Awali Safari Ramadhan 1442 H, AHY Disambut Hangat di Pendopo Bersejarah Bireuen
loading...
A
A
A
BIREUEN - Mengawali rangkaian Safari Ramadhan 1442 H, kedatangan Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) disambut hangat Gubernur Aceh Nova Iriansyah dan Bupati Bireuen Muzakkar A. Gani beserta kader Partai Demokrat di Pendopo Bireuen, Kabupaten Bireuen, Aceh, Sabtu (24/4).
“Alhamdulillah saya bersyukur karena hari ini bisa kembali datang ke Serambi Mekah, Aceh. Ini bukan kunjungan pertama bagi saya di Aceh juga di Biuren, tetapi kali ini spesial karena kedatangan ini adalah untuk silaturahmi dalam semangat bulan suci Ramadhan,” ujar AHY di Bireun, Sabtu (24/4/2021).
“Saya diterima dengan sangat baik di tempat yang sangat bersejarah ini. Di sini adalah tempat bersejarah karena pada tahun 1948 pernah dijadikan tempat oleh Presiden Pertama kita Bung Karno untuk melakukan komando dan pengendalian,” sambungnya.
Kepada awak media yang hadir, AHY menyebut, hal itu dilakukan untuk meyakinkan pemerintah yang sah tetap berdiri dan eksis di bawah pimpinan Bung Karno selama 12 hari memimpin. Itu lah kenapa Biereun ini disebut sebagai Kota Juang.
Pendopo yang didominasi warna putih ini, secara arsitektur memiliki gaya bangunan kolonial. Selama satu hari berkegiatan di Kabupaten Bireuen, Ketum AHY akan bermalam di kamar “Ir. Soekarno”. Kamar ini yang juga pernah menjadi tempat singgah Presiden Pertama RI Soekarno saat singgah di pendopo ini.
Saat tiba di Pendopo, Bupati Muzakkar secara simbolis memasangkan kopiah khas Aceh, Meukeutop. Kopiah ini berbentuk bulat, dihiasi motif khas Aceh dengan paduan warna kuning, hijau, dan merah.
Diiringi salawat badar, Ketum AHY dipersilakan masuk ke Pendopo Bireuen untuk sejenak bersilaturahmi.
Dalam kesempatan itu Ketum AHY juga secara langsung disambut upacara adat Peusijuk (pemberian doa sebagai bagian dari prosesi adat Tepung Tawar) oleh tokoh agama Tengku Muhammad Ishak.
Tradisi budaya Aceh ini merupakan simbol diterimanya kedatangan Ketum AHY di Kabupaten Bireuen.
Di Kabupaten Bireun ini, selain melakukan ziarah ke makam Tun Sri Lanang dan silaturahmi dengan para ulama Aceh, Ketum AHY juga melakukan konsolidasi internal dengan kader Partai Demokrat.
“Alhamdulillah saya bersyukur karena hari ini bisa kembali datang ke Serambi Mekah, Aceh. Ini bukan kunjungan pertama bagi saya di Aceh juga di Biuren, tetapi kali ini spesial karena kedatangan ini adalah untuk silaturahmi dalam semangat bulan suci Ramadhan,” ujar AHY di Bireun, Sabtu (24/4/2021).
“Saya diterima dengan sangat baik di tempat yang sangat bersejarah ini. Di sini adalah tempat bersejarah karena pada tahun 1948 pernah dijadikan tempat oleh Presiden Pertama kita Bung Karno untuk melakukan komando dan pengendalian,” sambungnya.
Kepada awak media yang hadir, AHY menyebut, hal itu dilakukan untuk meyakinkan pemerintah yang sah tetap berdiri dan eksis di bawah pimpinan Bung Karno selama 12 hari memimpin. Itu lah kenapa Biereun ini disebut sebagai Kota Juang.
Pendopo yang didominasi warna putih ini, secara arsitektur memiliki gaya bangunan kolonial. Selama satu hari berkegiatan di Kabupaten Bireuen, Ketum AHY akan bermalam di kamar “Ir. Soekarno”. Kamar ini yang juga pernah menjadi tempat singgah Presiden Pertama RI Soekarno saat singgah di pendopo ini.
Saat tiba di Pendopo, Bupati Muzakkar secara simbolis memasangkan kopiah khas Aceh, Meukeutop. Kopiah ini berbentuk bulat, dihiasi motif khas Aceh dengan paduan warna kuning, hijau, dan merah.
Diiringi salawat badar, Ketum AHY dipersilakan masuk ke Pendopo Bireuen untuk sejenak bersilaturahmi.
Dalam kesempatan itu Ketum AHY juga secara langsung disambut upacara adat Peusijuk (pemberian doa sebagai bagian dari prosesi adat Tepung Tawar) oleh tokoh agama Tengku Muhammad Ishak.
Tradisi budaya Aceh ini merupakan simbol diterimanya kedatangan Ketum AHY di Kabupaten Bireuen.
Di Kabupaten Bireun ini, selain melakukan ziarah ke makam Tun Sri Lanang dan silaturahmi dengan para ulama Aceh, Ketum AHY juga melakukan konsolidasi internal dengan kader Partai Demokrat.