Emak-emak Tipu Ratusan Warga di Mojokerto Berkedok Arisan Lebaran, Begini Modusnya
loading...
A
A
A
Aksi penipuan berkedok arisan lebaran yang buat oleh Mia diketahui berjalan sejak tahun 2014 silam. Namun saat memasuki tahun ketujuh, arisan mulai bermasalah. Para nasabah arisan mulai kesulitan untuk menghubungi Mia. Bahkan, Mia diketahui melarikan diri bersama uang arisan ke wilayah Jawa Tengah pada 8 April 2021 lalu.
"Karena tidak dicairkan pasca lebaran ini, para korbannya akhirnya melapor ke kepolisian. Dan saat ini masih dalam proses pemeriksaan dan pendalaman," paparnya.
Sementara modus operandi yang digunakan dalam aksi penipuan ini yakni peserta arisan diminta menyetorkan uang setiap pekan sampai 46 kali dalam setahun. Sesuai dengan paket yang sudah dipilih para peserta sendiri. Paket arisan yang di buat Mia ini, pembayarannya mulai dari yang terendah Rp3.000 sampai 50.000 ribu per minggu.
"Para peserta ini dijanjikan mendapatkan bunga 5% setiap kali hasilnya dibagikan. Hasilnya dibagikan paling lambat satu minggu menjelang Hari Raya Idul Fitri. Kemungkinan besar itu yang membuat para nasabah tertarik ikut dalam arisan Lebaran ini," ungkap Andaru.
Dalam menjalankan bisnis arisan fiktif, Mia juga membentuk ketua kelompok arisan yang menaungi ratusan peserta. Ada puluhan kelompok yang sudah dibentuk Mia dalam menjalankan modus penipuan ini. Tak heran jika jumlah korban penipuan mencapai ratusan orang. Tidak hanya dari wilayah Mojokerto, namun juga lain daerah.
"Ini masih kita investigasi, kalau kerugian di taksir mencapai Rp1 miliar. Karena setiap orang bisa merugi hingga ratusan juta," pungkas Andaru.
"Karena tidak dicairkan pasca lebaran ini, para korbannya akhirnya melapor ke kepolisian. Dan saat ini masih dalam proses pemeriksaan dan pendalaman," paparnya.
Sementara modus operandi yang digunakan dalam aksi penipuan ini yakni peserta arisan diminta menyetorkan uang setiap pekan sampai 46 kali dalam setahun. Sesuai dengan paket yang sudah dipilih para peserta sendiri. Paket arisan yang di buat Mia ini, pembayarannya mulai dari yang terendah Rp3.000 sampai 50.000 ribu per minggu.
"Para peserta ini dijanjikan mendapatkan bunga 5% setiap kali hasilnya dibagikan. Hasilnya dibagikan paling lambat satu minggu menjelang Hari Raya Idul Fitri. Kemungkinan besar itu yang membuat para nasabah tertarik ikut dalam arisan Lebaran ini," ungkap Andaru.
Dalam menjalankan bisnis arisan fiktif, Mia juga membentuk ketua kelompok arisan yang menaungi ratusan peserta. Ada puluhan kelompok yang sudah dibentuk Mia dalam menjalankan modus penipuan ini. Tak heran jika jumlah korban penipuan mencapai ratusan orang. Tidak hanya dari wilayah Mojokerto, namun juga lain daerah.
"Ini masih kita investigasi, kalau kerugian di taksir mencapai Rp1 miliar. Karena setiap orang bisa merugi hingga ratusan juta," pungkas Andaru.
(msd)