Perjuangan Nakes COVID-19, Dikhawatirkan Keluarga hingga Kehilangan Teman Dekat

Senin, 24 Mei 2021 - 10:38 WIB
loading...
Perjuangan Nakes COVID-19,...
Tenaga kesehatan di RSHS Bandung. Foto/Istimewa
A A A
BANDUNG - COVID-19 hingga saat ini masih merajalela. Setelah India yang mengalami ledakan kasus pasca hari raya keagamaan, Indonesia juga menghadapi ancaman serupa.

Banyak yang memprediksi kasus Covid-19 di Indonesia bakal naik pascalibur Lebaran pertengahan Mei lalu.

Kendati pemerintah telah melakukan banyak upaya melakukan penyekatan, namun tidak sedikit warga yang berhasil pulang kampung. Begitupun tempat wisata dengan jumlah pengunjung yang cukup padat di beberapa titik.

Tapi, tahukah kita, di antara berbagai aktivitas warga yang cukup tinggi itu, ada sebuah kekhawatiran dari para tenaga kesehatan (nakes).

Mereka yang menjadi garda terdepan penanggulangan Covid-19 cukup khawatir jika kasus kembali naik dan banyak warga terinfeksi.

"Khawatir sudah pasti, apalagi kalau masih ada yang menganggap Covid-19 itu hoax, saya sangat marah. Saya banyak kehilangan partner kerja akibat pandemi ini," kata salah seorang nakes di Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung, Budi Wahyudin.

Budi bercerita, dia menyaksikan sendiri bagaimana partner kerja terdekatnya di RSHS Bandung harus kehilangan nyawa akibat terpapar virus Corona. Dia bahkan menyaksikan dari dekat bagaimana temannya itu meninggal.

Padahal, partner kerjanya itu telah bersama, melayani masyarakat selama puluhan puluhan tahun di RSHS. Dia dan temannya, adalah perawat di ruang isolasi RSHS di Gedung Kemuning.

Gedung ini menjadi bangunan isolasi untuk berbagai virus menular. Bahkan, temannya kerjanya sesama nakes itu saat itu sedang dalam kondisi hamil.

"Saya kehilangan rekan kerja saya, ibaratnya saya rawat sampai sampai meninggal dunia. walaupun bukan saudara tapi saya sangat kehilangan, karena puluhan tahun bersama," ujar Budi yang sudah bekerja di RSHS selama 16 tahun.

Tak hanya kehilangan teman kerja terdekatnya, dia pun termasuk nakes yang juga pernah terpapar COVID-19.

Namun, karena sudah menjadi tanggung jawab pekerjaannya, dia tetap harus kembali berjibaku dengan para pengidap virus mematikan itu.

Tak hanya dia yang cemas, pihak keluarga juga termasuk yang cukup khawatir akan pekerjaannya itu.

Apalagi, saat itu ketakutan masyarakat akan virus corona masih cukup besar. Sehingga mempengaruhi keluarga, anak dan istrinya.

"Pertama cerita ke keluarga, pasti mereka khawatir dan kaget. Bahkan mereka bertanya kenapa harus saya. Tapi saat itu saya jelaskan, kalau bukan kita siapa lagi yang menolong para pasien Covid-19," imbuh dia.

Baca juga: Kehabisan Ongkos untuk Mudik, Pria Tasikmalaya Lakukan Penipuan Perhiasan Emas

Saat ini, dia mengaku tak hanya merawat pasien dari kalangan masyarakat umum. Tetapi dia juga merawat dokter spesialis di RSHS.

Baca juga: Puncak Arus Ballik di Tol Cipali, Mobil Pribadi dan Truk Mendominasi

Pasien dari kalangan nakes ini membuatnya harus tetap waspada, bahwa virus ini bisa sangat rentan terhadap profesinya.
(boy)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2025 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2641 seconds (0.1#10.24)