BOR Kembali Turun, Kang Emil: Rumah Sakit 60,17 Persen dan Pusat Isolasi 33,5 Persen
loading...
A
A
A
BANDUNG - Gubernur Jawa Barat (Jabar), Ridwan Kamil menyatakan bahwa tingkat keterisian tempat tidur atau bed occupancy ratio (BOR) di rumah sakit rujukan COVID-19 dan pusat-pusat isolasi terus menurun.
Baca juga: Kejar Herd Immunity, Ridwan Kamil Desak Pusat Percepat Distribusi Vaksin COVID-19
Gubernur yang akrab disapa Kang Emil itu menyebutkan, BOR RS rujukan COVID-19 di Jabar kini sudah berada di angka 60,17%. Sedangkan BOR pusat isolasi berada di angka 33,5%.
Baca juga: Rafael Lulus Tes Bintara Polri Tapi Namanya Hilang, Hillary Lasut: Ini Ada Apa?
"Secara umum ada penurunan jumlah pasien di pusat isolasi maupun rumah sakit. BOR pusat isolasi kami rata-rata di 33,5 persen dan BOR rumah sakit sekitar 60,17 persen," sebut Kang Emil dalam konferensi pers virtual, Kamis (29/7/2021).
Kang Emil meyakinkan, pihaknya terus berupaya menekan jumlah kasus positif aktif, termasuk menekan tingkat kematian pasien COVID-19, khususnya yang tengah menjalani isolasi mandiri (isoman).
Sejumlah upaya pun telah dilakukan, mulai dengan membagikan obat gratis bagi pasien COVID-19 hingga program pinjam pakai tabung oksigen bagi masyarakat yang membutuhkan.
"Ada sekitar 2.000 tabung oksigen dari pemprov sedang bersirkulasi, kemudian telemedicine ada sekitar 2.000 pertanyaan dari warga isoman,” kata dia.
Selain itu, lanjut Kang Emil, pihaknya mengerahkan sekitar 300.000 relawan berbasis RT yang bertugas menelusuri orang yang terkonfirmasi COVID-19.
"Mereka terus memperbarui laporan atau temuan kasus melalui sistem digital tracer. Data ini kemudian disampaikan oleh koordinator untuk dilaporkan kembali ke pusat berbasis puskesmas," terangnya.
Tidak hanya itu, pihaknya pun terus berupaya meningkatkan kapasitas laboratorium kesehatan. Saat ini, kapasitas pengecekan di 126 laboratorium kesehatan yang tersebar di Jabar mencapai 25.000 sampel per hari.
"Kita menargetkan kapasitas bisa terus naik hingga empat kali lipat dari yang ada saat ini," katanya.
Meski begitu, Kang Emil mengakui bahwa tingkat kematian pasien COVID-19 di sejumlah daerah di Jabar terbilang masih tinggi. Dia menyebutkan tiga daerah dengan tingkat kematian tertinggi, yakni Garut, Karawang, dan Tasikmalaya.
"Tingkat kematian kita (Jabar) di 1,5 persen per hari ini, cukup naik dari dari minggu sebelumnya 0,08 persen. Ada tiga kota kabupaten yang tingkat kematiannya tertinggi, yakni Kabupaten Garut 4,08 persen, Kabupaten Karawang 4,02 persen dan Tasikmalaya 3,51 persen," sebutnya.
Sebelumnya, berdasarkan data Kamis (22/7/2021), BOR RS rujukan COVID-19 kembali turun ke angka 75% atau turun cukup signifikan dibandingkan puncaknya pada 4 Juli 2021 yang mencapai 90,69%.
"Berita baik hari ini BOR kami turun terus dari puncaknya di tanggal 4 Juli itu RS kita mencapai 90,69 persen. Hari ini sudah turun menjadi 75,16 persen. Sehingga berita cerita tenda-tenda darurat BNPB seperti di Kota Bekasi itu perlahan sudah mulai akan dibongkar," ujar Ridwan Kamil saat melaporkan penanganan COVID-19 kepada Wakil Presiden Ma'ruf Amin secara virtual, Kamis (22/7/2021).
Baca juga: Kejar Herd Immunity, Ridwan Kamil Desak Pusat Percepat Distribusi Vaksin COVID-19
Gubernur yang akrab disapa Kang Emil itu menyebutkan, BOR RS rujukan COVID-19 di Jabar kini sudah berada di angka 60,17%. Sedangkan BOR pusat isolasi berada di angka 33,5%.
Baca juga: Rafael Lulus Tes Bintara Polri Tapi Namanya Hilang, Hillary Lasut: Ini Ada Apa?
"Secara umum ada penurunan jumlah pasien di pusat isolasi maupun rumah sakit. BOR pusat isolasi kami rata-rata di 33,5 persen dan BOR rumah sakit sekitar 60,17 persen," sebut Kang Emil dalam konferensi pers virtual, Kamis (29/7/2021).
Kang Emil meyakinkan, pihaknya terus berupaya menekan jumlah kasus positif aktif, termasuk menekan tingkat kematian pasien COVID-19, khususnya yang tengah menjalani isolasi mandiri (isoman).
Sejumlah upaya pun telah dilakukan, mulai dengan membagikan obat gratis bagi pasien COVID-19 hingga program pinjam pakai tabung oksigen bagi masyarakat yang membutuhkan.
"Ada sekitar 2.000 tabung oksigen dari pemprov sedang bersirkulasi, kemudian telemedicine ada sekitar 2.000 pertanyaan dari warga isoman,” kata dia.
Selain itu, lanjut Kang Emil, pihaknya mengerahkan sekitar 300.000 relawan berbasis RT yang bertugas menelusuri orang yang terkonfirmasi COVID-19.
"Mereka terus memperbarui laporan atau temuan kasus melalui sistem digital tracer. Data ini kemudian disampaikan oleh koordinator untuk dilaporkan kembali ke pusat berbasis puskesmas," terangnya.
Tidak hanya itu, pihaknya pun terus berupaya meningkatkan kapasitas laboratorium kesehatan. Saat ini, kapasitas pengecekan di 126 laboratorium kesehatan yang tersebar di Jabar mencapai 25.000 sampel per hari.
"Kita menargetkan kapasitas bisa terus naik hingga empat kali lipat dari yang ada saat ini," katanya.
Meski begitu, Kang Emil mengakui bahwa tingkat kematian pasien COVID-19 di sejumlah daerah di Jabar terbilang masih tinggi. Dia menyebutkan tiga daerah dengan tingkat kematian tertinggi, yakni Garut, Karawang, dan Tasikmalaya.
"Tingkat kematian kita (Jabar) di 1,5 persen per hari ini, cukup naik dari dari minggu sebelumnya 0,08 persen. Ada tiga kota kabupaten yang tingkat kematiannya tertinggi, yakni Kabupaten Garut 4,08 persen, Kabupaten Karawang 4,02 persen dan Tasikmalaya 3,51 persen," sebutnya.
Sebelumnya, berdasarkan data Kamis (22/7/2021), BOR RS rujukan COVID-19 kembali turun ke angka 75% atau turun cukup signifikan dibandingkan puncaknya pada 4 Juli 2021 yang mencapai 90,69%.
"Berita baik hari ini BOR kami turun terus dari puncaknya di tanggal 4 Juli itu RS kita mencapai 90,69 persen. Hari ini sudah turun menjadi 75,16 persen. Sehingga berita cerita tenda-tenda darurat BNPB seperti di Kota Bekasi itu perlahan sudah mulai akan dibongkar," ujar Ridwan Kamil saat melaporkan penanganan COVID-19 kepada Wakil Presiden Ma'ruf Amin secara virtual, Kamis (22/7/2021).
(shf)