Penduduk Miskin Jabar Tembus 4,2 Juta Jiwa, Kenaikan Tertinggi di Perkotaan

Kamis, 15 Juli 2021 - 16:55 WIB
loading...
Penduduk Miskin Jabar...
Jumlah penduduk miskin di Jabar tercatat terus bertambah imbas pandemi COVID-19. Data BPS per Maret 2021, jumlahnya tembus 4,2 juta jiwa. Foto/Dok.SINDOnews/Ali Masduki
A A A
BANDUNG - Jumlah penduduk miskin di Jawa Barat (Jabar) tercatat terus bertambah, imbas pandemi COVID-19 . Per Maret 2021, jumlah penduduk miskin Jabar tercatat tembus 4,2 juta jiwa.

Baca juga: Penjual Kopi Dijebloskan ke Penjara, Tak Punya Uang Bayar Denda PPKM Darurat

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Jabar , jumlah penduduk miskin mengalami kenaikan dari awalnya 4,19 juta jiwa pada September 2020 menjadi 4,20 juta jiwa pada Maret 2021.

Baca juga: Sejumlah Pekerja Industri Asal Jepang di Karawang Meninggal Karena COVID-19

"Terjadi peningkatan jumlah penduduk miskin sekitar 6,82 ribu jiwa dibandingkan kondisi September 2020. Namun jika dibandingkan dengan keadaan Maret tahun sebelumnya, jumlah penduduk miskin di Jawa Barat mengalami peningkatan sekitar 275 ribu jiwa," kata Kepala BPS Jabar, Dyah Anugrah Kuswardhani, Kamis (15/7/2021).

Berdasarkan daerah tempat tinggal, pada periode September 2020-Maret 2021 jumlah penduduk miskin di daerah perkotaan mengalami kenaikan sebesar 46,10 ribu jiwa. Sedangkan penduduk miskin di daerah perdesaan mengalami penurunan sebesar 39,28 ribu jiwa.

Persentase kemiskinan di perkotaan naik dari 7,79% pada September 2020 menjadi 7,82% pada Maret 2021. Sedangkan yang di perdesaan turun dari 10,64% pada September 2020 menjadi 10,46% pada periode Maret 2021.

Menurut Dyah, kenaikan jumlah penduduk miskin tak lepas dari angka atau Garis Kemiskinan (GK) Jawa Barat yang mengalami peningkatan. Yaitu naik sebesar 2,82 persen dari Rp415.682 per kapita per bulan pada September 2020 menjadi Rp427.402 per kapita per bulan. Penduduk dengan pengeluaran di bawah angka tersebut masuk kategori miskin.

"Peran komoditi makanan terhadap garis kemiskinan masih jauh lebih besar dibandingkan peran komoditi bukan makanan. Secara total peran komoditi makanan sebesar 73,60 persen. Angka ini naik jika dibanding keadaan September 2020 yang sebesar 73,54 persen," ujarnya.
(shf)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2478 seconds (0.1#10.140)