8 Jam Sehari Tangani Pasien Corona, Tugas Kuliah Dibereskan Belakangan
loading...
A
A
A
DEPOK -
Ratusan mahasiswa Universitas Indonesia (UI) dikerahkan menjadi relawan untuk menangani pasien COVID-19 di sejumlah rumah sakit. Dua di antaranya adalah Sri Agustin Tabara, mahasiswi Magister Keperawatan Fakultas Ilmu Keperawatan (FIK UI) dan mahasiswi Program Profesi Ners FIK Sofina Izzah. Keduanya bertugas di Rumah Sakit UI (RSUI).
“Saya mendaftarkan diri secara kolektif melalui Pusat Krisis FIK UI,” kata Sri Agustin, Sabtu (18/4/2020).
Setelah menyelesaikan sejumlah tahapan seleksi mulai administrasi, wawancara online, serta screening kesehatan, Sri Agustin pun dinyatakan lolos. Secara resmi dia bergabung dengan tim relawan Covid mulai 6 April 2020. Dia bertugas di Ruang Intensive Care Unit (ICU) Covid-19 RSUI.
Haru sekaligus bangga. Itulah yang dirasakan begitu namanya dinyatakan masuk dalam jajaran relawan Covid-19. Menjadi relawan baginya adalah panggilan setelah melihat fakta yang dihadapi Indonesia ketika wabah corona mulai membesar.
”Saya merasa harus ikut terjun melihat meningkatnya kebutuhan tenaga medis dan tenaga kesehatan karena pasien terus bertambah dari hari ke hari,” tuturnya.
Sebagai relawan, Sri bertugas menjadi rekan kerja para perawat RSUI dan membantu pemenuhan segala kebutuhan pasien. Tugas tersebut dirasanya memang cukup berat. Tapi dukungan keluarga pasien maupun masyarakat membuatnya menjadi ringan.
"Itu adalah vitamin C bagi saya. Sumber kekuatan dalam memberikan pelayanan yang terbaik," ceritanya.
Lalu bagaimana mengatur waktu sebagai mahasiswa dan tugas sebagai relawan? Sri Agustin mengatakan semuanya berjalan lancar.
"Sejauh ini saya belum mengalami kendala berarti, saat harus berkuliah sambil menjadi relawan. FIK UI membebaskan mahasiswa berpartisipasi dalam kuliah online saat menjadi relawan. Tapi tugas-tugas tetap dapat saya kerjakan di saat free," ungkapnya.
Hal yang sama juga diungkapkan Sofina. Perempuan yang juga bertugas di ICU RSUI tidak merasa khawatir bakal tertular corona.
”Kami telah diperlengkapi alat pelindung diri (APD). Selama 6 hari kerja, saya memperoleh shift kerja delapan jam dalam sehari. Empat pertama di ruangan isolasi, empat jam berikutnya membantu tindakan yang bersifat administratif seperti laporan pasien bersama para perawat RSUI," katanya.
Soal pengaturan antara tugas relawan dan kuliah baginya juga tidak ada kesulitan. Sebab dia hanya mengikuti dua mata kuliah dan tugas akhir saja. ”Apalagi, kampus memberikan kemudahan bagi kami mahasiswa profesi yang menjadi relawan dengan menghitung kegiatan relawan sebagai satuan kredit semester (SKS) dan akan disetarakan SKS-nya,” katanya.
Apa yang dilakukan para mahasiswa tersebut mendapat pujian Rektor UI Ari Kuncoro. "Saya mengapresiasi aksi nyata para mahasiswa UI di tengah pandemi Covid-19. Mereka telah mengamalkan bidang keilmuan yang selama ini ditempuh dan ini merupakan sebuah tindakan terpuji," kata Ari Kuncoro.
Ratusan mahasiswa Universitas Indonesia (UI) dikerahkan menjadi relawan untuk menangani pasien COVID-19 di sejumlah rumah sakit. Dua di antaranya adalah Sri Agustin Tabara, mahasiswi Magister Keperawatan Fakultas Ilmu Keperawatan (FIK UI) dan mahasiswi Program Profesi Ners FIK Sofina Izzah. Keduanya bertugas di Rumah Sakit UI (RSUI).
“Saya mendaftarkan diri secara kolektif melalui Pusat Krisis FIK UI,” kata Sri Agustin, Sabtu (18/4/2020).
Setelah menyelesaikan sejumlah tahapan seleksi mulai administrasi, wawancara online, serta screening kesehatan, Sri Agustin pun dinyatakan lolos. Secara resmi dia bergabung dengan tim relawan Covid mulai 6 April 2020. Dia bertugas di Ruang Intensive Care Unit (ICU) Covid-19 RSUI.
Haru sekaligus bangga. Itulah yang dirasakan begitu namanya dinyatakan masuk dalam jajaran relawan Covid-19. Menjadi relawan baginya adalah panggilan setelah melihat fakta yang dihadapi Indonesia ketika wabah corona mulai membesar.
”Saya merasa harus ikut terjun melihat meningkatnya kebutuhan tenaga medis dan tenaga kesehatan karena pasien terus bertambah dari hari ke hari,” tuturnya.
Sebagai relawan, Sri bertugas menjadi rekan kerja para perawat RSUI dan membantu pemenuhan segala kebutuhan pasien. Tugas tersebut dirasanya memang cukup berat. Tapi dukungan keluarga pasien maupun masyarakat membuatnya menjadi ringan.
"Itu adalah vitamin C bagi saya. Sumber kekuatan dalam memberikan pelayanan yang terbaik," ceritanya.
Lalu bagaimana mengatur waktu sebagai mahasiswa dan tugas sebagai relawan? Sri Agustin mengatakan semuanya berjalan lancar.
"Sejauh ini saya belum mengalami kendala berarti, saat harus berkuliah sambil menjadi relawan. FIK UI membebaskan mahasiswa berpartisipasi dalam kuliah online saat menjadi relawan. Tapi tugas-tugas tetap dapat saya kerjakan di saat free," ungkapnya.
Hal yang sama juga diungkapkan Sofina. Perempuan yang juga bertugas di ICU RSUI tidak merasa khawatir bakal tertular corona.
”Kami telah diperlengkapi alat pelindung diri (APD). Selama 6 hari kerja, saya memperoleh shift kerja delapan jam dalam sehari. Empat pertama di ruangan isolasi, empat jam berikutnya membantu tindakan yang bersifat administratif seperti laporan pasien bersama para perawat RSUI," katanya.
Soal pengaturan antara tugas relawan dan kuliah baginya juga tidak ada kesulitan. Sebab dia hanya mengikuti dua mata kuliah dan tugas akhir saja. ”Apalagi, kampus memberikan kemudahan bagi kami mahasiswa profesi yang menjadi relawan dengan menghitung kegiatan relawan sebagai satuan kredit semester (SKS) dan akan disetarakan SKS-nya,” katanya.
Apa yang dilakukan para mahasiswa tersebut mendapat pujian Rektor UI Ari Kuncoro. "Saya mengapresiasi aksi nyata para mahasiswa UI di tengah pandemi Covid-19. Mereka telah mengamalkan bidang keilmuan yang selama ini ditempuh dan ini merupakan sebuah tindakan terpuji," kata Ari Kuncoro.
(muh)