Akselerasi Pemulihan Ekonomi Jabar, Disparbud Gelar Produk Ekonomi Kreatif 2021

Sabtu, 10 April 2021 - 13:38 WIB
loading...
Akselerasi Pemulihan...
Ketua Dekranasda Jabar, Atalia Praratya Ridwan Kamil saat meninjau produk ekonomi kreatif dalam Gelar Produk Ekonomi Kreatif 2021. Foto/Istimewa
A A A
BANDUNG - Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Provinsi Jawa Barat menyelenggarakan kegiatan Gelar Produk Ekonomi Kreatif 2021 sebagai salah satu upaya untuk mempercepat pemulihan ekonomi Jabar yang terdampak pandemi COVID-19.

Kegiatan yang dimulai sejak Jumat (9/4/2021) hingga Sabtu (10/4/2021) tersebut dilaksanakan di Gedung Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Jabar, Jalan Ir H Djuanda, Kota Bandung dan dibuka oleh Ketua Dekranasda Jabar, Atalia Praratya Kamil.

Kepala Bidang Industri Pariwisata Disparbud Jabar, Lusi Lesminingwati menuturkan, penyelenggaran Gelar Produk Ekonomi Kreatif 2021 ini didasarkan pada kenyataan bahwa Provinsi Jabar merupakan salah satu provinsi yang memiliki potensi ekonomi kreatif tertinggi di Indonesia.

Baca juga: Polda Jabar Sebut Olah TKP Empat Tangki Tak Ganggu Operasional Kilang Balongan

Berdasarkan hasil survei Badan Ekonomi Kreatif dan Badan Pusat Statistik (BPS), pertumbuhan PDRB ekonomi kreatif Jabar pada 2010 hingga 2016 telah meningkat sebesar 82,27 persen dengan rata-rata pertumbuhan sebesar 5,86 persen setiap tahunnya.

Selain itu, kontribusi PDRB ekonomi kreatif Jabar terhadap PDRB ekonomi kreatif nasional cukup tinggi, yaitu sebesar 11,81 persen dengan rata-rata kontribusi PDRB ekonomi kreatif terhadap PDRB Provinsi Jabar sebesar 11,14 persen pada kurun waktu 2010 hingga 2016.

Berdasarkan data Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf), pada tahun 2020, ekonomi kreatif memiliki kontribusi yang tinggi bagi produk domestik bruto (PDB) dimana dari 16 subsektor ekonomi kreatif, tiga subsektor yakni fesyen, kuliner, dan kriya menjadi penyumbang terbesar struktur PDB dan ekspor produk ekonomi kreatif ke mancanegara.

Merujuk pada data BPS dan Kemenparekraf, kata Lusi, kontribusi tiga subsektor tersebut, yakni sebesar 41 persen untuk kuliner, 17 persen untuk fesyen, dan 14,9 persen untuk kriya.

"Tak bisa dipungkiri lagi, jika merujuk kepada data, pertumbuhan ekonomi Jawa Barat mengalami kontraksi sebesar 4,08% year-on-year (yoy). Oleh karena itu, mau tidak mau, upaya untuk menggerakan perekonomian Jawa Barat salah satunya dengan mendorong perkembangan ekonomi kreatif," tutur
Lusi, Sabtu (10/4/2021).

Menurut Lusi, Gelar Produk Ekonomi Kreatif 2021 merupakan bagian upaya Pemprov Jabar dalam hal ini Disparbud Jabar untuk mendukung pemulihan ekonomi Jabar melalui peningkatan kapasitas, pemberdayaan dan dukungan usaha kepada para pelaku usaha ekonomi kreatif di Jabar yang dikemas melalui kolaborasi dari pentaheliks ekonomi kreatif.

Baca juga: Tarhib Ramadhan, Ridwan Kamil Ajak Warga Jabar Muliakan dan Bahagiakan Orang Tua

"Pemerintah Provinsi Jawa Barat tentunya tidak bisa sendirian dalam mendorong percepatan pemulihan ekonomi khususnya dari bidang ekonomi kreatif ini. Untuk itu, kita berkolaborasi dengan menggandeng pentahelix meliputi kalangan akademisi, pelaku usaha, penyedia modal dalam hal ini perbankan, dan perusahaan yang peduli dengan menyediakan program CSR untuk meningkatkan kapasitas pelaku usaha ekonomi kreatif," paparnya.

Selain itu, berdasarkan data resmi Direktorat Jenderal Industri Agro Kementerian Perindustrian pada tahun 2021, diprediksi terjadi perubahan pola konsumen pada produk dan jasa dalam negeri. Menurut Lusi, hal ini perlu disikapi melalui strategi bisnis yang komprehensif dalam rangka mendukung eksistensi produk dan jasa ekonomi kreatif di Jabar.

"Oleh karena itu, Gelar Produk Ekonomi Kreatif 2021 dilaksanakan dalam bentuk pemberdayaan, dukungan, dan pengembangan kapasitas para pelaku ekonomi kreatif di Jawa Barat. Kegiatan Gelar Produk Ekonomi Kreatif 2021 juga dikemas secara komprehensif dalam upaya mendukung Gerakan Bangga Buatan Indonesia (GBBI) dan Gerakan Bangga Wisata Indonesia (GBWI)," jelasnya.

Lusi menambahkan, Gelar Produk Ekonomi Kreatif 2021 juga memiliki tujuan untuk memberikan informasi kepada para pelaku usaha ekonomi kreatif di Jabar melalui strategi akses pembiayaan usaha, hospitality, dan strategi bisnis oleh para narasumber yang ahli di bidangnya

"Harapannya, kegiatan ini mampu menjadi salah satu stimulus bagi para pelaku usaha ekonomi kreatif dalam menghadapi tantangan ekonomi di masa pandemi COVID-19 serta menjadi salah satu media bagi para pelaku usaha ekonomi kreatif terkait beragam peluang kerja sama, bermitra dengan para pelaku usaha pariwisata, BUMN, perbankan, dan lain-lain," katanya.

Sementara itu, Ketua Dekranasda Jabar, Atalia Praratya Kamil berpesan kepada para pengusaha, agar bisa menyerap produk dalam negeri, khususnya produk ekonomi kreatif yang kualitasnya sama baiknya dengan produk luar negeri. Dengan begitu, kata dia, UMKM berkembang dan ekonomi tumbuh.

"Kita harus saling menguatkan dan saling bantu dan menyejahterakan. Jadi sebelum nyari di luar ada baiknya berdayakan yang lokal dulu karena kualitasnya juga sangat bagus," tutur Atalia.

Menurutnya, awal tahun 2021 merupakan momentum kebangkitan ekonomi yang sempat terpuruk. Pada awal 2020, tercatat setidaknya 58.000 UMKM Jabar terdampak COVID-19 dan 14.000 di antaranya adalah pelaku ekonomi kreatif.

"Di awal pandemi tahun 2020 pertumbuhan ekonomi Jabar jatuh sampai minus 5 persen dari sebelumya positif 5 persen, tapi dengan kolaborasi UMKM perlahan mulai tumbuh di awal tahun ini. Kita pun terus berkomitmen membangkitkan pelaku usaha demi mengembalikan ekonomi Jabar," kata Atalia.
(msd)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.3423 seconds (0.1#10.140)