Jumlah Penumpang di Bandara Sultan Hasanuddin Merosot Selama Pelarangan Mudik
loading...
A
A
A
MAROS - Jumlah penumpang di Bandara Internasional Sultan Hasanuddin Makassar, merosot selama penerapan pelarangan mudik jelang Hari Raya Idul Fitri tahun ini.
Calon penumpang yang antri di check in hanya dihitung jari saja. Kesibukan bandara yang biasa terlihat padat dengan calon penumpang pun tidak terlihat lagi. Tercatat jumlah penumpang pesawat di H+3 pelarangan mudik hanya berkisar 497 orang.
Stakeholder Relation Manager Angkasa Pura I , Iwan Risdianto menjelaskan, pertanggal 8 Mei, jumlah penumpang sekitar 497 orang, yang terdiri atas 114 keberangkatan, 199 kedatangan dan 184 transit. Sementara untuk pergerakan pesawat hanya di angka 44.
"Tujuan paling banyak yakni Jakarta, Surabaya dan Timika. Tapi jumlah pergerakan penumpang ini sangat terbatas, karena hanya 199 orang penumpang saja," jelasnya.
Penurunan jumlah penumpang ini telah terjadi sejak pemberlakuan larangan mudik 2021 oleh pemerintah pusat.
Meski begitu, Iwan mengatakan penurunan drastis ini ditengarai adanya kesadaran dan pemahaman masyarakat mengenai aturan pelarangan mudik.
"Calon penumpang sudah tahu aturan bahwa mulai tanggal 6 Mei ada peniadaan penerbangan atau larangan mudik bagi yang ingin mudik ," ucapnya.
Iwan mengungkapkan, jumlah penumpang sejak pelarangan ini terus mengalami penurunan. Di H+1 pergerakan jumlah penumpang bahkan tidak sampai di angka 1000. Semntara untuk hari kedua pelarangan jumlah penumpang mengalami peningkatan yakni, 1.549 orang.
"Jumlah penumpang kemarin itu sebanyak 769 orang, sementara pergerakan pesawat yang datang dan pergi sebanyak 42. Sedangkan tanggal 8 mei sebanyak 497 orang," ungkapnya.
Walaupun terjadi penurunan penumpang, bandara masih tetap beroperasi untuk mengantisipasi penerbangan non mudik, penerbangan darurat, dan kargo. Adapun yang masih diperbolehkan mudik adalah pekerja yang akan melakukan perjalanan dinas, ibu hamil atau yang memiliki kepentingan persalinan, orang yang bekerja atau sedang menjalankan dinas, kunjungan keluarga sakit dan kunjungan duka.
"Bandara tidak ditutup. Yang ada hanya pengurangan jam operasional yang semula 17 jam kini menjadi 12 jam," ujarnya.
Sementara itu, Airport Duty Manager Totok Endro Cahyono menuturkan, dengan penurunan jumlah tersebut, dipastikan PT Angkasa Pura mengalami kerugian. Tak tanggung-tanggung sejak pelarangan mudik, mereka merugi sekitar Rp3 miliar.
Hal itu dihitung tak hanya dari segi jumlah penumpang pesawat , tapi juga dari pendapatan parkir kendaraan roda dua dan empat. Dia pun mengatakan jika jumlah penumpang terus menurun, tidak tertutup kemungkinan kerugian akan semakin besar.
"Secara keseluruhan pemasukan Angkasa Pura itu bukan cuma dari jumlah penumpang saja, tapi dari parkir kendaraan juga," ucap Totok saat ditemui di Bandara Internasional Sultan Hasanuddin, siang tadi.
Calon penumpang yang antri di check in hanya dihitung jari saja. Kesibukan bandara yang biasa terlihat padat dengan calon penumpang pun tidak terlihat lagi. Tercatat jumlah penumpang pesawat di H+3 pelarangan mudik hanya berkisar 497 orang.
Stakeholder Relation Manager Angkasa Pura I , Iwan Risdianto menjelaskan, pertanggal 8 Mei, jumlah penumpang sekitar 497 orang, yang terdiri atas 114 keberangkatan, 199 kedatangan dan 184 transit. Sementara untuk pergerakan pesawat hanya di angka 44.
"Tujuan paling banyak yakni Jakarta, Surabaya dan Timika. Tapi jumlah pergerakan penumpang ini sangat terbatas, karena hanya 199 orang penumpang saja," jelasnya.
Penurunan jumlah penumpang ini telah terjadi sejak pemberlakuan larangan mudik 2021 oleh pemerintah pusat.
Meski begitu, Iwan mengatakan penurunan drastis ini ditengarai adanya kesadaran dan pemahaman masyarakat mengenai aturan pelarangan mudik.
"Calon penumpang sudah tahu aturan bahwa mulai tanggal 6 Mei ada peniadaan penerbangan atau larangan mudik bagi yang ingin mudik ," ucapnya.
Iwan mengungkapkan, jumlah penumpang sejak pelarangan ini terus mengalami penurunan. Di H+1 pergerakan jumlah penumpang bahkan tidak sampai di angka 1000. Semntara untuk hari kedua pelarangan jumlah penumpang mengalami peningkatan yakni, 1.549 orang.
"Jumlah penumpang kemarin itu sebanyak 769 orang, sementara pergerakan pesawat yang datang dan pergi sebanyak 42. Sedangkan tanggal 8 mei sebanyak 497 orang," ungkapnya.
Walaupun terjadi penurunan penumpang, bandara masih tetap beroperasi untuk mengantisipasi penerbangan non mudik, penerbangan darurat, dan kargo. Adapun yang masih diperbolehkan mudik adalah pekerja yang akan melakukan perjalanan dinas, ibu hamil atau yang memiliki kepentingan persalinan, orang yang bekerja atau sedang menjalankan dinas, kunjungan keluarga sakit dan kunjungan duka.
"Bandara tidak ditutup. Yang ada hanya pengurangan jam operasional yang semula 17 jam kini menjadi 12 jam," ujarnya.
Sementara itu, Airport Duty Manager Totok Endro Cahyono menuturkan, dengan penurunan jumlah tersebut, dipastikan PT Angkasa Pura mengalami kerugian. Tak tanggung-tanggung sejak pelarangan mudik, mereka merugi sekitar Rp3 miliar.
Hal itu dihitung tak hanya dari segi jumlah penumpang pesawat , tapi juga dari pendapatan parkir kendaraan roda dua dan empat. Dia pun mengatakan jika jumlah penumpang terus menurun, tidak tertutup kemungkinan kerugian akan semakin besar.
"Secara keseluruhan pemasukan Angkasa Pura itu bukan cuma dari jumlah penumpang saja, tapi dari parkir kendaraan juga," ucap Totok saat ditemui di Bandara Internasional Sultan Hasanuddin, siang tadi.
(agn)