Penanganan Covid-19 Kota Makassar Perlu Dievaluasi
loading...
A
A
A
MAKASSAR - Penanganan kasus Covid-19 di Kota Makassar saat ini masih perlu dievaluasi. Sebab, meski kasus harian dilaporkan kecil, namun laporan mingguan justru masih mengalami peningkatan dalam lima pekan terakhir.
Hal tersebut dikemukakan Ahli Epidemiologi Unhas , Ansariadi. Menurutnya, laporan mingguan yang mengalami peningkatan dalam lima pekan terakhir perlu diantisipasi dini oleh pemerintah kota agar kasus ke depannya tetap terkontrol.“Jumlah kasus per minggu ini masih terus meningkat di Makassar sejak lima minggu terakhir," tuturnya.
Baca Juga: Covid-19
Dia meminta agar pemkot mewaspadai peningkatan kasus di luar daerah, hal ini perlu intens diinformasikan ke masyarakat. Dia juga meminta agar pemkot mengevaluasi upaya penanganan Covid-19 , utamanya upaya tracking, testing dan isolasi.
Baca Juga: Covid
Dia juga meminta agar swab massal di Puskesmas kembali diintensifkan. “Jadi menyiapkan semua Puskesmas untuk bisa melakukan swab massal kembali dan menginformasikan ke masyarakat untuk segera ke Puskesmas jika ada gejala atau pernah kontak dengan orang yang diketahui positif Covid-19 ," tuturnya.
Lebih jauh beberapa kasus juga memerlukan penanganan khusus, seperti kasus Apartemen Sudirman. Menurutnya pemkot perlu mengivestigasi kasus tersebut.“Apakah pekerja ini tertular di daerahnya baru datang ke Makassar. Atau mereka tertular di Makassar ada super spreader. Jadi perlu dicek kapan tibanya mereka di Makassar," tuturnya.
Baca Juga: Covid-19
Menanggapi lonjakan kasus di Kota Makassar, Wali Kota Makassar, Moh Ramdhan Pomanto memastikan akan meniadakan aktivitas malam Minggu jika kasus harian mencapai 50 kasus. Hal ini guna mengurangi tingkat penularan Covid-19 . Apalagi akhir pekan mobilitas masyarakat dianggap meningkat.“Jadi khusus untuk malam Minggu saya matikan (aktivitas) kalau sampai 50 kasus per hari,” tegasnya.
Selain itu, ditemukannya varian baru Covid Delta India yang menyebar di beberapa daerah ikut menjadi perhatian Pemkot Makassar. Wali Kota Makassar mengatakan tengah mengadakan alat jenis PCR yang diklaim mampu mendeteksi varian baru. “Saya lagi mengadakan. Kan kami dapat PCR, ada PCR yang jenis terbaru, kan bisa menganut varian baru," ucapnya.
Hanya saja dirinya belum sesumbar terkait jumlahnya. Wali Kota mengatakan tengah menganggarkan pengadaan tersebut lewat biaya tak terduga (BTT). Selain PCR dia juga tengah mempertimbangkan alat deteksi lain yang dianggap mampu mendeteksi varian baru yaitu genom sequence.
Baca juga:Program Vaksinasi Gotong Royong di Makassar Minim Peminat
Sementara itu, Plt Dinas Kesehatan Kota Makassar, Andi Hadijah Iriani mengatakan, tengah mengupayakan hadirnya laboratorium untuk mendeteksi varian baru tersebut. Lokasinya di RS Daya, di mana tengah dipersiapkan dalam dua pekan ke depan.
“Insyaallah kita sementara mengupayakan laboratorium yang dapat mendeteksi varian-varian baru. Ini sementara lagi diupayakan di rumah sakit umum daerah Kota Makassar di Daya, insyaallah selesai dua minggu ke depan," katanya. (Ashari Prawira Negara/Syachrul Arsyad)
Hal tersebut dikemukakan Ahli Epidemiologi Unhas , Ansariadi. Menurutnya, laporan mingguan yang mengalami peningkatan dalam lima pekan terakhir perlu diantisipasi dini oleh pemerintah kota agar kasus ke depannya tetap terkontrol.“Jumlah kasus per minggu ini masih terus meningkat di Makassar sejak lima minggu terakhir," tuturnya.
Baca Juga: Covid-19
Dia meminta agar pemkot mewaspadai peningkatan kasus di luar daerah, hal ini perlu intens diinformasikan ke masyarakat. Dia juga meminta agar pemkot mengevaluasi upaya penanganan Covid-19 , utamanya upaya tracking, testing dan isolasi.
Baca Juga: Covid
Dia juga meminta agar swab massal di Puskesmas kembali diintensifkan. “Jadi menyiapkan semua Puskesmas untuk bisa melakukan swab massal kembali dan menginformasikan ke masyarakat untuk segera ke Puskesmas jika ada gejala atau pernah kontak dengan orang yang diketahui positif Covid-19 ," tuturnya.
Lebih jauh beberapa kasus juga memerlukan penanganan khusus, seperti kasus Apartemen Sudirman. Menurutnya pemkot perlu mengivestigasi kasus tersebut.“Apakah pekerja ini tertular di daerahnya baru datang ke Makassar. Atau mereka tertular di Makassar ada super spreader. Jadi perlu dicek kapan tibanya mereka di Makassar," tuturnya.
Baca Juga: Covid-19
Menanggapi lonjakan kasus di Kota Makassar, Wali Kota Makassar, Moh Ramdhan Pomanto memastikan akan meniadakan aktivitas malam Minggu jika kasus harian mencapai 50 kasus. Hal ini guna mengurangi tingkat penularan Covid-19 . Apalagi akhir pekan mobilitas masyarakat dianggap meningkat.“Jadi khusus untuk malam Minggu saya matikan (aktivitas) kalau sampai 50 kasus per hari,” tegasnya.
Selain itu, ditemukannya varian baru Covid Delta India yang menyebar di beberapa daerah ikut menjadi perhatian Pemkot Makassar. Wali Kota Makassar mengatakan tengah mengadakan alat jenis PCR yang diklaim mampu mendeteksi varian baru. “Saya lagi mengadakan. Kan kami dapat PCR, ada PCR yang jenis terbaru, kan bisa menganut varian baru," ucapnya.
Hanya saja dirinya belum sesumbar terkait jumlahnya. Wali Kota mengatakan tengah menganggarkan pengadaan tersebut lewat biaya tak terduga (BTT). Selain PCR dia juga tengah mempertimbangkan alat deteksi lain yang dianggap mampu mendeteksi varian baru yaitu genom sequence.
Baca juga:Program Vaksinasi Gotong Royong di Makassar Minim Peminat
Sementara itu, Plt Dinas Kesehatan Kota Makassar, Andi Hadijah Iriani mengatakan, tengah mengupayakan hadirnya laboratorium untuk mendeteksi varian baru tersebut. Lokasinya di RS Daya, di mana tengah dipersiapkan dalam dua pekan ke depan.
“Insyaallah kita sementara mengupayakan laboratorium yang dapat mendeteksi varian-varian baru. Ini sementara lagi diupayakan di rumah sakit umum daerah Kota Makassar di Daya, insyaallah selesai dua minggu ke depan," katanya. (Ashari Prawira Negara/Syachrul Arsyad)
(luq)