Di Tengah Terjangan Pandemi COVID-19, PTPN V Raih Laba Tertinggi Dalam Sejarah
loading...
A
A
A
PEKANBARU - Di tengah terjangan badai pandemi COVID-19, PT Perkebunan Nusantara (PTPN) V Pekanbaru, berhasil membukukan laba tertinggi sepanjang sejarah perusahaan BUMN perkebunan itu berdiri, yakni mencapai Rp417 miliar sepanjang tahun 2020.
Chief Executive Officer PTPN V , Jatmiko K Santosa mengatakan, prestasi yang diraih selama tahun pandemi itu merupakan buah dari persistensi dan konsistensi PTPN V dalam melakukan transformasi serta efesiensi secara berkesinambungan sepanjang dua tahun terakhir.
"Alhamdulillah, transformasi dan konsistensi PTPN V dalam dua tahun terakhir berhasil membawa perusahaan ini meraih laba Rp417 miliar, yang merupakan laba tertinggi sepanjang sejarah kita berdiri," katanya Minggu (11/7/2021).
Pencapaian yang telah disampaikan dan disepakati pada Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) beberapa waktu lalu. Jatmiko mengatakan bahwa hal tersebut menjadi awal yang baik bagi perusahaan untuk menapaki tahun 2021 yang masih dalam bayang-bayang badai pandemi.
Ia menjelaskan transformasi yang terus dikedepankan dan menjadi strategi perusahaan menghadapi beragam tantangan. Transformasi dilakukan menyeluruh dengan titik berat pada tata kelola dan sumber daya manusia.
Selanjutnya, transformasi digital menjadi pendekatan strategis lainnya yang diusung ke PTPN V . Teknologi dan digitalisasi diusung dalam upaya meningkatkan kapasitas sumber daya manusia yang ada sehingga aktivitas operasional perusahaan menjadi jauh lebih efektif dan efesien.
"Hasilnya, di tengah badai pandemi COVID-19 2020 lalu, pendapatan bersih PTPN V melejit hingga 620 persen dibandingkan dengan tahun 2019 sebesar Rp67,29 miliar," ujarnya.
Secara keseluruhan, ia menyampaikan bahwa total pendapatan perusahaan di tahun 2020 mencapai Rp5,32 triliun. Angka itu meningkat 28,78 persen dibandingkan dengan tahun 2019. Begitu juga dengan pendapatan sebelum depresiasi dan amortisasi atau EBITDA yang tercatat mencapai Rp1,28 triliun atau melesat 74,91persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Menurut Jatmiko, pencapaian tersebut tidak hanya karena harga komoditas yang membaik di tahun 2020. "Harga komoditas memberi kontribusi hingga 69 persen atas peningkatan laba, sementara 31 persen peningkatan laba merupakan hasil jerih payah seluruh insan Perusahaan dalam upaya menjalan best practices dan efisiensi," ungkapnya lagi.
Dengan luas lahan menghasilkan mencapai 66,75 ribu hektare dan produktivitas TBS (tandan buah segar) PTPN V yang mencapai 22,87 ton/hektare, perusahaan plat merah itu berhasil memproduksi 1,59 juta ton sawit. Angka itu meningkat 0,46 persen dibandingkan tahun sebelumnya.
Selain dari kebun inti, PTPN V sebagai perusahaan negara juga menyerap TBS masyarakat. Sehingga, total TBS yang diolah PTPN V menjadi CPO mencapai 2,54 juta ton. "40 persen produksi CPO PTPN V berasal dari buah sawit masyarakat. Dengan begitu, total jumlah produksi TBS kebun sendiri dan pembelian dari plasma sepanjang 2020 lalu mencapai 2,54 juta ton," urai Jatmiko.
Dari jumlah tersebut, sawit yang diolah menjadi CPO tercatat sebesar 543,02 ribu ton atau meningkat 8,99 persen dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Begitu juga dengan produksi minyak inti sawit yang mencapai 107,85 ribu ton atau melonjak 10,29 persen dibandingkan 2019. PTPN V merupakan perusahaan BUMN yang bergerak dalam tanaman kelapa sawit dan karet di Riau.
Chief Executive Officer PTPN V , Jatmiko K Santosa mengatakan, prestasi yang diraih selama tahun pandemi itu merupakan buah dari persistensi dan konsistensi PTPN V dalam melakukan transformasi serta efesiensi secara berkesinambungan sepanjang dua tahun terakhir.
"Alhamdulillah, transformasi dan konsistensi PTPN V dalam dua tahun terakhir berhasil membawa perusahaan ini meraih laba Rp417 miliar, yang merupakan laba tertinggi sepanjang sejarah kita berdiri," katanya Minggu (11/7/2021).
Pencapaian yang telah disampaikan dan disepakati pada Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) beberapa waktu lalu. Jatmiko mengatakan bahwa hal tersebut menjadi awal yang baik bagi perusahaan untuk menapaki tahun 2021 yang masih dalam bayang-bayang badai pandemi.
Ia menjelaskan transformasi yang terus dikedepankan dan menjadi strategi perusahaan menghadapi beragam tantangan. Transformasi dilakukan menyeluruh dengan titik berat pada tata kelola dan sumber daya manusia.
Selanjutnya, transformasi digital menjadi pendekatan strategis lainnya yang diusung ke PTPN V . Teknologi dan digitalisasi diusung dalam upaya meningkatkan kapasitas sumber daya manusia yang ada sehingga aktivitas operasional perusahaan menjadi jauh lebih efektif dan efesien.
"Hasilnya, di tengah badai pandemi COVID-19 2020 lalu, pendapatan bersih PTPN V melejit hingga 620 persen dibandingkan dengan tahun 2019 sebesar Rp67,29 miliar," ujarnya.
Secara keseluruhan, ia menyampaikan bahwa total pendapatan perusahaan di tahun 2020 mencapai Rp5,32 triliun. Angka itu meningkat 28,78 persen dibandingkan dengan tahun 2019. Begitu juga dengan pendapatan sebelum depresiasi dan amortisasi atau EBITDA yang tercatat mencapai Rp1,28 triliun atau melesat 74,91persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Menurut Jatmiko, pencapaian tersebut tidak hanya karena harga komoditas yang membaik di tahun 2020. "Harga komoditas memberi kontribusi hingga 69 persen atas peningkatan laba, sementara 31 persen peningkatan laba merupakan hasil jerih payah seluruh insan Perusahaan dalam upaya menjalan best practices dan efisiensi," ungkapnya lagi.
Dengan luas lahan menghasilkan mencapai 66,75 ribu hektare dan produktivitas TBS (tandan buah segar) PTPN V yang mencapai 22,87 ton/hektare, perusahaan plat merah itu berhasil memproduksi 1,59 juta ton sawit. Angka itu meningkat 0,46 persen dibandingkan tahun sebelumnya.
Selain dari kebun inti, PTPN V sebagai perusahaan negara juga menyerap TBS masyarakat. Sehingga, total TBS yang diolah PTPN V menjadi CPO mencapai 2,54 juta ton. "40 persen produksi CPO PTPN V berasal dari buah sawit masyarakat. Dengan begitu, total jumlah produksi TBS kebun sendiri dan pembelian dari plasma sepanjang 2020 lalu mencapai 2,54 juta ton," urai Jatmiko.
Dari jumlah tersebut, sawit yang diolah menjadi CPO tercatat sebesar 543,02 ribu ton atau meningkat 8,99 persen dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Begitu juga dengan produksi minyak inti sawit yang mencapai 107,85 ribu ton atau melonjak 10,29 persen dibandingkan 2019. PTPN V merupakan perusahaan BUMN yang bergerak dalam tanaman kelapa sawit dan karet di Riau.
(eyt)