Tunggu Pelanggan Warga Asing untuk Berhubungan Seks di Hotel 11 Remaja di Kendari Diciduk
loading...
A
A
A
KENDARI - Sebanyak 11 remaja di Kendari , Sulawesi Tenggara diamankan Polsek Baruga dalam Operasi Pekat Anoa, Rabu (7/4/2021). Ke-11 remaja ini diamankan saat hendak menunggu pelanggan untuk berhubungan seks hotel tersebut.
Ke-11 orang remaja diduga terlibat dalam sindikat prostitusi online melalui aplikasi michat di sebuah hotel di Kelurahan Mataiwoi Kecamatan Wua-Wua, Kota Kendari , Sulawesi Tenggara.
Kapolsek Baruga AKP Gusti Komang Sulastra mengatakan, ke sebelas remaja ini diamankan saat personel melaksanakan Operasi Pekat Anoa mereka diamankan saat lagi sedang menunggu pesanan melalui aplikasi online dari pria hidung belang.
“Mereka diamankan di tiga kamar dalam satu hotel yang sama. Dari pengakuan mereka sekali berkencan pelanggan dikenakan tarif antara Rp500 ribu untuk pelanggan lokal dan Rp2juta untuk pelanggan warga negara asing asal China,” kata Kapolsek.
Untuk pelanggan WNA, kata dia, para remaja ini menggunakan google translate untuk berkomunikasi dengan mereka saat akan berkencan.
Kepolisian juga telah melakukan pemeriksaan terhadap manajemen hotel terkait dugaan praktik prostitusi online yang dilakukan oleh para remaja yang masih berusia belasan tahun ini.
“Ke 11 remaja ini masih menjalani pemeriksaan intens di Polsek Baruga dari hasil penyidikan Polsek Baruga nantinya akan menyimpulkan tersangka atau mucikari yang mempekerjakan mereka dalam dugaan praktik prostitusi online yang melibatkan remaja yang masih berusia di bawah umur,” tandasnya.
Ke-11 orang remaja diduga terlibat dalam sindikat prostitusi online melalui aplikasi michat di sebuah hotel di Kelurahan Mataiwoi Kecamatan Wua-Wua, Kota Kendari , Sulawesi Tenggara.
Kapolsek Baruga AKP Gusti Komang Sulastra mengatakan, ke sebelas remaja ini diamankan saat personel melaksanakan Operasi Pekat Anoa mereka diamankan saat lagi sedang menunggu pesanan melalui aplikasi online dari pria hidung belang.
“Mereka diamankan di tiga kamar dalam satu hotel yang sama. Dari pengakuan mereka sekali berkencan pelanggan dikenakan tarif antara Rp500 ribu untuk pelanggan lokal dan Rp2juta untuk pelanggan warga negara asing asal China,” kata Kapolsek.
Untuk pelanggan WNA, kata dia, para remaja ini menggunakan google translate untuk berkomunikasi dengan mereka saat akan berkencan.
Kepolisian juga telah melakukan pemeriksaan terhadap manajemen hotel terkait dugaan praktik prostitusi online yang dilakukan oleh para remaja yang masih berusia belasan tahun ini.
Baca Juga
“Ke 11 remaja ini masih menjalani pemeriksaan intens di Polsek Baruga dari hasil penyidikan Polsek Baruga nantinya akan menyimpulkan tersangka atau mucikari yang mempekerjakan mereka dalam dugaan praktik prostitusi online yang melibatkan remaja yang masih berusia di bawah umur,” tandasnya.
(sms)