DPRD Usul Operasional Pasar Pagi Salatiga Pakai Sistem Buka Tutup
loading...
A
A
A
SALATIGA - Komisi B DPRD Kota Salatiga mengusulkan penerapan buka tutup operasional Pasar Pagi Salatiga. Ini untuk mengurangi risiko penularan dan penyebaran virus corona (COVID-19) menyusul adanya seorang pedagang yang terkonfirnasi positif COVID-19.
Ketua Komisi B DPRD Kota Salatiga Miftah mengatakan, penutupan sementara aktivitas perdagangan Pasar Pagi akan berdampak pada perekomian. Untuk itu, Pemkot Salatiga harus mengkaji rencana penutupan sementara Pasar Pagi.
"Optimalisasi pemberlakukan jaga jarak di Pasar Pagi dengan lahan yang terbatas memang ada kesulitan. Tetapi, jika pasar ditutup dampak ekonomi untuk Salatiga akan sangat luar biasa. Kami usul, kalau Pasar Pagi dibuat model buka tutup," katanya, Rabu (20/5/2020). ( )
Meski demikian, lanjut dia, sebelum final diliburkan, DPRD mengharap sistem buka tutup dengan penjadwalan dan pengurangan jumlah pedagang untuk dilakukan pengkajian. Dia mencontohkan, skema buka tutup atau pembatasan pedang mirip kereta api yang tidak mengangkut seluruh penumpang, melainkan hanya maksimal 50% dari kapasitas.
Apabila dalam perkembangan terjadi penambahan orang yang terpapar COVID-19 di Pasar Pagi, maka salah satu upaya untuk memutus rantai penularan virus itu adalah dengan memperpanjang libur. "Nanti dijadwal secara bergantian, 50% pedagang berjualan, 50% libur," ujarnya.
Ketua Komisi B DPRD Kota Salatiga Miftah mengatakan, penutupan sementara aktivitas perdagangan Pasar Pagi akan berdampak pada perekomian. Untuk itu, Pemkot Salatiga harus mengkaji rencana penutupan sementara Pasar Pagi.
"Optimalisasi pemberlakukan jaga jarak di Pasar Pagi dengan lahan yang terbatas memang ada kesulitan. Tetapi, jika pasar ditutup dampak ekonomi untuk Salatiga akan sangat luar biasa. Kami usul, kalau Pasar Pagi dibuat model buka tutup," katanya, Rabu (20/5/2020). ( )
Meski demikian, lanjut dia, sebelum final diliburkan, DPRD mengharap sistem buka tutup dengan penjadwalan dan pengurangan jumlah pedagang untuk dilakukan pengkajian. Dia mencontohkan, skema buka tutup atau pembatasan pedang mirip kereta api yang tidak mengangkut seluruh penumpang, melainkan hanya maksimal 50% dari kapasitas.
Apabila dalam perkembangan terjadi penambahan orang yang terpapar COVID-19 di Pasar Pagi, maka salah satu upaya untuk memutus rantai penularan virus itu adalah dengan memperpanjang libur. "Nanti dijadwal secara bergantian, 50% pedagang berjualan, 50% libur," ujarnya.
(abd)