Dies Natalis ke-31, Poltekbang Surabaya Perkuat Inovasi Teknologi Penerbangan
loading...
A
A
A
SURABAYA - Politeknik Penerbangan (Poltekbang) Surabaya akan memperkuat inovasi teknologi penerbangan . Ini disampaikan Direktur Poltekbang Surabaya M Andra Aditiyawarman usai Sidang Senat Terbuka Politeknik Penerbangan Surabaya Dalam Rangka Dies Natalis ke-31 dengan Pidato Ilmiah “Orientasi dan Fokus Perguruan Tinggi di Era VUCA”, Rabu (17/03/2021).
“Yang dibutuhkan oleh organisasi mulai dari pemanfaatan teknologi IT dan tata kelolanya. Sisi akademik, kita butuh pengembangan pengakuan kelembagaan akreditasi nasional maupun internasional. Dan yang penting kita juga melakukan inovasi terus-menerus. Memanfaatkan hasil karya teknologi yang bisa diterapkan di masyarakat,” kata Andra, sapaan akrab Direktur Poltekbang.
Ia juga mendukung upaya pengembangan segala inovasi di Poltekbang Surabaya lewat branding ke media, terkait keunggulan teknologi di bidang penerbangan.
Baca juga: Dies Natalis ke-31 Poltekbang Surabaya Gelar Istigasah, Salawatan dan Pembukaan Padat Karya
Menurutnya, hal ini perlu dilakukan sebagai upaya mengantisipasi segala perubahan yang dihadapi perguruan tinggi di era VUCA (Volality, Uncertainty, Complexity, Ambiguity). Era munculnya ketidakpastian, kompleksitas dan hal-hal yang ambigu.
“Kita harus bisa mengantisipasi segala perubahan yang akan kita hadapi kedepannya. Dalam rangka mengepakkan sayap kita ‘Heading To The Right Direction’ seperti tema Dies Natalis kali ini, maka mulai dari kemajuan teknologi, mewujudkan misi Poltekbang Surabaya harus kita menyesuaikan dengan perkembangan ilmu dan teknologi. Termasuk kesiapan kita menyiapkan SDM yang akan mengelolanya,” tegas Andra.
Ide itu juga seiring dengan masukan yang disampaikan oleh Rektor Rektor Insitut Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya Mochamad Ashari dalam Orasi Ilmiah secara virtual bertema “Orientasi dan Fokus Perguruan Tinggi di Era VUCA”.
“Terkait peningkatan kualitas institusi. Ini menyangkut dua, mau di manajemen atau Tri Dharmanya dulu. Tri Dharma mau di yang bagian apa dulu, akreditasi, penelitian atau inovasi dulu, ini kita lengkapi. Kalau belum ada lembaga inovasinya, misal kita buat penelitian saja enggak cukup, harus ada inovasi yang bisa menghasilkan produk-produk yang bisa dimanfaatkan langsung. Penelitian output-nya publikasi. Inovasi output-nya dilimitasi. Di sisi manajemen, pemanfaatan ISO, kerjasama dalam dan luar negeri. Ini semua bentuk peningkatan kualitas institusi,” papar Ashari.
Baca juga: Mahfud MD Sebut Jawa Timur Mampu Tunjukkan Moderasi Beragama
Untuk bisa menjalankan hal tersebut, manajemen Poltekbang Surabaya diminta keluar dari comfort zone. “Kita perlu menggeser comfort zone, zona nyaman kita selama ini. Poltekbang Surabaya sebagai BLU (badan layanan umum) sudah sangat nyaman, disiapkan road map oleh Kabadan (Kepala BPSDMP, red). Misal traffic control akan bertahan berapa lama menggunakan tenaga manusia, artificial intelligence ini sudah masuk yang nantinya bukan berupa robot tapi hanya alat-alat saja yang bisa mendeteksi posisi pesawat lewat radar atau satelit secara otomatis dan langsung memberikan info ke pilot. Nah menggunakan orang ini sampai kapan? Ini tantangannya. Pasti semua arahnya akan kesana,” imbuhnya.
“Yang dibutuhkan oleh organisasi mulai dari pemanfaatan teknologi IT dan tata kelolanya. Sisi akademik, kita butuh pengembangan pengakuan kelembagaan akreditasi nasional maupun internasional. Dan yang penting kita juga melakukan inovasi terus-menerus. Memanfaatkan hasil karya teknologi yang bisa diterapkan di masyarakat,” kata Andra, sapaan akrab Direktur Poltekbang.
Ia juga mendukung upaya pengembangan segala inovasi di Poltekbang Surabaya lewat branding ke media, terkait keunggulan teknologi di bidang penerbangan.
Baca juga: Dies Natalis ke-31 Poltekbang Surabaya Gelar Istigasah, Salawatan dan Pembukaan Padat Karya
Menurutnya, hal ini perlu dilakukan sebagai upaya mengantisipasi segala perubahan yang dihadapi perguruan tinggi di era VUCA (Volality, Uncertainty, Complexity, Ambiguity). Era munculnya ketidakpastian, kompleksitas dan hal-hal yang ambigu.
“Kita harus bisa mengantisipasi segala perubahan yang akan kita hadapi kedepannya. Dalam rangka mengepakkan sayap kita ‘Heading To The Right Direction’ seperti tema Dies Natalis kali ini, maka mulai dari kemajuan teknologi, mewujudkan misi Poltekbang Surabaya harus kita menyesuaikan dengan perkembangan ilmu dan teknologi. Termasuk kesiapan kita menyiapkan SDM yang akan mengelolanya,” tegas Andra.
Ide itu juga seiring dengan masukan yang disampaikan oleh Rektor Rektor Insitut Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya Mochamad Ashari dalam Orasi Ilmiah secara virtual bertema “Orientasi dan Fokus Perguruan Tinggi di Era VUCA”.
“Terkait peningkatan kualitas institusi. Ini menyangkut dua, mau di manajemen atau Tri Dharmanya dulu. Tri Dharma mau di yang bagian apa dulu, akreditasi, penelitian atau inovasi dulu, ini kita lengkapi. Kalau belum ada lembaga inovasinya, misal kita buat penelitian saja enggak cukup, harus ada inovasi yang bisa menghasilkan produk-produk yang bisa dimanfaatkan langsung. Penelitian output-nya publikasi. Inovasi output-nya dilimitasi. Di sisi manajemen, pemanfaatan ISO, kerjasama dalam dan luar negeri. Ini semua bentuk peningkatan kualitas institusi,” papar Ashari.
Baca juga: Mahfud MD Sebut Jawa Timur Mampu Tunjukkan Moderasi Beragama
Untuk bisa menjalankan hal tersebut, manajemen Poltekbang Surabaya diminta keluar dari comfort zone. “Kita perlu menggeser comfort zone, zona nyaman kita selama ini. Poltekbang Surabaya sebagai BLU (badan layanan umum) sudah sangat nyaman, disiapkan road map oleh Kabadan (Kepala BPSDMP, red). Misal traffic control akan bertahan berapa lama menggunakan tenaga manusia, artificial intelligence ini sudah masuk yang nantinya bukan berupa robot tapi hanya alat-alat saja yang bisa mendeteksi posisi pesawat lewat radar atau satelit secara otomatis dan langsung memberikan info ke pilot. Nah menggunakan orang ini sampai kapan? Ini tantangannya. Pasti semua arahnya akan kesana,” imbuhnya.