Makassar Recover Dinilai Belum Maksimal Tekan Penyebaran Covid-19

Sabtu, 29 Mei 2021 - 11:57 WIB
loading...
Makassar Recover Dinilai Belum Maksimal Tekan Penyebaran Covid-19
Program Makassar Recover yang dicanangkan Pemkot Makassar dinilai belum maksimal tekan penyebaran Covid-19. Foto: Sindonews/dok
A A A
MAKASSAR - Upaya Pemerintah Kota (Pemkot) Makassar menekan pandemi Covid-19 melalui program Makassar Recover dinilai belum memperlihatkan hasil. Hal itu dilihat dari melonjaknya kasus positif Covid-19 pasca lebaran Idul Fitri 1442 Hijiriah.

Anggota Komisi D DPRD Makassar , Kartini mengatakan seharusnya di tengah lonjakan kasus ini, Tim Detektor Makassar Recover mulai aktif bergerak untuk melakukan tracing di tingkat RT/RW. Apalagi, Pemkot Makassar telah merekrut 10 ribu tim detektor di seluruh RT/RW se-Kota Makassar.



"Kita minta jalankan itu tim detektor di tingkat RT/RW, karena kan itu sudah dianggarkan. Tapi kok belum berjalan, padahal program MR ini sudah dilauching sejak Maret lalu," tegas Kartini kemarin.

Banyaknya program kerja yang termaktub dalam Makassar Recover , kata Kartini, seharusnya bisa dimaksimalkan untuk menekan laju penyebaran Covid-19. Terlebih program ini telah menelan anggaran hingga Rp50,2 miliar dari total kebutuhan anggaran Rp380 miliar.

Termasuk pengadaan truk kontainer di seluruh kelurahan. Menurut dia, sarana dan prasarana yang sudah disiapkan untuk memeriksa atau mendeteksi masyarakat yang terpapar Covid-19 sudah harus digunakan. Jangan sampai muncul spekulasi, pemerintah hanya terkesan buang-buang anggaran.

"Beliau pak wali sudah ada wacana untuk melaksanakan MR ( Makassar Recover ). Salah satunya ada beberapa tim detector, ada juga program pengadaan truk kontainer di semua kelurahan. Itu banyak program yang menelan anggaran sampai miliaran, seharusnya itu semua sudah dijalankan," ucap dia.

Bahkan, Kartini mengaku belum melihat kerja-kerja yang dilakukan Tim Detektor Makassar Recover. Padahal sepengetahuannya, tim itu bekerja untuk turun langsung ke rumah masyarakat untuk melakukan skrining dan pengumpulan data terkait penyebaran Covid-19.



Pendataan ini sebagai salah upaya untuk mendeteksi masyarat yang terpapar Covid-19 sebelum di tracking hingga ke tempat kerja atau pun tempat kumpul.

"Kalau saya lihat belum kelihatan (kerja tim detektor). Karena saya tanya-tanya juga orang, itu bilangnya belum. Apalagi di lingkungan saya, juga tidak jelas. Apakah ada dibentuk tim detektor atau tidak. Karena yang saya dengar itu per RT," ungkap dia.

"Jadi terkait lonjakan kasus, kalau bisa itu dijalankan sesuai rencana MR itu. Karena sudah berapa bulan itu progran MR tapi kok belum berjalan. Mana anggarannya cukup besar," keluh dia.

Anggota Komisi D DPRD Makassar , Abdul Wahid juga mengaku cukup khawatir dengan naiknya kasus positif Covid-19 di Kota Makassar. Dia menanggap upaya pemerintah melalui Makassar Recover tidak begitu efektif menekan penularan.



"Inikan kemarin ada upaya-upaya yang dilakukan pemerintah lewat Makassar recover, tapi setelah lebaran kasus Covid-19 tetap saja meningkat," papar dia.

Sehingga, kata Wahid, hal ini perlu ditinjau ulang apalagi anggaran yang digunakan sudah cukup tinggi. Berdasarkan laporoan terakhir, program ini sudah menghabiskan anggaran Rp50,2 miliar. Kebijakan ini lerlu diatensi, agar hasilnya lebih maksimal. Jangan ada kesan buang-buang anggaran.

"Kami di DPRD mungkin akan meninjau hal ini. Kita mau minta tanggapan dari pemkot termasuk dari pengendali Covid-19 Kota Makassar ini. Bagaimana kebijakan ini dilakukan, artinya tidak tercapai. Ada hal-hal yang mungkin perlu dibicarakan agar bisa menjadi kesadaran bersama," tegas dia.
(agn)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1130 seconds (0.1#10.140)