Politisi Iran Akui Habiskan Rp444,3 Triliun untuk Bela Assad

Sabtu, 23 Mei 2020 - 15:53 WIB
loading...
Politisi Iran Akui Habiskan...
Presiden Suriah Bashar al-Assad saat bertemu Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei. Foto/Twitter/Yousef Alhelou
A A A
TEHERAN - Iran telah menghabiskan hingga sekitar USD30 miliar (lebih dari Rp444,3 triliun) dalam kampanye Suriah-nya untuk menjaga agar Presiden Bashar Al-Assad tetap berkuasa. Hal itu disampaikan seorang anggota parlemen Iran yang menuntut rezim Damaskus membayar suatu hari nanti.

Nominal dana itu disampaikan anggota Parlemen Heshmatollah Falahatpisheh dalam wawancaranya dengan surat kabar Etemad, media yang berafiliasi dengan pemerintah Iran. Politisi tersebut menegaskan dana yang dihabiskan untuk operasi di Suriah merupakan utang yang harus dibayar rezim Damaskus. (Baca juga:Palestina Hentikan Kesepakatan dengan AS, Pompeo: Itu Sangat Disesalkan)

“Saya ulangi, kami kemungkinan telah memberi Suriah USD20 miliar hingga USD 30 miliar, dan kami harus mengambilnya kembali dari Suriah. Uang bangsa ini telah dihabiskan di sana," katanya. "(Iran) harus mendapatkan uang ini kembali dari Suriah," katanya lagi yang dilansir Middle East Monitor, Sabtu (23/5/2020).

Selama sembilan tahun perang sipil Suriah yang sedang berlangsung, Iran telah menjadi sekutu penting bagi rezim Assad dan telah memberikan dukungan militer melalui penyebaran milisi Syiah, komandan, senjata dan peralatan tempur Iran, Korps Garda Revolusi Islam (IRGC), serta pendanaan kelompok proksi seperti Hizbullah.

Dibandingkan dengan USD30 miliar yang dihabiskan untuk menopang rezim Suriah, anggaran pertahanan Iran tahun lalu berjumlah sekitar 700 triliun real (USD16,6 miliar). (Baca juga:Irak Tangkap Pentolan ISIS Suksesor Favorit al-Baghdadi)

Komentar Falahatpisheh muncul seminggu setelah dilaporkan bahwa Iran menarik beberapa pasukan militer dan elemen-elemennya dari Suriah karena kesulitan ekonomi yang disebabkan oleh sanksi yang dikenakan oleh Amerika Serikat pada Teheran dan dampak pandemi virus corona pada negara itu.

Selain itu, serangan udara berkelanjutan Israel terhadap posisi militer Iran dan situs di Suriah selama beberapa tahun terakhir juga ikut andil dalam krisis ekonomi Teheran. Namun, laporan penarikan pasukan militer itu dibantah oleh pemerintah Iran, Hizbullah dan Suriah sendiri. (Baca juga:Jet-jet Tempur Israel Bombardir Suriah, 23 Orang Tewas)

Jika Iran memang menuntut pembayaran penuh USD30 miliar dari Suriah dalam waktu dekat, itu akan memberi tekanan signifikan pada rezim Suriah karena ketidakstabilan ekonomi yang sedang dihadapinya sendiri, bersama dengan pembangunan kembali nasional Suriah dan infrastruktur sipilnya yang hancur setelah bertahun-tahun perang.
(don)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1760 seconds (0.1#10.140)