Saat Adegan Pembunuhan Bos Toko Kelontong Blitar, Listrik Tiba-tiba Padam

Rabu, 03 Maret 2021 - 22:13 WIB
loading...
Saat Adegan Pembunuhan...
Dwi Kusuma Yuda (21), terduga pelaku pembunuhan Bisri Efendi (71), pemilik toko kelontong di Jatinom, Kanigoro, Kabupaten Blitar saat pra rekonstruksi. Foto/SINDOnews/Solichan Arif
A A A
BLITAR - Sebanyak 27 adegan aksi pencurian disertai kekerasan yang mengakibatkan tewasnya Bisri Efendi (71) pemilik Toko Kelontong di Desa Jatinom Kecamatan Kanigoro, Kabupaten Blitar, diperagakan bersamaan hujan deras. Pelaku Dwi Kusuma Yuda (21) warga setempat berada di dalam toko tempat di mana jasad Bisri ditemukan tewas dalam kondisi mengenaskan.



"Ada 27 adegan yang diperagakan," ujar Kapolres Blitar AKBP Leonard M Sinambela kepada wartawan Rabu (3/3/2021) malam. Polres Blitar menggelar pra rekonstruksi di lokasi kejadian sejak pukul 17.30 WIB. Meski hujan mengguyur deras, ratusan warga setempat berbondong bondong mendatangi TKP. Selama berlangsungnya pra rekonstruksi petugas menutup jalan sementara.


Menurut Leonard, pelaku yang pada siang tadi masih berstatus sebagai terduga pelaku, malam ini telah ditetapkan sebagai tersangka. "Pelaku telah ditetapkan sebagai tersangka," kata Leonard. Pelaku Yuda diringkus di rumahnya Rabu (3/3) dini hari. Dalam pra rekonstruksi yang bersangkutan mengenakan baju tahanan oranye bernomor 41.

Kedua tangan pemuda berperawakan jangkung tersebut, terborgol. Pada kepalanya terpasang penutup muka. Saat petugas melukar penutup muka tersebut, warga sontak menyorakinya. "Nah gitu, biar kelihatan mukanya," teriak warga yang tidak beranjak dari lokasi meskipun hujan tidak berhenti mengguyur.

Proses rekonstruksi berlangsung cukup lama. Sudah berjalan lebih dari satu jam, petugas terlihat bolak balik membawa tersangka dari belakang ke depan dan sebaliknya. Terutama di ruang belakang yang berdekatan dengan kamar korban dan sumur, adegan berlangsung lebih lama.

Di dekat sumur tersebut, pelaku Yuda menghabisi korban dengan kayu gagang cangkul. Korban dipukul berulang kali hingga tewas. Saat ditemukan pada 27 Februari, jasad Bisri meringkuk di atas lantai dalam keadaan sudah tidak bernyawa. Kedua tangan dan kakinya terikat. Kepala korban disekap dengan sarung.

Di dekat kepala menggenang darah yang berasal dari tengkorak kepala yang pecah serta luka pada bagian tubuh lain, termasuk leher. Alat bukti untuk menghabisi korban tersebut, kata Leonard ditemukan di lokasi kejadian. "Korban dipukul berkali kali hingga tewas," terang Leonard.

Aksi kekerasan yang mengakibatkan korban tewas berlangsung pada pukul 02.00 Wib dini hari. Pelaku Yuda masuk toko kelontong korban pada pukul 17.00 Wib. Ia menyelinap dengan berpura pura sebagai pembeli. Yuda yang baru lima tahun tinggal di Desa Jatinom dan sebelumnya hidup di Sumatera tersebut, memanfaatkan situasi toko yang saat itu ramai pembeli.

Sebelum menyerang korban, pelaku sempat bersembunyi beberapa jam di dalam toko. "Pelaku mengenal toko korban. Ia sempat menutup CCTV yang ada dalam toko," kata Leonard. Diduga untuk mengantisipasi kemungkinan terjadinya emosi warga, dalam beberapa adegan, yakni terutama di bagian depan, petugas merapatkan pintu toko.

Dari celah sempit pintu harmonika, tampak adegan pelaku Yuda mengangkat gagang cangkul, lalu kemudian meletakkan di dekatnya. Tersangka Yuda juga memperagakan adegan membuka laci toko tempat korban menyimpan uang. Informasi yang dihimpun, dari laci tersebut tersangka mengambil uang Rp 1,5 juta. Kemudian di kamar korban, ia juga mendapatkan uang Rp 250 ribu.

Uang tersebut berada di dalam dompet. Sementara ponsel korban justru ia biarkan. Informasinya, uang dari korban tersebut hendak digunakan pelaku untuk membayar cicilan sepeda motor. "Soal benda atau besar uang yang diambil pelaku, kita masih melakukan pengembangan," tambah Leonard. Tepat pukul 19.11 WIB atau sekitar satu jam setengah, reka ulang adegan belum juga selesai.

Dalam kondisi pintu tertutup, tiba tiba listrik di dalam toko, yakni termasuk di bagian teras, tiba tiba padam. Ratusan warga yang bertahan di lokasi sontak gaduh. Listrik kemudian nyala kembali. Namun tidak berlangsung lama padam lagi. Situasi listrik byar pet tersebut berlangsung empat kali. Menurut Leonard, listrik padam tersebut merupakan bagian dari reka ulang yang diperagakan pelaku.

Pelaku Yuda sempat mematikan saklar listrik di dalam toko yang itu membuat korban terbangun dari tidurnya. Pada saat terjaga dan keluar kamar tersebut, pelaku Yuda menghabisi korban. Apakah yang dilakukan pelaku Yuda karena dorongan rasa panik, Leonard mengatakan semua itu masih akan di dalami.

"Listrik padam tersebut bagian dari adegan," papar Leonard. Pra rekonstruksi yang berlangsung lebih dari dua jam tersebut ditutup dengan adegan pelaku Yuda keluar dari toko korban. Yuda meninggalkan toko korban pada pukul 02.20 WIB dini hari. Sementara korban ditemukan tewas oleh saksi pada pukul 07.00 WIB.

Leonard juga mengatakan masih akan mengembangkan penyelidikan terkait dugaan adanya pelaku lain. Ia juga mengatakan, lamanya proses pra rekonstruksi disebabkan pemeragaan adegan benar benar sesuai keterangan yang disampaikan pelaku. "Kita masih akan melakukan pengembangan," pungkas Leonard. Sementara hingga proses pra rekonstruksi berakhir hujan masih mengguyur.
(shf)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1615 seconds (0.1#10.140)