Tuhan Tolong Selamatkan Saya! Teriak Natalina Istri Guru yang Ditembak Mati KKB
loading...
A
A
A
MAKASSAR - Duka masih menyelimuti Natalina istri Oktovianus Rayo , guru yang ditembak di Distrik Boega , Kabupaten Puncak , Provinsi Papua bersama empat orang anaknya. Matanya masih sembab di sampingnya berdiri bocah laki-laki berusia sekitar 8 tahun, putra bungsunya.
Mata bocah laki-laki itu pun hanya berbinar, namun tidak mengetahui peristiwa kelam yang baru saja merenggut nyawa ayahnya tercinta. Di belakang ibunya nampak tiga orang kakaknya yang perempuan.
Namun Natalina bersama empat orang anaknya kini merasa tenang, setelah mendarat di Bandara Internasional Sultan Hasanuddin, usai menempuh perjalanan udara selama 2 jam dari Papua, Minggu (11/4/2021).
Natalina tidak bisa melupakan peritiwa kelam yang dialami keluarganya di rumah yang telah dihuni sejak Agustus 2010 silam, di Distrik Boega, Kabupaten Puncak, Provinsi Papua. Dia tidak pernah terpikir dalam perantauannya di Tanah Papua bersama suami, Oktavianus Rayo akan berakhir kelam.
Padahal, sejak awal tinggal di Distrik Boega, dia bersama keluarga hidup dengan tenang dan damai dengan misi sang suami untuk mencerdaskan anak-anak Papua. Namun kedamaian dan ketenangan itu runtuh akibat aksi brutal Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) yang merenggut nyawa suaminya bersama guru lainnya, Yonathan Renden.
Dia pun menceritakan bagaimana aksi brutal kelompok itu. “Saat itu saya di dalam rumah berdua, kedengaran tembak dua kali di depan rumah ternyata suami saya sudah kena, saya di dapur, saya berdoa Tuhan selamatkan kami,” tutarnya dengan suara serak kepada wartawan saat tiba di Bandara Internasional Sultan Hasanuddin, Makassar, Minggu (11/4/2021).
Saat itu kata dia, beberapa orang yang datang itu semakin brutal bahkan rumah dihancurkan. “Saya lari ke dalam rumah lagi, saya kunci pintu tapi orang dobrak pintu di depan, Saya pelan-pelan masuk lari ke gudang, saya kunci pintu, di gudang saya berteriak, Tuhan tolong selamatkan saya,” tutur Natalina.
Beruntung dia bersama empat orang anaknya selamat hingga datangnya pertolongan. Diketahui pasangan Oktavianus Rayo-Natalina memiliki anak lima orang, namun satu anaknya yang lain tinggal bersama kakeknya di Tana Toraja.
Kini jenazah suaminya bersama jenazah guru lainnya Yonathan Renden yang juga berasal dari Toraja Utara (Sulsel) telah disemayamkan di kampung halamannya.
Saat jenazah kedua guru itu tiba di Bandara Internasional Sultan Hasanuddin Makassar, keluarga tidak bisa menahan haru, bahkan ada yang histeris saat peti jenazah diangkut ke mobil ambulance.
Ketua Ikatan Keluarga Toraja, Provinsi Papua, John Rende Mangontan menyebutkan, saat ini jenazah dua guru yang menjadi korban penembakan KKB di Puncak, Papua sudah dibawa ke kampung halaman.
“Mereka memang sudah cukup lama di sana dalam pengabdian, mengabdikan diri sebagai guru dalam hal meningkatkan sumber daya manusia di Kabupaten Puncak, Provinsi Papua. Kami bersyukur karena jenazah keduanya sudah tiba di Makassar,”katanya.
Mata bocah laki-laki itu pun hanya berbinar, namun tidak mengetahui peristiwa kelam yang baru saja merenggut nyawa ayahnya tercinta. Di belakang ibunya nampak tiga orang kakaknya yang perempuan.
Namun Natalina bersama empat orang anaknya kini merasa tenang, setelah mendarat di Bandara Internasional Sultan Hasanuddin, usai menempuh perjalanan udara selama 2 jam dari Papua, Minggu (11/4/2021).
Natalina tidak bisa melupakan peritiwa kelam yang dialami keluarganya di rumah yang telah dihuni sejak Agustus 2010 silam, di Distrik Boega, Kabupaten Puncak, Provinsi Papua. Dia tidak pernah terpikir dalam perantauannya di Tanah Papua bersama suami, Oktavianus Rayo akan berakhir kelam.
Padahal, sejak awal tinggal di Distrik Boega, dia bersama keluarga hidup dengan tenang dan damai dengan misi sang suami untuk mencerdaskan anak-anak Papua. Namun kedamaian dan ketenangan itu runtuh akibat aksi brutal Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) yang merenggut nyawa suaminya bersama guru lainnya, Yonathan Renden.
Dia pun menceritakan bagaimana aksi brutal kelompok itu. “Saat itu saya di dalam rumah berdua, kedengaran tembak dua kali di depan rumah ternyata suami saya sudah kena, saya di dapur, saya berdoa Tuhan selamatkan kami,” tutarnya dengan suara serak kepada wartawan saat tiba di Bandara Internasional Sultan Hasanuddin, Makassar, Minggu (11/4/2021).
Saat itu kata dia, beberapa orang yang datang itu semakin brutal bahkan rumah dihancurkan. “Saya lari ke dalam rumah lagi, saya kunci pintu tapi orang dobrak pintu di depan, Saya pelan-pelan masuk lari ke gudang, saya kunci pintu, di gudang saya berteriak, Tuhan tolong selamatkan saya,” tutur Natalina.
Beruntung dia bersama empat orang anaknya selamat hingga datangnya pertolongan. Diketahui pasangan Oktavianus Rayo-Natalina memiliki anak lima orang, namun satu anaknya yang lain tinggal bersama kakeknya di Tana Toraja.
Kini jenazah suaminya bersama jenazah guru lainnya Yonathan Renden yang juga berasal dari Toraja Utara (Sulsel) telah disemayamkan di kampung halamannya.
Saat jenazah kedua guru itu tiba di Bandara Internasional Sultan Hasanuddin Makassar, keluarga tidak bisa menahan haru, bahkan ada yang histeris saat peti jenazah diangkut ke mobil ambulance.
Ketua Ikatan Keluarga Toraja, Provinsi Papua, John Rende Mangontan menyebutkan, saat ini jenazah dua guru yang menjadi korban penembakan KKB di Puncak, Papua sudah dibawa ke kampung halaman.
“Mereka memang sudah cukup lama di sana dalam pengabdian, mengabdikan diri sebagai guru dalam hal meningkatkan sumber daya manusia di Kabupaten Puncak, Provinsi Papua. Kami bersyukur karena jenazah keduanya sudah tiba di Makassar,”katanya.
(nic)