Maestro Pelestari Gaok Aki Rukmin: Jangan Keok Samemeh Dipacok…

Rabu, 17 Februari 2021 - 11:17 WIB
loading...
A A A
Kapan Gaok itu dipentaskan?
“Lagu-nya ya lagu Gaok, namanya bermacam, Pupuh (lagu Sunda), betul Pupuh itu itung-itung variasi nama lagu, judul lagu Pupuh itu.”
“(pak Udin menambahkan) Gaok itu pas melahirkan, model 40 hari anak lahiran, ngagaraok. Atau pas ada babarit sawah (syukuran panen padi), kalau mau buka tanah ada acara sakral nya. Tapi semakin kesini, emang sudah jarang ya”

Maestro Pelestari Gaok Aki Rukmin: Jangan Keok Samemeh Dipacok…


Apa saja yang diperlukan saat memainkan Gaok?
"(dijawab oleh pak Udin) Alat musik, karena tidak punya alat musik, apapun yang ada di dapur, dimanfaatkan, kecrek-nya sendok, 7 personel itu apa aja yg dipegang, kadang piring. Tapi kesininya ada tukang Kendang, Gong, Terompet, untuk personelnya. Tapi yang aslinya tetap ada, Buyung.”

Naskah Wawacan itu apa?
“Jadi Wawacan itu semodel lalakon teh (jalan cerita), pakai naskah dengan tulisan aksara arab, ini buatan tahun 61-62. Jadi jalan cerita dalam bentuk pupuh istilahnya.Jadi ini tuh ngawitan, disebutnya Aksara Pegon, kertas bukunya dari Rotterdam jgn Leces, tintanya Parker, penanya dari Rokrak (ranting), dibikinnya sebaris oleh mantan sekretaris desa Wangsadihardja (penulis Wawacan).”

Ada berapa Wawacan? Ini asli?
“Dari awal, kesenian Gaok itu kan terdiri dari 17. di naskah cuma ada 9.”

Ada hubungan langsung dengan penulis Wawacan yakni Wangsadihardja?
“Saya ponakannya Wangsadihardja. Saya panggil dia Uwak, kok Uwak dibikin kayak gini (tunjuk aksara pegon).

Seperti apa seni Gaok itu?
“Jadi Gaok itu seni tembang Sunda, kalau kata artis jaman sekarang yaitu pekerjaan nyanyi atau tarik suara.”
“(pak Udin menambahkan) Jadi kadang Gaok itu dari petang sampai waktu shubuh (pentasnya). Kadang satu cerita, gak selesai. Terasa sama saya, ikut Aki Rukmin itu selesai sampai jam 3 shubuh. Show-nya tergantung permintaan.”
“(pak Andi menambahkan) Personilnya 7, dalang 1, yang baca cerita itu dalang, kemudian dilanjut sampe habis pupuh itu ya ke 7 personil itu. Dangdingpupuh-nya harus hapal semua. Nah mencari personel yg bisa pupuh itu yg susah, kebetulan disini sekarang juga tinggal ini doang yg masih eksis.”

Apa yang harus diperhatikan dalam Gaok?
Lagu-lagu itu harus purwakanti (repetisi yang sama), kalau ga gitu, ga enak didengar. Orang Sunda, kode nya kan, Daminatilada, sementara kalau nasional, Doremifasolasido, nah belajar nya dari situ. Kapan suara sedang, besar kecil, susah.

Gaok ini sudah banyak yang meneliti secara akademik?
sambil mengeluarkan buku skripsi tebal dari tas hitamnya) Ini penelitian mahasiswa Unpad tentang wawacan Samun. Kalo yang seinget saya, anak kuliah bisa nyampe 100 orang.”

Meski banyak diteliti, mengapa Gaok tetap terancam punah? benarkah tidak ada generasi muda yang tertarik meneruskan?
“Memang sangat susah, inginnya mencari murid, nepakeun (menularkan), ini saya sudah model gini (tua), saya ga nyanggupin. Jawaban anak muda sekarang katanya malu. Minat pemuda mempelajari sekarang kurang, misal diajarin. Belajar padalisan 6 sampai 7 bait, kamu hapal bait ke berapa. Begitu bait ke 3, sama saya bait ke 2, sok buru ditewak (maksudnya meneruskan bait pupuh), ngeeeng ada aba-aba nya, cuma nangkapnya ga pas, bagaimana saya menurunkannya, kan ada Dangding nya (nada), memang seni Gaok kayak gitu, ada model cengkok nya.”
“(pak Udin menambahkan) Saya juga modelnya kalau tidak diawalin sama dalang (Aki Rukmin), terus udah keluar dari bait itu, ya udah blank aja langgam-nya (lupa variasi nada-nya).Terus kalau di-tes sama pak Rukmin, misal Sinom, terlalu jauh (gap suara).”
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.3856 seconds (0.1#10.140)