Jengkel Ditegur, Bos Cafe Ancam Bunuh Warga dan Todongkan Pistol
loading...
A
A
A
BIMA - Trauma mendalam dialami oleh Faturrahman seorang warga Kelurahan Sarae, Kecamatan Rasanae Barat, Bima, Nusa Tenggara Barat setelah ditodong pistol oleh IF. Aksi penodongan terjadi di Cafe Brazil, Pantai Ule, Asakota, Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB) pada Minggu (14/3/2021) dini hari.
Baca juga: Warga Geruduk dan Segel Cafe Brazil, Polisi Diminta Tuntaskan Kasus Keributan
Penodongan tersebut bermula saat Tatang, panggilan akrab Faturrahman baru saja pulang mengantar keluarganya di Kelurahan Kolo. Tepat dilokasi, dia bersama adiknya berhenti melihat ada keributan di Cafe Brazil. Keributan tersebut juga mengundang perhatian seluruh pengunjung cafe di pantai utara Kota Bima.
Baca juga: Ditodong Pistol, Reporter dan Kameraman TV Dirampok Saat Siaran
Karena merasa penasaran, Tatang langsung mendekati keributan itu. Tak lama, dia pun ditodong oleh IF dengan menggunakan pistol yang diduga senjata api organik, lantaran menegur kenapa cafe tersebut buka dan ada Disk Jockey (DJ). Padahal sudah dilarang dan Kota Bima sedang meningkatnya angka COVID-19.
"Saya ditodong dengan pistol oleh IF lantaran ada teguran yang dianggap menyinggung. Padahal, niat saya itu baik karena Kota Bima sedang dilanda COVID-19," ucap Tatang, Selasa (16/03/2021) sore.
Diketahui, IF merupakan pemilik Cafe Brazil yang diduga memiliki kuat bekingan dalam menjalankan usahanya. Sebab, saat itu Tatang tak hanya mendapat perlakuan penodongan namun lebih sadis diancam akan dibunuh oleh IF.
"Tak hanya ditodong dengan senpi, saya pun diancam akan dibunuh karena mengeluarkan kata teguran itu," terangnya.
Melihat kakaknya terancam, adiknya Tatang pun berusaha menarik agar segera menghindar dari tempat keributan itu. Keduanya pun berlalu pulang demi menyelamatkan diri dari ancaman senjata api.
Namun pada Minggu siang, kasus pengancaman tersebut langsung dilaporkan ke Polres Bima Kota. Hingga saat ini proses penyelidikan pun masih berjalan.
Sementara itu Kanit SPKT II Aiptu Muhammad Taher membenarkan adanya laporan itu dan sudah diterima oleh petugas SPKT. Laporan itu akan dilanjutkan ke Satuan Reskrim yang akan memprosesnya lebih lanjut.
"SPKT telah menerima laporan itu pada Minggu. Dan kami akan segera menindaklanjutinya ke Satuan Reskrim agar dilakukan proses penyelidikan," kata Taher.
IF pun diperiksa terkait kasus penodongan tersebut dan kepemilikan senjata api. Meski diperiksa, IF saat ini masih berkeliaran bebas.
Hasil pantauan media ini, pasca kejadian keributan di Cafe Brazil, semua cafe hiburan malam yang berada sepanjang pantai Ule telah ditutup. Guna mengantisipasi dan memberi kenyamanan pada warga masyarakat, kini personel Kepolisian terus berjaga di lokasi pantai utara.
Diberitakan sebelumnya, saat ini Cafe Brazil telah dijaga ketat oleh personel kepolisian sejak dilakukan penyegelan oleh puluhan warga pada Minggu malam. Hingga Selasa malam kini terlihat jalan lintas Melayu-Kolo sangat sepi dari keramaian.
Baca juga: Warga Geruduk dan Segel Cafe Brazil, Polisi Diminta Tuntaskan Kasus Keributan
Penodongan tersebut bermula saat Tatang, panggilan akrab Faturrahman baru saja pulang mengantar keluarganya di Kelurahan Kolo. Tepat dilokasi, dia bersama adiknya berhenti melihat ada keributan di Cafe Brazil. Keributan tersebut juga mengundang perhatian seluruh pengunjung cafe di pantai utara Kota Bima.
Baca juga: Ditodong Pistol, Reporter dan Kameraman TV Dirampok Saat Siaran
Karena merasa penasaran, Tatang langsung mendekati keributan itu. Tak lama, dia pun ditodong oleh IF dengan menggunakan pistol yang diduga senjata api organik, lantaran menegur kenapa cafe tersebut buka dan ada Disk Jockey (DJ). Padahal sudah dilarang dan Kota Bima sedang meningkatnya angka COVID-19.
"Saya ditodong dengan pistol oleh IF lantaran ada teguran yang dianggap menyinggung. Padahal, niat saya itu baik karena Kota Bima sedang dilanda COVID-19," ucap Tatang, Selasa (16/03/2021) sore.
Diketahui, IF merupakan pemilik Cafe Brazil yang diduga memiliki kuat bekingan dalam menjalankan usahanya. Sebab, saat itu Tatang tak hanya mendapat perlakuan penodongan namun lebih sadis diancam akan dibunuh oleh IF.
"Tak hanya ditodong dengan senpi, saya pun diancam akan dibunuh karena mengeluarkan kata teguran itu," terangnya.
Melihat kakaknya terancam, adiknya Tatang pun berusaha menarik agar segera menghindar dari tempat keributan itu. Keduanya pun berlalu pulang demi menyelamatkan diri dari ancaman senjata api.
Namun pada Minggu siang, kasus pengancaman tersebut langsung dilaporkan ke Polres Bima Kota. Hingga saat ini proses penyelidikan pun masih berjalan.
Sementara itu Kanit SPKT II Aiptu Muhammad Taher membenarkan adanya laporan itu dan sudah diterima oleh petugas SPKT. Laporan itu akan dilanjutkan ke Satuan Reskrim yang akan memprosesnya lebih lanjut.
"SPKT telah menerima laporan itu pada Minggu. Dan kami akan segera menindaklanjutinya ke Satuan Reskrim agar dilakukan proses penyelidikan," kata Taher.
IF pun diperiksa terkait kasus penodongan tersebut dan kepemilikan senjata api. Meski diperiksa, IF saat ini masih berkeliaran bebas.
Hasil pantauan media ini, pasca kejadian keributan di Cafe Brazil, semua cafe hiburan malam yang berada sepanjang pantai Ule telah ditutup. Guna mengantisipasi dan memberi kenyamanan pada warga masyarakat, kini personel Kepolisian terus berjaga di lokasi pantai utara.
Diberitakan sebelumnya, saat ini Cafe Brazil telah dijaga ketat oleh personel kepolisian sejak dilakukan penyegelan oleh puluhan warga pada Minggu malam. Hingga Selasa malam kini terlihat jalan lintas Melayu-Kolo sangat sepi dari keramaian.
(shf)