Halau Pemudik Lebaran, Jalur Tikus Masuk Jabar Ditutup

Jum'at, 09 April 2021 - 09:21 WIB
loading...
Halau Pemudik Lebaran, Jalur Tikus Masuk Jabar Ditutup
Akses jalan di Jalur Gentong, Tasikmalaya , Jawa Barat. Foto/Dok.SINDOnews
A A A
BANDUNG - Pemprov Jawa Barat mewaspadai para pemudik yang berusaha memanfaatkan jalur tikus pada musim Lebaran 2021 mendatang. Oleh karena itu akan dilakukan penutupan atau penyekatan di berbagai titik jalur tikus, khususnya perbatasan antar provinsi.

Baca juga: Aturan Larangan Mudik: Angkutan Dalam Kota Boleh Beroperasi

"Yang kita khawatirkan dalam berbagai rapat koordinasi, masukan dari teman-teman Organda dan PO, jangan sampai mengikuti aturan tapi ada (angkutan atau pribadi) ilegal masuk lewat jalan tikus kemudian dibiarkan. Itu jadi konsen kita," ujar Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Jawa Barat Hery Antasari, dalam acara yang diselenggarakan Forum Diskusi Wartawan Bandung (FDWB) dikutip, Jumat (9/4/2021).

Baca juga: Mudik Lebaran, Kendaraan Masuk Jawa Tengah Harus Kantongi Izin Gubernur

Dia memastikan, Dishub Jawa Barat bersama aparat lainnya akan lebih waspada dalam melakukan penyekatan agar titik rawan kebocoran dari evaluasi tahun kemarin bisa diperbaiki.

Berdasarkan data pusat Litbang Kemenuhub, ada sekitar 83 juta warga di Indonesia yang diprediksi melakukan mudik tahunan. Di mana 52 juta jiwa ada di Pulau Jawa. Dari angka terseut ada sekitar 10,3 juta yang berasal dari Jabodetabek, di mana 4 juta merupakan warga Jabar.



Sedangkan dari Jabar sendiri ada sekitar 13 juta. Artinya ada sekitar 17 juta warga Jabar yang diprediksi akan melakukan mudik. Data tersebut juga menunjukan, dari total pemudik ada sekitar 11% yang masih berencana mudik meski sudah ada larangan dari pemerintah.

Untuk mengantisipasi jumlah pemudik yang mungkin masih akan ada meski pemerintah melakukan pelarangan, Dishub Jabar akan berkoordinasi dengan dishub kabupaten/kota dan satgas COVID-19 setempat untuk sama-sama bertanggung jawab dalam pengendalian antisipasi pemudik.

"Artinya setiap daerah harus aware dengan data dan harus siap dengan kebijakan. Tapi konsepnya lebih ke pendekatan dan koordinasi," kata Hery.
(shf)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1091 seconds (0.1#10.140)