Demokrat Sulsel Butuh Sosok Pendongkrak Perolehan Kursi
loading...
A
A
A
MAKASSAR - Dua figur terus bersaing memperebutkan kursi ketua DPD Demokrat Sulsel menjelang musyawarah daerah (musda). Sekali pun DPP belum menerbitkan jadwal pelaksanaan agenda tersebut.
Dua nama yang bersaing ialah Ni’matullah dan Ilham Arief Sirajuddin. Baik Ulla dan IAS sapaan keduanya, sama-sama memiliki kans yang kuat untuk memimpin Partai Demokrat Sulsel .
Baca Juga: DPRD Sulsel
“Sebenarnya kan Pak IAS sudah terukur dalam membesarkan partai saat dia menjadi ketua partai. Begitu juga dengan Pak Ulla yang sudah menunjukkan prestasi-prestasi. Tentu daerah sudah bisa mengukur itu, siapa yang memiliki kompetensi. Keduanya sudah berhasil membesarkan Demokrat, baik Pak IAS dan Pak Ulla,” jelasnya.
Firdaus bilang, soal loyalitas keduanya juga sudah terjamin. Ulla yang memasang badan di Sulsel saat Partai Demokrat diterpa masalah kongres luar biasa (KLB). Membuat Sulsel tak banyak pengaruhnya saat gerakan pengambilalihan partai tersebut.
“Memang Pak Ulla itu sudah tepat sikapnya ketika itu, meski agak sedikit berlebihan, ketika menyebutkan kata baku tikam itu. Tapi itu membuktikan bahwa dia loyal,” paparnya.
Baca Juga: UIN Alauddin Makassar
Menurutnya, DPP harus mempertimbangkan siapa di antara dua tokoh ini yang lebih cocok mengembangkan Partai Demokrat ke depan, melihat partai besutan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) ini merupakan partai oposisi di pemerintahan saat ini.
“Kita harus melihat bahwa Demokrat hari ini sudah berbeda saat masanya SBY, ketika jadi partai penguasa. Untuk itu, bagaimana cara menghidupkannya, bagaimana cara membesarkan partai ini. Itu lah yang jadi pertimbangan DPP. Jadi bukan hanya loyalitas, tapi sangat tergantung pada kemampuannya memanage partai untuk menjadikannya partai besar,” ungkapnya.
Baca Juga: Partai Demokrat
Lihat Juga: Komposisi Bacaleg Demokrat di Sulsel Harus Direstui Ketua DPD
Dua nama yang bersaing ialah Ni’matullah dan Ilham Arief Sirajuddin. Baik Ulla dan IAS sapaan keduanya, sama-sama memiliki kans yang kuat untuk memimpin Partai Demokrat Sulsel .
Baca Juga: DPRD Sulsel
“Sebenarnya kan Pak IAS sudah terukur dalam membesarkan partai saat dia menjadi ketua partai. Begitu juga dengan Pak Ulla yang sudah menunjukkan prestasi-prestasi. Tentu daerah sudah bisa mengukur itu, siapa yang memiliki kompetensi. Keduanya sudah berhasil membesarkan Demokrat, baik Pak IAS dan Pak Ulla,” jelasnya.
Firdaus bilang, soal loyalitas keduanya juga sudah terjamin. Ulla yang memasang badan di Sulsel saat Partai Demokrat diterpa masalah kongres luar biasa (KLB). Membuat Sulsel tak banyak pengaruhnya saat gerakan pengambilalihan partai tersebut.
“Memang Pak Ulla itu sudah tepat sikapnya ketika itu, meski agak sedikit berlebihan, ketika menyebutkan kata baku tikam itu. Tapi itu membuktikan bahwa dia loyal,” paparnya.
Baca Juga: UIN Alauddin Makassar
Menurutnya, DPP harus mempertimbangkan siapa di antara dua tokoh ini yang lebih cocok mengembangkan Partai Demokrat ke depan, melihat partai besutan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) ini merupakan partai oposisi di pemerintahan saat ini.
“Kita harus melihat bahwa Demokrat hari ini sudah berbeda saat masanya SBY, ketika jadi partai penguasa. Untuk itu, bagaimana cara menghidupkannya, bagaimana cara membesarkan partai ini. Itu lah yang jadi pertimbangan DPP. Jadi bukan hanya loyalitas, tapi sangat tergantung pada kemampuannya memanage partai untuk menjadikannya partai besar,” ungkapnya.
Baca Juga: Partai Demokrat
Lihat Juga: Komposisi Bacaleg Demokrat di Sulsel Harus Direstui Ketua DPD