Banjir, Longsor Gempa hingga Tsunami Mengintai, Ini Daerah Rawan Bencana di Jabar
loading...
A
A
A
Sebelumnya diberitakan, BMKG meminta pemerintah mengantisipasi datangnya musim hujan menyusul terdeteksinya la nina di Samudra Pasifik yang berdampak terhadap tingginya curah hujan di Indonesia.
Hal itu dikatakan Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati dalam rapat virtual bersama Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan dan Gubernur Jabar, Ridwan Kamil terkait dampak bencana di musim hujan terhadap kenaikan kasus COVID-19 dari Gedung Pakuan, Kota Bandung, Jumat (9/10/2020).
Dijelaskan Dwikorita, la nina merupakan anomali suhu muka air laut dimana suhu di laut akan lebih dingin, bahkan bisa sampai minus satu derajat celcius atau lebih. Akibatnya, aliran masa udara basah lebih kuat dibandingkan saat normal dari wilayah pasifik masuk ke Indonesia, terutama Indonesia timur, tengah, dan utara.
"Dampaknya adalah curah hujan bulanan di Indonesia ini akan semakin meningkat. Peningkatan ini bervariasi atau tidak seragam dari segi ruang dan waktu," jelasnya.
Sementara itu, Guru Besar Bidang Seismologi ITB, Sri Widiyantoro mengungkapkan kemungkinan terjadinya gempa besar disertai tsunami di wilayah Indonesia, terutama Provinsi Jabar dan Jawa Timur.
Dalam keterangan resminya Senin (21/9/2021), Sri Widiyantoro menyebutkan, terdapat wilayah minim gempa atau seismic gap (bagian dari sesar yang pernah menghasilkan gempa bumi) di laut selatan Pulau Jawa. Wilayah ini berpotensi melepaskan gempa dengan magnitudo yang lebih besar ketika aktif kembali.
Tidak adanya gempa besar dengan magnitudo 8 atau lebih dalam beberapa ratus tahun terakhir, menurutnya, mengindikasikan ancaman gempa tsunamigenik dahsyat di sepanjang pantai selatan Pulau Jawa dan berpotensi menimbulkan tsunami hingga 20 meter.
Hal itu dikatakan Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati dalam rapat virtual bersama Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan dan Gubernur Jabar, Ridwan Kamil terkait dampak bencana di musim hujan terhadap kenaikan kasus COVID-19 dari Gedung Pakuan, Kota Bandung, Jumat (9/10/2020).
Dijelaskan Dwikorita, la nina merupakan anomali suhu muka air laut dimana suhu di laut akan lebih dingin, bahkan bisa sampai minus satu derajat celcius atau lebih. Akibatnya, aliran masa udara basah lebih kuat dibandingkan saat normal dari wilayah pasifik masuk ke Indonesia, terutama Indonesia timur, tengah, dan utara.
"Dampaknya adalah curah hujan bulanan di Indonesia ini akan semakin meningkat. Peningkatan ini bervariasi atau tidak seragam dari segi ruang dan waktu," jelasnya.
Sementara itu, Guru Besar Bidang Seismologi ITB, Sri Widiyantoro mengungkapkan kemungkinan terjadinya gempa besar disertai tsunami di wilayah Indonesia, terutama Provinsi Jabar dan Jawa Timur.
Dalam keterangan resminya Senin (21/9/2021), Sri Widiyantoro menyebutkan, terdapat wilayah minim gempa atau seismic gap (bagian dari sesar yang pernah menghasilkan gempa bumi) di laut selatan Pulau Jawa. Wilayah ini berpotensi melepaskan gempa dengan magnitudo yang lebih besar ketika aktif kembali.
Tidak adanya gempa besar dengan magnitudo 8 atau lebih dalam beberapa ratus tahun terakhir, menurutnya, mengindikasikan ancaman gempa tsunamigenik dahsyat di sepanjang pantai selatan Pulau Jawa dan berpotensi menimbulkan tsunami hingga 20 meter.
(shf)