Pemerintah Dorong Upaya Eksplorasi untuk Industri Migas Indonesia
loading...
A
A
A
Namun demikian, 70% cadangan migas berada di wilayah perairan. Tantangannya sangat besar salah satunya biaya yang dibutuhkan mencapai 80 - 100 Juta USD, dan tingkat pengembalian atau IRR rendah serta periode eksplorasi pendek.
Lead time atau waktu dari discovery ke produksi pertama di Indonesia antara 8 - 26 Tahun tergantung dari jenis lapangannya. Rata-rata Lead Time Indonesia sekitar 10,5 Tahun.
"Tentunya kondisi tersebut yang mempengaruhi investor untuk melakukan eksplorasi di Indonesia", kata Nanang.
Iklim investasi migas Indonesia menduduki peringkat terendah diantara negara asean. Maka dari itu, Kementerian ESDM menyiapkan strategi untuk meningkatkan daya tarik investasi eksplorasi migas, antara lain :
- Meningkatkan Prospectivitas Eksplorasi Migas
- Meningkatkan iklim investasi melalui pendekatan Fiskal
- Kepastian Regulasi
- Stabilitas Politik dan Keamanan
"Dengan strategi tersebut diharapkan Indonesia bisa keluar dari situasi kritis untuk peningkatan investasi untuk memenuhi gap kebutuhan energy Indonesia ditengah fase transisi energy menuju era green energy", pungkas Nanang.
Sementara itu, sebagai salah satu perusahaan Kontraktor Kontrak Kerjasama yang mengupayakan energi fosil, Pertamina EP Asset 4 tetap berupaya memenuhi kebutuhan energi nasional, salah satunya dengan tetap melakukan aktifitas eksplorasi guna menjaga ketersediaan energi hingga puluhan tahun ke depan.
"Kami di Pertamina EP tetap optimis untuk ketersediaan energi Indonesia, dan kami komitmen untuk terus melakukan eksplorasi, salah satunya yang sedang disiapkan sumur Eksplorasi Kasuari Emas di wilayah Kabupaten Bojonegoro", ujar Deddy Syam, Asset 4 General Manager PT Pertamina EP.
Deddy juga menambahkan bahwa melalui kegiatan eksplorasi tersebut membuahkan hasil temuan cadangan yang besar sehingga dapat memperpanjang masa energi fosil di Indonesia.
"Dengan aktifitas eksplorasi, kami berharap pertamina akan sustain dan terus beroperasi memenuhi kebutuhan energi di Indonesia", pungkas Deddy.
Lead time atau waktu dari discovery ke produksi pertama di Indonesia antara 8 - 26 Tahun tergantung dari jenis lapangannya. Rata-rata Lead Time Indonesia sekitar 10,5 Tahun.
"Tentunya kondisi tersebut yang mempengaruhi investor untuk melakukan eksplorasi di Indonesia", kata Nanang.
Iklim investasi migas Indonesia menduduki peringkat terendah diantara negara asean. Maka dari itu, Kementerian ESDM menyiapkan strategi untuk meningkatkan daya tarik investasi eksplorasi migas, antara lain :
- Meningkatkan Prospectivitas Eksplorasi Migas
- Meningkatkan iklim investasi melalui pendekatan Fiskal
- Kepastian Regulasi
- Stabilitas Politik dan Keamanan
"Dengan strategi tersebut diharapkan Indonesia bisa keluar dari situasi kritis untuk peningkatan investasi untuk memenuhi gap kebutuhan energy Indonesia ditengah fase transisi energy menuju era green energy", pungkas Nanang.
Sementara itu, sebagai salah satu perusahaan Kontraktor Kontrak Kerjasama yang mengupayakan energi fosil, Pertamina EP Asset 4 tetap berupaya memenuhi kebutuhan energi nasional, salah satunya dengan tetap melakukan aktifitas eksplorasi guna menjaga ketersediaan energi hingga puluhan tahun ke depan.
"Kami di Pertamina EP tetap optimis untuk ketersediaan energi Indonesia, dan kami komitmen untuk terus melakukan eksplorasi, salah satunya yang sedang disiapkan sumur Eksplorasi Kasuari Emas di wilayah Kabupaten Bojonegoro", ujar Deddy Syam, Asset 4 General Manager PT Pertamina EP.
Deddy juga menambahkan bahwa melalui kegiatan eksplorasi tersebut membuahkan hasil temuan cadangan yang besar sehingga dapat memperpanjang masa energi fosil di Indonesia.
"Dengan aktifitas eksplorasi, kami berharap pertamina akan sustain dan terus beroperasi memenuhi kebutuhan energi di Indonesia", pungkas Deddy.
(msd)