Darurat Corona, Keluarga Rido'i Tetap Khusuk Tarawih di Warkop
loading...
A
A
A
SURABAYA - Pandemi COVID-19 dan adanya penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) Surabaya Raya, mengharuskan setiap orang untuk membatasi ruang geraknya di luar rumah.
(Baca juga: Darurat COVID-19, Kemendag Bongkar Permainan Harga Gula )
Sejumlah sektor usaha seperti warung kopi (Warkop) dibatasi jam operasional, bahkan tidak diperbolehkan menyediakan tempat duduk. Termasuk menjalankan ibadah Salat Tarawih juga diimbau dilaksanakan di rumah saja untuk memutus rantai penularan COVID-19.
Namun demikian, masih saja ada beberapa warkop di Kota Pahlawan yang nekat beroperasi layaknya hari-hari biasa sebelum ada pandemi COVID-19. Sejumlah Masjid pun masih ada yang menggelar Salat Tarawih berjamaah.
Tapi ada pemandangan unik di wilayah Surabaya utara, tepatnya di kawasan Jalan Pogot. Di antara hiruk pikuknya suasana malam, ada satu warkop yang dimanfaatkan untuk beribadah Salat Tarawih. Warkop itu adalah milik Rido'i yang memang sudah tidak beroperasi sejak wabah virus Corona masuk Kota Surabaya.
Bersama keluarganya, pemilik Warung Kopi Pogot 31, Rido'i menggelar ibadah Salat Tarawih di lapak miliknya. Kursi dan meja ia tumpuk rapi di sudut warkop. Di tengah-tengah kedai itulah satu keluarga ini khusuk menjalankan ibadah.
"Memang dari awal Corona masuk Kota Surabaya, warkop saya tutup. Karena warkop kami kan gandeng sama rumah. Jadi kami antisipasi saja," katanya pada SINDOnews.com.
Sedangkan ibadah Salat Tarawih, kata dia sudah dilakukan dari awal Ramadhan. Hal itu semata-mata untuk mentaati anjuran dari pemerintah supaya menjalankan ibadah di rumah saja untuk memutus mata rantai penularan Corona.
"Bagi keluarga kami ibadah dimanapun bisa, termasuk di warkop ini. Kan lumayan warkopnya berkah," ucapnya.
Pantauan SINDOnews di lokasi, meski satu keluarga ini menjalankan ibadah di warkop tidak mengurangi kekhusyukan. Bahkan mereka melaksanakan Salat Tarawih dengan tenang sebanyak 20 rakaat, disempurnakan dengan witir.
Di ujung Salat Tarawih, mereka juga menengadah dalam kunud meminta pada Tuhan supaya wabah Corona segera hilang dari bumi pertiwi.
(Baca juga: Darurat COVID-19, Kemendag Bongkar Permainan Harga Gula )
Sejumlah sektor usaha seperti warung kopi (Warkop) dibatasi jam operasional, bahkan tidak diperbolehkan menyediakan tempat duduk. Termasuk menjalankan ibadah Salat Tarawih juga diimbau dilaksanakan di rumah saja untuk memutus rantai penularan COVID-19.
Namun demikian, masih saja ada beberapa warkop di Kota Pahlawan yang nekat beroperasi layaknya hari-hari biasa sebelum ada pandemi COVID-19. Sejumlah Masjid pun masih ada yang menggelar Salat Tarawih berjamaah.
Tapi ada pemandangan unik di wilayah Surabaya utara, tepatnya di kawasan Jalan Pogot. Di antara hiruk pikuknya suasana malam, ada satu warkop yang dimanfaatkan untuk beribadah Salat Tarawih. Warkop itu adalah milik Rido'i yang memang sudah tidak beroperasi sejak wabah virus Corona masuk Kota Surabaya.
Bersama keluarganya, pemilik Warung Kopi Pogot 31, Rido'i menggelar ibadah Salat Tarawih di lapak miliknya. Kursi dan meja ia tumpuk rapi di sudut warkop. Di tengah-tengah kedai itulah satu keluarga ini khusuk menjalankan ibadah.
"Memang dari awal Corona masuk Kota Surabaya, warkop saya tutup. Karena warkop kami kan gandeng sama rumah. Jadi kami antisipasi saja," katanya pada SINDOnews.com.
Sedangkan ibadah Salat Tarawih, kata dia sudah dilakukan dari awal Ramadhan. Hal itu semata-mata untuk mentaati anjuran dari pemerintah supaya menjalankan ibadah di rumah saja untuk memutus mata rantai penularan Corona.
"Bagi keluarga kami ibadah dimanapun bisa, termasuk di warkop ini. Kan lumayan warkopnya berkah," ucapnya.
Pantauan SINDOnews di lokasi, meski satu keluarga ini menjalankan ibadah di warkop tidak mengurangi kekhusyukan. Bahkan mereka melaksanakan Salat Tarawih dengan tenang sebanyak 20 rakaat, disempurnakan dengan witir.
Di ujung Salat Tarawih, mereka juga menengadah dalam kunud meminta pada Tuhan supaya wabah Corona segera hilang dari bumi pertiwi.
(eyt)