Kebijakan PPKM Darurat Tak Ganggu Kinerja Ekspor Jatim
loading...
A
A
A
SURABAYA - Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat ( PPKM ) oleh pengusaha dinilai tidak menghambat kegiatan bisnis terutama untuk kinerja ekspor. Pelabuhan yang melayani kegiatan logistik juga beroperasi dengan lancar.
Wakil Ketua Gabungan Perusahaan Ekspor Indonesia (GPEI) Jatim, Ayu Rahayu menyatakan, meski berjalan normal, para pengusaha tetap menyesuaikan dengan kebijakan protokol kesehatan (prokes) secara ketat. Selama ini para pekerja logistik juga sudah terbiasa dengan prokes dan menjaga jarak. “Selama pelaksanaan PPKM Darurat kegiatan bisnis ekspor berjalan dengan normal,” katanya, Selasa (27/7/2021).
Baca juga: Gubernur Khofifah Bantah Tudingan Pemprov Jatim Tutupi Data COVID-19
Sekretaris Asosiasi Persepatuan Indonesia (Aprisindo) Jatim, Ali Mas’ud menambahkan. PPKM tersebut tidak mengganggu kegiatan operasional pabrik. Pabrikan sepatu di Jatim masih tetap beroperasi seperti biasanya dengan prokes ketat. “Saat ini produk alas kaki mengalami peningkatan permintaan terutama dari Amerika Serikat,” ujarnya.
Menurutnya, Amerika Serikat mengalihkan order sepatu ke Indonesia, karena Vietnam kebanjiran permintaan hingga overload. Kondisi ini sebagai dampak dari perang dagang Amerika Serikat dengan China. Saat ini, kata dia, industri sepatu di Jatim lebih banyak mengandalkan pasar ekspor mengingat daya serap dari pasar domestik. “Hal ini akibat belum pulihnya aktivitas masyarakat, termasuk kegiatan anak sekolah yang hanya bisa dilakukan secara daring,” katanya.
Data Badan Pusat Statistik (BPS) Jatim mencatat, selama Januari - Juni 2021 atau semester I, ekspor Jatim mencapai USD10,92 miliar atau naik 13,24% dibandingkan Januari - Juni 2020. Komoditas yang paling banyak diekspor selama periode tersebut adalah komoditas minyak petroleum mentah, yakin 8,94% atau sebesar USD 976,18 juta.
Disusul tembaga dimurnikan berupa katoda dan bagian dari katoda dengan peranan sebesar 7,43% atau sebesar USD811,13 juta. Peringkat ketiga adalah komoditas sisa dan skrap dari logam mulia lainnya dengan peranan sebesar 4,60% atau dengan nilai ekspor sebesar USD 502,03 juta," kata Koordinator Fungsi Statistik Distribusi BPS Jatim, Umar Sjaifudin dalam rilisnya.
Wakil Ketua Gabungan Perusahaan Ekspor Indonesia (GPEI) Jatim, Ayu Rahayu menyatakan, meski berjalan normal, para pengusaha tetap menyesuaikan dengan kebijakan protokol kesehatan (prokes) secara ketat. Selama ini para pekerja logistik juga sudah terbiasa dengan prokes dan menjaga jarak. “Selama pelaksanaan PPKM Darurat kegiatan bisnis ekspor berjalan dengan normal,” katanya, Selasa (27/7/2021).
Baca juga: Gubernur Khofifah Bantah Tudingan Pemprov Jatim Tutupi Data COVID-19
Sekretaris Asosiasi Persepatuan Indonesia (Aprisindo) Jatim, Ali Mas’ud menambahkan. PPKM tersebut tidak mengganggu kegiatan operasional pabrik. Pabrikan sepatu di Jatim masih tetap beroperasi seperti biasanya dengan prokes ketat. “Saat ini produk alas kaki mengalami peningkatan permintaan terutama dari Amerika Serikat,” ujarnya.
Menurutnya, Amerika Serikat mengalihkan order sepatu ke Indonesia, karena Vietnam kebanjiran permintaan hingga overload. Kondisi ini sebagai dampak dari perang dagang Amerika Serikat dengan China. Saat ini, kata dia, industri sepatu di Jatim lebih banyak mengandalkan pasar ekspor mengingat daya serap dari pasar domestik. “Hal ini akibat belum pulihnya aktivitas masyarakat, termasuk kegiatan anak sekolah yang hanya bisa dilakukan secara daring,” katanya.
Data Badan Pusat Statistik (BPS) Jatim mencatat, selama Januari - Juni 2021 atau semester I, ekspor Jatim mencapai USD10,92 miliar atau naik 13,24% dibandingkan Januari - Juni 2020. Komoditas yang paling banyak diekspor selama periode tersebut adalah komoditas minyak petroleum mentah, yakin 8,94% atau sebesar USD 976,18 juta.
Disusul tembaga dimurnikan berupa katoda dan bagian dari katoda dengan peranan sebesar 7,43% atau sebesar USD811,13 juta. Peringkat ketiga adalah komoditas sisa dan skrap dari logam mulia lainnya dengan peranan sebesar 4,60% atau dengan nilai ekspor sebesar USD 502,03 juta," kata Koordinator Fungsi Statistik Distribusi BPS Jatim, Umar Sjaifudin dalam rilisnya.
(msd)