Awan berbentuk UFO yang Muncul di Langit Banda Aceh BMKG Sebut Berbahaya

Rabu, 07 Juli 2021 - 10:18 WIB
loading...
Awan berbentuk UFO yang Muncul di Langit Banda Aceh BMKG Sebut Berbahaya
BMKG menegaskan fenomena awan mirip unidentified fliying object (UFO) yang terlihat di langit di kawasan Desa Punge, Kecamatan Jaya Baru, Kota Banda Aceh pada Selasa (6/7/2021) sore termasuk awan yang berbahaya bagi penerbangan. Foto Antara
A A A
MEULABOH - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menegaskan fenomena awan mirip unidentified fliying object (UFO) yang terlihat di langit di kawasan Desa Punge, Kecamatan Jaya Baru, Kota Banda Aceh pada Selasa (6/7/2021) sore termasuk awan yang berbahaya bagi penerbangan.

“Awan berbentuk UFO ini disebut wan Lenticularis atau biasa disebut awan topi atau awan tudung. Bagi penerbangan dampaknya sangat berbahaya,” kata Prakirawan Stasiun BMKG Meulaboh-Nagan Raya Rezky P Hartiwi di Meulaboh, Rabu (7/7/2021).

Sebelumnya, masyarakat di Kota Banda Aceh sepanjang Selasa sore hingga malam dihebohkan dengan fenomena alam awan berbentuk UFO.

Baca : Polewali Mandar Gempar, Ada Awan Berbentuk Tsunami Menggantung di Pesisir Pantai


Awan ini diabadikan warga menggunakan telepon selular dan menjadi perbincangan hangat di media sosial hingga Rabu siang.

Ia menjelaskan awan Lenticularis sangat berbahaya bagi pesawat terbang karena bisa menyebabkan turbulensi atau goncangan secara vertikal yang kuat, karena pesawat bisa mengalami penurunan tekanan udara secara drastis.

"Khusus bagi pesawat yang terbang dengan level ketinggian yang rendah, biasanya pilot sangat menghindari awan Lenticularis ini," katanya.

Sedangkan dampak bagi masyarakat, kata dia, biasanya awan tersebut dapat menyebabkan terjadinya angin kencang, dan hujan. Namun seiring berjalannya waktu awan ini akan luruh.

“Kalau untuk masyarakat menghindari awan ini biasanya harus tetap di dalam rumah ya, kalaupun ada yang mengharuskan beraktivitas di luar, dimohon untuk tetap waspada dan hati-hati,” imbaunya.

Rezky P Hartiwi juga menjelaskan awan ini biasanya tumbuh di sekitar gunung atau bukit akibat hembusan angin di kawasan pegunungan.

“Awan Lenticularis ini dapat menyebabkan adanya turbulensi atau putaran angin secara vertikal yang kuat, sehingga sangat berbahaya bagi penerbangan dengan level rendah,” tandasnya.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.4343 seconds (0.1#10.140)