.171 orang.

Baca juga: Tiga Gempa Guncang Mentawai, Satu Rumah Dikabarkan Rusak

Kepala Dinas Pariwisata Bali Putu Astawa yang dihubungi secara terpisah mengakui pariwisata Bali saat ini benar-benar berada dalam titik nadir akibat dampak pandemi COVID-19.

Dia mengatakan pada situasi normal atau sebelum pandemi, kunjungan wisman ke Bali setiap harinya rata-rata mencapai 15 ribu orang. "Pada bulan tertentu bahkan sampai 600 ribu wisman per bulan," paparnya.

Dia menambahkan, pemerintah daerah terus berupaya agar pariwisata bisa segera pulih, terutama dengan menggenjot vaksinasi yang saat ini sudah melebihi target 70% populasi Bali sebanyak 4,3 juta jiwa.

Sebanyak 1.871 usaha pariwisata di Bali juga telah mengantongi sertifikasi CHSE (cleanliness, health, safety and environmental sustainability).

Bali, lanjut Astawa, sebenarnya sudah sangat siap menerima kunjungan wisman. Namun karena Bali masuk dalam aturan PPKM Darurat, kebijakan itu harus diikuti.

Begitu PPKM Darurat selesai, dia berharap pemerintah pusat bisa mempertimbangkan kembali rencana re-open border. "Ini sudah terlalu lama. Tidak cukup kesehatan saja dipikirkan, tapi perlu diseimbangkan dengan ekonomi," ulasnya.
(msd)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2498 seconds (0.1#10.140)