Pilu Menyaksikan Kehancuran, Gusti Moeng Usir Para Penghalang Upaya Perdamaian Keraton Surakarta
loading...
A
A
A
Dia menyaksikan, banyak bangunan cagar budaya yang rusak , tidak terawat. "Ada upaya pembiaran dari yang berkuasa saat ini di dalam keraton, dan sebagian besar sudah berhasil saya dokumentasikan," papar Gusti Moeng.
GKR Wandansari berharap, melalui ziarah ke makam para leluhur pendiri Kerajaan Mataram, dia juga memanjatkan doa kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala agar kondisi Keraton Kasunanan kembali bersatu seperti dulu lagi.
"Saya langsung ke makam para leluhur untuk mendoakan para leluhur, dan meminta kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala agar Keraton Surakarta kembali baik, aktivitas budaya terus berjalan dan rukun damai semuanya," papar Gusti Moeng.
Dua putri raja, GKR Wandansari alias Koesmoertiyah (Gusti Moeng) dan Putri Raja PB XIII GKR Timoer Rumbai Kusuma Dewayani bersama dua penari Tari Bedaya, serta sentono terkunci di dalam keraton selama tiga hari dua malam.
GKR Wandansari berharap, melalui ziarah ke makam para leluhur pendiri Kerajaan Mataram, dia juga memanjatkan doa kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala agar kondisi Keraton Kasunanan kembali bersatu seperti dulu lagi.
"Saya langsung ke makam para leluhur untuk mendoakan para leluhur, dan meminta kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala agar Keraton Surakarta kembali baik, aktivitas budaya terus berjalan dan rukun damai semuanya," papar Gusti Moeng.
Dua putri raja, GKR Wandansari alias Koesmoertiyah (Gusti Moeng) dan Putri Raja PB XIII GKR Timoer Rumbai Kusuma Dewayani bersama dua penari Tari Bedaya, serta sentono terkunci di dalam keraton selama tiga hari dua malam.
(eyt)