75 Personel Satbrimob Polda Jatim BKO ke Polda NTT, Bantu Korban Banjir Bandang
loading...
A
A
A
SURABAYA - Polda Jawa Timur (Jatim) memberangkatkan 75 personel Satbrimob mendapat tugas Bawah Kendali Operasi (BKO) ke Polda Nusa Tenggara Timur (NTT), membantu korban bencana alam (banjir bandang). Mereka berangkat dari Terminal Cargo Bandara Internasional Juanda, Surabaya, Selasa (6/4/2021).
Kabid Humas Polda Jatim Kombes Pol Gatot Repli Handoko mengatakan, selain memberangkatkan 75 personel, Polda Jatim juga mengirim satu unit Ransus Dapur Lapangan beserta Crew (Jalur Darat), satu unit Water Treatment beserta Crew (Jalur Darat), satu unit Mobil Sar beserta Crew(Jalur Darat), 1 (satu) Unit Bus beserta Crew (jalur darat).
"Mereka di BKO ke polda NTT tugas kemanusian untuk membantu korban bencana alam (banjir bandang) yang melanda NTT," kata Gatot.
Baca juga: Koper Misterius Gegerkan Mojokerto, Tim Gegana Diterjunkan
Data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat, banjir dan tanah longsor yang terjadi di sejumlah wilayah di NTT telah menewaskan 128 orang dan 8.424 orang dari 2.019 keluarga mengungsi.
Dari jumlah yang meninggal dunia tersebut, Kabupaten Lembata 67 orang, Flores Timur 49, dan Alor 12 orang. Sedangkan orang hilang mencapai 72 orang. Rinciannya, Kabupaten Alor 28 orang, Flores Timur 23, dan Lembata 21 orang. Bencana tersebut juga mengakibatkan 1.962 unit rumah mengalami kerusakan ringan hingga berat.
Baca juga: Kediri Gempar, AHS Diringkus Polisi Saat Menunggui Istrinya Berhubungan Seks dengan Pelanggan
Meski demikian, Kepala BNPB Doni Monardo mengatakan pemerintah belum perlu menetapkan status bencana di NTT sebagai bencana nasional. Menurutnya, status bencana nasional baru akan ditetapkan jika kegiatan pemerintahan daerah lumpuh total. BNPB menilai saat ini pemerintah daerah, baik kota atau kabupaten, dan provinsi masih bisa menangani bencana banjir bandang.
Kabid Humas Polda Jatim Kombes Pol Gatot Repli Handoko mengatakan, selain memberangkatkan 75 personel, Polda Jatim juga mengirim satu unit Ransus Dapur Lapangan beserta Crew (Jalur Darat), satu unit Water Treatment beserta Crew (Jalur Darat), satu unit Mobil Sar beserta Crew(Jalur Darat), 1 (satu) Unit Bus beserta Crew (jalur darat).
"Mereka di BKO ke polda NTT tugas kemanusian untuk membantu korban bencana alam (banjir bandang) yang melanda NTT," kata Gatot.
Baca juga: Koper Misterius Gegerkan Mojokerto, Tim Gegana Diterjunkan
Data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat, banjir dan tanah longsor yang terjadi di sejumlah wilayah di NTT telah menewaskan 128 orang dan 8.424 orang dari 2.019 keluarga mengungsi.
Dari jumlah yang meninggal dunia tersebut, Kabupaten Lembata 67 orang, Flores Timur 49, dan Alor 12 orang. Sedangkan orang hilang mencapai 72 orang. Rinciannya, Kabupaten Alor 28 orang, Flores Timur 23, dan Lembata 21 orang. Bencana tersebut juga mengakibatkan 1.962 unit rumah mengalami kerusakan ringan hingga berat.
Baca juga: Kediri Gempar, AHS Diringkus Polisi Saat Menunggui Istrinya Berhubungan Seks dengan Pelanggan
Meski demikian, Kepala BNPB Doni Monardo mengatakan pemerintah belum perlu menetapkan status bencana di NTT sebagai bencana nasional. Menurutnya, status bencana nasional baru akan ditetapkan jika kegiatan pemerintahan daerah lumpuh total. BNPB menilai saat ini pemerintah daerah, baik kota atau kabupaten, dan provinsi masih bisa menangani bencana banjir bandang.
(msd)