Salat Tarawih Terlama di Cirebon, Berlangsung 3 Jam dengan 4 Imam Bergantian
loading...
Salat Tarawih di Masjid Nurul Ikhsan, Desa Jagapura Wetan, Kecamatan Gegesik, Kabupaten Cirebon. Foto/Toiskandar/iNewsTV
A
A
A
CIREBON - Di tengah bulan Ramadan yang penuh berkah, terdapat tradisi unik dalam pelaksanaan salat Tarawih di Masjid Nurul Ikhsan, Desa Jagapura Wetan, Kecamatan Gegesik, Kabupaten Cirebon. Di masjid ini, salat Tarawih dijalankan dengan durasi yang terbilang lama, yaitu hingga 3 jam!
Berbeda dengan masjid lain yang umumnya menyelesaikan Tarawih dalam waktu 1-2 jam, di Masjid Nurul Ikhsan, jamaah diajak untuk tadarus Al-Quran secara tartil, mulai dari juz 1 hingga 3. Hal ini membuat salat Tarawih di sini terasa lebih panjang dan khusyuk.
Menariknya, untuk menjaga stamina dan kelancaran salat, 4 imam ditugaskan untuk memimpin secara bergantian. Hal ini tentu menjadi daya tarik tersendiri bagi jamaah yang ingin merasakan pengalaman Tarawih yang berbeda.
"Khusyuk, nggak terburu-buru. Terus bacaan suratnya kan lumayan santai. Sebab saya suka kalau bacaannya santai, jadi salatnya lebih khusyuk," ungkap Eda Junaedah, Jemaah asal Jagapura Wetan.
Meskipun terbilang lama, jamaah Masjid Nurul Ikhsan tetap antusias mengikuti Tarawih. Tak jarang, beberapa jamaah terlihat beristirahat sejenak untuk duduk atau berbaring, sebelum kembali melanjutkan salat.
Menurut pendiri Masjid Nurul Ikhsan, KH Dr. Ihsan Abdullah, tradisi Tarawih lama ini sudah berlangsung selama 3 tahun atas permintaan masyarakat setempat.
"Hal ini bertujuan untuk memaksimalkan ibadah di bulan Ramadhan dengan tadarus Al-Quran secara tartil," ungkapnya.
Sebagai apresiasi atas antusiasme jamaah, usai Tarawih, mereka disuguhkan kue bingkisan dari pendiri masjid untuk membantu kebutuhan sahur dan buka puasa.
Berbeda dengan masjid lain yang umumnya menyelesaikan Tarawih dalam waktu 1-2 jam, di Masjid Nurul Ikhsan, jamaah diajak untuk tadarus Al-Quran secara tartil, mulai dari juz 1 hingga 3. Hal ini membuat salat Tarawih di sini terasa lebih panjang dan khusyuk.
Menariknya, untuk menjaga stamina dan kelancaran salat, 4 imam ditugaskan untuk memimpin secara bergantian. Hal ini tentu menjadi daya tarik tersendiri bagi jamaah yang ingin merasakan pengalaman Tarawih yang berbeda.
"Khusyuk, nggak terburu-buru. Terus bacaan suratnya kan lumayan santai. Sebab saya suka kalau bacaannya santai, jadi salatnya lebih khusyuk," ungkap Eda Junaedah, Jemaah asal Jagapura Wetan.
Baca Juga :
Salat Tarawih Berapa Rakaat?
Meskipun terbilang lama, jamaah Masjid Nurul Ikhsan tetap antusias mengikuti Tarawih. Tak jarang, beberapa jamaah terlihat beristirahat sejenak untuk duduk atau berbaring, sebelum kembali melanjutkan salat.
Menurut pendiri Masjid Nurul Ikhsan, KH Dr. Ihsan Abdullah, tradisi Tarawih lama ini sudah berlangsung selama 3 tahun atas permintaan masyarakat setempat.
"Hal ini bertujuan untuk memaksimalkan ibadah di bulan Ramadhan dengan tadarus Al-Quran secara tartil," ungkapnya.
Sebagai apresiasi atas antusiasme jamaah, usai Tarawih, mereka disuguhkan kue bingkisan dari pendiri masjid untuk membantu kebutuhan sahur dan buka puasa.
(hri)
Lihat Juga :
