Ini Alasan Ridwan Kamil Larang Wisatawan Luar Daerah ke Bandung Raya
loading...
A
A
A
Apalagi, lanjutnya, varian baru COVID-19 dilaporkan sudah masuk ke beberapa daerah, seperti kasus varian baru COVID-19 di wilayah Jawa Tengah dan DKI Jakarta.
"Ini memang tidak nyaman. Ilmu kita tentang COVID-19 juga tidak paripurna tiap saat ada varian baru. Di Jawa Tengah sedang mengganas, Jakarta juga sudah hadir (varian baru)," sebutnya.
Menurutnya, penerapan zonasi COVID-19 sangat penting, agar ekonomi tetap bisa bergerak. Bagi daerah berstatus zona merah, maka aktivitas masyarakat dibatasi, sedangkan zona oranye dan kuning tetap diizinkan membuka aktivitas ekonomi dengan penerapan protokol kesehatan yang ketat.
"Itulah pentingnya ada zonasi merah, oranye, kuning. Merah kita tahan, ekonomi (di zona) kuning ya dipersilakan. Semua (pelarangan dan pembatasan) ini terjadi hanya di zona merah. Jawa barat tidak semua zona merah, hanya Bandung Raya yang sedang dikepung zona merah," tandasnya.
Sebelumnya, Ridwan Kamil yang juga Ketua Satuan Tugas (Satgas) Penanganan COVID-19 Jabar akhirnya memutuskan menarik rem darurat seiring memburuknya penanganan COVID-19 di kawasan Bandung Raya.
Keputusan tersebut diambil menyusul lonjakan kasus COVID-19 di kawasan yang meliputi Kota Bandung, Kota Cimahi, Kabupaten Bandung, Kabupaten Bandung Barat, dan Kabupaten Sumedang itu. Bahkan, dua wilayah di antaranya, yakni Kabupaten Bandung dan KBB kini berstatus zona merah COVID-19.
Pihaknya mengintruksikan pemberlakuan kembali kebijakan work from home (WFH) dengan porsi kehadiran fisik hanya 25 persen sesuai intruksi menteri dalam negeri (mendagri). Selain itu, Kang Emil juga menutup akses wisatawan di Bandung Raya selama tujuh hari ke depan, terutama di wilayah Kabupaten Bandung dan KBB yang memang kerap dikunjungi wisatawan dari berbagai daerah, termasuk DKI Jakarta.
"Saya imbau wisatawan yang biasanya mayoritas dari DKI Jakarta kami minta untuk tidak datang selama tujuh hari ke depan ke wilayah Bandung raya. Sehingga, kondisi siaga satu ini dipahami secara jelas bahwa kami sedang mengerem darurat untuk mengendalikan situasi yang memang terbukti oleh libur panjang mudik yang menghasilkan lonjakan luar biasa," tegasnya seusai Rapat Koordinasi Satgas Penanganan COVID-19 Jabar di Makodam III/Siliwangi, Kota Bandung, Selasa (15/6/2021).
"Ini memang tidak nyaman. Ilmu kita tentang COVID-19 juga tidak paripurna tiap saat ada varian baru. Di Jawa Tengah sedang mengganas, Jakarta juga sudah hadir (varian baru)," sebutnya.
Menurutnya, penerapan zonasi COVID-19 sangat penting, agar ekonomi tetap bisa bergerak. Bagi daerah berstatus zona merah, maka aktivitas masyarakat dibatasi, sedangkan zona oranye dan kuning tetap diizinkan membuka aktivitas ekonomi dengan penerapan protokol kesehatan yang ketat.
"Itulah pentingnya ada zonasi merah, oranye, kuning. Merah kita tahan, ekonomi (di zona) kuning ya dipersilakan. Semua (pelarangan dan pembatasan) ini terjadi hanya di zona merah. Jawa barat tidak semua zona merah, hanya Bandung Raya yang sedang dikepung zona merah," tandasnya.
Sebelumnya, Ridwan Kamil yang juga Ketua Satuan Tugas (Satgas) Penanganan COVID-19 Jabar akhirnya memutuskan menarik rem darurat seiring memburuknya penanganan COVID-19 di kawasan Bandung Raya.
Keputusan tersebut diambil menyusul lonjakan kasus COVID-19 di kawasan yang meliputi Kota Bandung, Kota Cimahi, Kabupaten Bandung, Kabupaten Bandung Barat, dan Kabupaten Sumedang itu. Bahkan, dua wilayah di antaranya, yakni Kabupaten Bandung dan KBB kini berstatus zona merah COVID-19.
Pihaknya mengintruksikan pemberlakuan kembali kebijakan work from home (WFH) dengan porsi kehadiran fisik hanya 25 persen sesuai intruksi menteri dalam negeri (mendagri). Selain itu, Kang Emil juga menutup akses wisatawan di Bandung Raya selama tujuh hari ke depan, terutama di wilayah Kabupaten Bandung dan KBB yang memang kerap dikunjungi wisatawan dari berbagai daerah, termasuk DKI Jakarta.
"Saya imbau wisatawan yang biasanya mayoritas dari DKI Jakarta kami minta untuk tidak datang selama tujuh hari ke depan ke wilayah Bandung raya. Sehingga, kondisi siaga satu ini dipahami secara jelas bahwa kami sedang mengerem darurat untuk mengendalikan situasi yang memang terbukti oleh libur panjang mudik yang menghasilkan lonjakan luar biasa," tegasnya seusai Rapat Koordinasi Satgas Penanganan COVID-19 Jabar di Makodam III/Siliwangi, Kota Bandung, Selasa (15/6/2021).
(shf)