Viral, Warga Yenbeser Jamu 7 Pekerja Bangunan yang Tak Mudik Lebaran

Senin, 25 Mei 2020 - 10:09 WIB
loading...
Viral, Warga Yenbeser Jamu 7 Pekerja Bangunan yang Tak Mudik Lebaran
Warga Desa Yenbeser, Distrik Waigo Selatan, Kabupaten Raja Ampat, merayakan Lebaran bersama 7 pekerja bangunan muslim yang tidak bisa mudik ke Jawa.Foto/iNews TV/Chanry Andrew S
A A A
WAISAI - Warga Desa Yenbeser, Distrik Waigo Selatan, Kabupaten Raja Ampat, Papua Barat, memberikan jamuan makan pada saat Hari Raya Idul Ftri kepada 7 pekerja bangunan. Tindakan warga tersebut viral di media sosial (medsos) Facebook.

Tujuh pekerja bangunan itu, berada di Yenbeser karena terlibat pembangunan gereja. Warga Desa Yenbeser beragama nasrani, sementara 7 pekerja bangunan tersebut beragama Islam. Mereka tidak bisa pulang ke kampung halamannya di Pulau Jawa saat Lebaran, karena kebijakan kebijakan daerah menutup semua akses masuk dan keluar orang dari wilayah Kabupaten Raja Ampat.

Warga Desa Yenbeser yang tergabung dalam panitia pembangunan gereja, bersepakat menyiapkan segala sesuatunya berkaitan dengan konsumsi. Menu sederhana untuk merayakan Hari Raya Idul Fitri disiapkan warga.

Raut wajah bahagia tidak dapat disembunyikan dari ketujuh pekerja bangunan itu, walaupun tak bisa merayakan Lebaran bersama keluarga di kampung halamannya, namun masih ada saudara-saudara mereka umat Nasrani yang jauh di sebuah desa di Kabupaten Raja Ampat yang masih mau peduli.

Dalam unggahan video dan beberapa foto tersebut, Zeth Dimara menuliskan perayaan Hari Raya Idul Fitri bersama tujuh pekerja bangunan yang beragama Islam.

"Karena Corona (COVID-19) mereka tidak pulang Lebaran, maka panitia pembangunan gereja dan jemaat Gereja Martin Luter Yenbeser menjadi bagian dari keluarga mereka menyiapkan segala sesuatu yg berkaitan dengan konsumsi demi perayaan "IDUL FITRI " di kampung Yenbeser Bersama 7 saudara tukang yg muslim...MOHON MAAF LAHIR DAN BATIN."jelas Zeth dalam keterangan unggahan foto dan videonya.

Menurut Zeth, ada satu sukacita besar bagi umat kristiani di desa itu, karena usai ibadah gereja hari Minggu, bertepatan dengan perayaan hari Raya Idul Fitri, mereka sebagai umat NASARANI bersama ketujuh pekerja bangunan merayakan hari kemenangan umat muslim.

"Suatu suka cita besar hari ini, tgl 24 mei 2020, Jemaat GKI Martin Luther Yenbeser merayakan hari kemenangan " IDUL FITRI" bersama ke tujuh saudara para tukang yang mengerjakan Gedung Gereja Baru di Kampung Yenbeser...semua alah kadar/Konsumsi di tanggung panitia pembangunan dan Jemaat. Bangsa yang besar adalah bangsa yang saling menghargai dan menghormati sesamanya. Tuhan itu baik dan mencintai Umat manusia." Ungkap Zeth Dimara dalam postingannya.

Sederhana tapi bermakna, karena ada kebahagiaan tersendiri yg di rasakan. Semoga apa yg kami lakukan menjadi berkat berupa berita yang baik bagi sesama.Amin." tambahnya.

Dalam video itu, seorang pekerja bangunan yang belum diketahui namanya, dengan haru menyampaikan ucapan terima kasih bagi masyarakat desa Yenbeser. Dimana walaupun dengan keterbatasan yang ada, masih tetap peduli dengan mereka sebagai pekerja bangunan yang terpaksa tertahan di desa itu akibat adanya pembatasan wilayah.

"Saat siang hari ini, kami tidak bisa membalas suatu apapun, hanya bisa mengucapkan terima kasih, terimakasih dan terima kasih begitu saja sambutan dari saya" ungkap salah seorang pekerja bangunan.

Sontak saja, postingan Zeth Dimara tentang hidup bertoleransi dalam perayaan Idul Fitri di Desa Yenbeser bersama tujuh pekerja bangunan mendapat apresiasi dari ratusan netizen.

Mereka salut dengan contoh toleransi umat beragama di Desa Yenbeser. Apalagi di masa pandemik ini, masyarakat setempat tetap menjaga kehidupan toleransi umat beragama dan saling melayani dengan penuh ketulusan.
(zil)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1018 seconds (0.1#10.140)