PVMBG Ungkap Penyebab Gempa Bumi Malang, Simak Fakta-faktanya
loading...
A
A
A
BANDUNG - Gempa bumi berkekuatan magnitudo M6,1 mengguncang wilayah Kabupaten Malang, Jawa Timur, Sabtu (10/4/2021) pukul 14.00 WIB.
Berdasarkan informasi dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), pusat gempa bumi terletak pada koordinat 112,48° BT dan 8,95° LS (90 km baratdaya Kab. Malang, Jawa Timur), pada kedalaman 25 km.
GeoForschungsZentrum (GFZ) Jerman melalui GEOFON program menginformasikan bahwa gempa bumi berpusat di koordinat 112,49° BT dan 8,86° LS dengan magnitudo M6,0 dan kedalaman 87 km.
The United States Geological Survey, Amerika Serikat melaporkan bahwa pusat gempa bumi berada pada koordinat 112,519° BT dan 8,562° LS, pada kedalaman 82,3 km, dengan magnitudo M6,0.
Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Andiani menjelaskan, nerdasarkan tatanan tektoniknya, Pulau Jawa dipengaruhi oleh zona penunjaman Lempeng Indo-Australia ke bawah Lempeng Eurasia di sebelah selatan yang juga memberikan kontribusi tektonik berupa keberadaan sesar-sesar aktif di daratan.
Menurutnya, pusat gempa bumi berada di Samudera Indonesia di selatan wilayah Jawa Timur. Daerah yang berdekatan dengan pusat gempa bumi, yaitu bagian selatan Jawa Timur yang tersusun atas batuan berumur Tersier terdiri dari batuan sedimen, batuan karbonat dan batuan vulkanik, serta batuan vulkanik dan sedimen berumur Kuarter.
"Getaran gempa bumi terasa lebih kuat pada batuan muda (Kuarter) yang bersifat urai dan tidak terkompaksi dan memperkuat efek guncangan gempa bumi," kata Andiani dalam keterangan resminya, Sabtu (10/4/2021).
Andiani pun mengungkapkan penyebab gempa bumi tersebut. Menurutnya, berdasarkan lokasi pusat gempa bumi dan kedalamannya, sumber gempa bumi berada pada Lempeng Indo-Australia yang menunjam di bawah Lempeng Eurasia.
"Gempa bumi yang terjadi disebut juga gempa bumi (ntraslab)," sebutnya.
Berdasarkan informasi dari Pos Pengamatan Gunungapi (PPGA), lanjut Andiani, guncangan gempa bumi dirasakan di PPGA Ijen (Kecamatan Glagah, Banyuwangi) dengan intensitas IV MMI (Modified Mercalli Intensity), di PPGA Semeru (Kecamatan Candipuro, Lumajang) sebesar III MMI.
Berdasarkan BMKG, guncangan gempa bumi dirasakan di Turen dengan intensitas V MMI, di Karangkates, Malang, dan Blitar sebesar IV MMI, di Kediri, Trenggalek, dan Jombang sebesar III-IV MMI, di Nganjuk, Ponorogo, Madiun, Yogyakarta, Ngawi, Lombok Barat, Mataram, Kuta, Jimbaran, dan Denpasar dengan intensitas III MMI, serta di Mojokerto, Klaten, Lombok Utara, Sumbawa, Tabanan, Klungkung, dan Banjarnegara dengan intensitas II MMI.
Andiani memastikan, gempa bumi ini tidak menyebabkan tsunami karena meskipun berpusat di laut, namun energinya tidak cukup kuat untuk menyebabkan deformasi di bawah laut.
"Berdasarkan berbagai sumber, guncangan ini mengakibatkan kerusakan bangunan di wilayah Kabupaten Malang. Hingga saat ini, tidak ada informasi korban jiwa akibat gempa bumi ini," ungkapnya.
Baca juga: Gempa Guncang Malang, Ratusan Warga di Mal Terekam Video Panik Selamatkan Diri
Andiani pun memberikan sejumlah rekomendasi. Pertama, masyarakat diimbau untuk tetap tenang dan mengikuti arahan serta informasi dari petugas BPBD setempat dan jangan terpancing oleh isu yang tidak bertanggung jawab mengenai gempa bumi dan tsunami.
Baca juga: Selain di Malang, Gempa Bumi Juga Guncang Kepulauan Sangihe, Ini Analisa PVMBG
"Masyarakat agar menghindari bangunan yang telah mengalami kerusakan sedang hingga berat yang diakibatkan gempa bumi ini," katanya seraya mengimbau masyarakat agar tetap waspada dengan kejadian gempa bumi susulan yang diperkirakan berkekuatan lebih kecil.
Berdasarkan informasi dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), pusat gempa bumi terletak pada koordinat 112,48° BT dan 8,95° LS (90 km baratdaya Kab. Malang, Jawa Timur), pada kedalaman 25 km.
GeoForschungsZentrum (GFZ) Jerman melalui GEOFON program menginformasikan bahwa gempa bumi berpusat di koordinat 112,49° BT dan 8,86° LS dengan magnitudo M6,0 dan kedalaman 87 km.
The United States Geological Survey, Amerika Serikat melaporkan bahwa pusat gempa bumi berada pada koordinat 112,519° BT dan 8,562° LS, pada kedalaman 82,3 km, dengan magnitudo M6,0.
Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Andiani menjelaskan, nerdasarkan tatanan tektoniknya, Pulau Jawa dipengaruhi oleh zona penunjaman Lempeng Indo-Australia ke bawah Lempeng Eurasia di sebelah selatan yang juga memberikan kontribusi tektonik berupa keberadaan sesar-sesar aktif di daratan.
Menurutnya, pusat gempa bumi berada di Samudera Indonesia di selatan wilayah Jawa Timur. Daerah yang berdekatan dengan pusat gempa bumi, yaitu bagian selatan Jawa Timur yang tersusun atas batuan berumur Tersier terdiri dari batuan sedimen, batuan karbonat dan batuan vulkanik, serta batuan vulkanik dan sedimen berumur Kuarter.
"Getaran gempa bumi terasa lebih kuat pada batuan muda (Kuarter) yang bersifat urai dan tidak terkompaksi dan memperkuat efek guncangan gempa bumi," kata Andiani dalam keterangan resminya, Sabtu (10/4/2021).
Andiani pun mengungkapkan penyebab gempa bumi tersebut. Menurutnya, berdasarkan lokasi pusat gempa bumi dan kedalamannya, sumber gempa bumi berada pada Lempeng Indo-Australia yang menunjam di bawah Lempeng Eurasia.
"Gempa bumi yang terjadi disebut juga gempa bumi (ntraslab)," sebutnya.
Berdasarkan informasi dari Pos Pengamatan Gunungapi (PPGA), lanjut Andiani, guncangan gempa bumi dirasakan di PPGA Ijen (Kecamatan Glagah, Banyuwangi) dengan intensitas IV MMI (Modified Mercalli Intensity), di PPGA Semeru (Kecamatan Candipuro, Lumajang) sebesar III MMI.
Berdasarkan BMKG, guncangan gempa bumi dirasakan di Turen dengan intensitas V MMI, di Karangkates, Malang, dan Blitar sebesar IV MMI, di Kediri, Trenggalek, dan Jombang sebesar III-IV MMI, di Nganjuk, Ponorogo, Madiun, Yogyakarta, Ngawi, Lombok Barat, Mataram, Kuta, Jimbaran, dan Denpasar dengan intensitas III MMI, serta di Mojokerto, Klaten, Lombok Utara, Sumbawa, Tabanan, Klungkung, dan Banjarnegara dengan intensitas II MMI.
Andiani memastikan, gempa bumi ini tidak menyebabkan tsunami karena meskipun berpusat di laut, namun energinya tidak cukup kuat untuk menyebabkan deformasi di bawah laut.
"Berdasarkan berbagai sumber, guncangan ini mengakibatkan kerusakan bangunan di wilayah Kabupaten Malang. Hingga saat ini, tidak ada informasi korban jiwa akibat gempa bumi ini," ungkapnya.
Baca juga: Gempa Guncang Malang, Ratusan Warga di Mal Terekam Video Panik Selamatkan Diri
Andiani pun memberikan sejumlah rekomendasi. Pertama, masyarakat diimbau untuk tetap tenang dan mengikuti arahan serta informasi dari petugas BPBD setempat dan jangan terpancing oleh isu yang tidak bertanggung jawab mengenai gempa bumi dan tsunami.
Baca juga: Selain di Malang, Gempa Bumi Juga Guncang Kepulauan Sangihe, Ini Analisa PVMBG
"Masyarakat agar menghindari bangunan yang telah mengalami kerusakan sedang hingga berat yang diakibatkan gempa bumi ini," katanya seraya mengimbau masyarakat agar tetap waspada dengan kejadian gempa bumi susulan yang diperkirakan berkekuatan lebih kecil.
(boy)