Terdampak Corona, 9 Perusahaan di Purbalingga PHK 1.300 Pekerja
loading...
A
A
A
PURBALINGGA - Sembilan perusahaan di Kabupaten Purbalingga melaporkan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap ribuan pekerjanya akibat pandemi virus corona jenis baru, Covid-19.
Berdasarkan data Dinas Tenaga Kerja Purbalingga, total pekerja yang di-PHK mencapai 1.300 orang. Ribuan pekerja tersebut berasal dari sembilan perusahaan seperti perusahaan mainan dan pabrik kayu. Namun, pekerja yang paling banyak di-PHK yakni dari pabrik rambut palsu dan bulu mata palsu.
Sejak pendemi corona, jumlah ekspor produk bulu mata dan rambut palsu ke luar negeri menurun drastis. Perusahaan menyiasati dengan mengurangi produksi dan mengurangi jumlah pekerja.
Sekretaris Dinas Tenaga Kerja Purbalingga Tukimin berharap jumlah karyawan yang terimbah Covid-19 tidak bertambah.
"Semoga tidak berimbas lebih banyak. Harapannya yang dirumahkan ini bisa dipekerjakan kembali kalau sudah stabil," ujar Tukimin, Senin (20/4/2020).
Tukimin juga menjelaskan, produksi pabrik produksi bulu mata palsu dan rambut palsu turun karena konsumen mereka di Amerika Serikat menghentikan penjualan. Kondisi AS yang juga terkena wabah Covid-19 menjadikan permintaan produk tersebut turun drastis.
"Ordernya berkurang. Ekonomi Amerika juga banyak yang berhenti, mungkin pelabuhan dan segala macamnya tidak lancar sehingga ekspor pun tidak lancar," ujarnya.
Dinas Tenaga Kerja Purbalingga mencatat saat ini sebanyak 50.000 warga bekerja di 40 perusahaan.
Berdasarkan data Dinas Tenaga Kerja Purbalingga, total pekerja yang di-PHK mencapai 1.300 orang. Ribuan pekerja tersebut berasal dari sembilan perusahaan seperti perusahaan mainan dan pabrik kayu. Namun, pekerja yang paling banyak di-PHK yakni dari pabrik rambut palsu dan bulu mata palsu.
Sejak pendemi corona, jumlah ekspor produk bulu mata dan rambut palsu ke luar negeri menurun drastis. Perusahaan menyiasati dengan mengurangi produksi dan mengurangi jumlah pekerja.
Sekretaris Dinas Tenaga Kerja Purbalingga Tukimin berharap jumlah karyawan yang terimbah Covid-19 tidak bertambah.
"Semoga tidak berimbas lebih banyak. Harapannya yang dirumahkan ini bisa dipekerjakan kembali kalau sudah stabil," ujar Tukimin, Senin (20/4/2020).
Tukimin juga menjelaskan, produksi pabrik produksi bulu mata palsu dan rambut palsu turun karena konsumen mereka di Amerika Serikat menghentikan penjualan. Kondisi AS yang juga terkena wabah Covid-19 menjadikan permintaan produk tersebut turun drastis.
"Ordernya berkurang. Ekonomi Amerika juga banyak yang berhenti, mungkin pelabuhan dan segala macamnya tidak lancar sehingga ekspor pun tidak lancar," ujarnya.
Dinas Tenaga Kerja Purbalingga mencatat saat ini sebanyak 50.000 warga bekerja di 40 perusahaan.
(abd)