Disalahgunakan Pelaku Kriminal, Driver Gojek Surabaya Diimbau Saling Jaga Atribut
loading...
A
A
A
SURABAYA - Belakangan ini atribut resmi ojek online kerap disalahgunakan pelaku kriminal. Para driver ojek online (ojol), khususnya di Surabaya, Jawa Timur, diimbau menjaga baik-baik atribut resmi yang digunakan saat bekerja. Atribut yang dimaksud misalnya helm atau jaket ojol.
Salah satu driver ojol asal Surabaya, Gatot Imam Triyono menyebut beberapa kasus pencurian motor yang terjadi di wilayahnya dilakukan oleh oknum yang menyalahgunakan atribut ojol. Menurutnya hal itu dapat mempengaruhi persepsi masyarakat terhadap profesi ojol.
Baca juga: Panglima TNI Tinjau Pelaksanaan PPKM Skala Mikro di Surabaya
"Dampak pasti ada. Sekarang saya lihat kepercayaan konsumen mulai berkurang. Kalau dapat orderan antar paket atau makanan konsumen kadang ambil foto kita" kata Gatot dalam rilis yang diterima sindonews.com, Rabu (10/2/2021).
Gatot yang aktif di komunitas ojol Segoroland mengimbau rekan-rekan sesama driver untuk menjaga atribut dengan baik.
Bagi yang sudah berhenti atau telah memiliki pekerjaan lain diminta untuk tidak memberikan atau menjual atribut ke sembarang orang. "Saya lihat masih ada oknum yang jual bebas atribut bekas di media sosial. Ini kalau bisa dihindari," katanya.
Baca juga: Buru Pelaku Pembunuhan Terapis Pijat di Mojokerto, Polisi Sebar Sketsa Wajah
Meski begitu, Gatot meyakini sejauh ini kepercayaan konsumen ke ojol masih tinggi. Ia pun tidak keberatan jika di beberapa tempat menerapkan pemeriksaan ketat terhadap ojol yang keluar masuk.
"Ada tempat-tempat tertentu yang memeriksa ketat setiap ojol yang keluar masuk. Ini bagus. Kami tidak keberatan untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan," katanya.
"Kalau masuk mal, petugas keamanan biasanya minta lihat aplikasi untuk ngecek benar gak dapat orderan GoFood atau GrabFood yang lokasi restonya di dalam mal. Saat kerja atribut selalu dipakai, tapi kalau ke mal sekadar jalan-jalan sebaiknya jangan pakai atribut," papar Gatot.
Gatot juga mengatakan masyarakat atau konsumen tidak perlu segan untuk memastikan wajah driver dan nomor polisi kendaraan sama dengan identitas yang tertera di aplikasi. Dengan begitu konsumen merasa aman menggunakan layanan ojol.
"Konsumen bisa bertanya jika nomor polisi atau wajah berbeda. Karena kalau ada konsumen yang melapor, di Gojek hal ini masuk kategori pelanggaran berat, bisa di suspend," pungkasnya
Salah satu driver ojol asal Surabaya, Gatot Imam Triyono menyebut beberapa kasus pencurian motor yang terjadi di wilayahnya dilakukan oleh oknum yang menyalahgunakan atribut ojol. Menurutnya hal itu dapat mempengaruhi persepsi masyarakat terhadap profesi ojol.
Baca juga: Panglima TNI Tinjau Pelaksanaan PPKM Skala Mikro di Surabaya
"Dampak pasti ada. Sekarang saya lihat kepercayaan konsumen mulai berkurang. Kalau dapat orderan antar paket atau makanan konsumen kadang ambil foto kita" kata Gatot dalam rilis yang diterima sindonews.com, Rabu (10/2/2021).
Gatot yang aktif di komunitas ojol Segoroland mengimbau rekan-rekan sesama driver untuk menjaga atribut dengan baik.
Bagi yang sudah berhenti atau telah memiliki pekerjaan lain diminta untuk tidak memberikan atau menjual atribut ke sembarang orang. "Saya lihat masih ada oknum yang jual bebas atribut bekas di media sosial. Ini kalau bisa dihindari," katanya.
Baca juga: Buru Pelaku Pembunuhan Terapis Pijat di Mojokerto, Polisi Sebar Sketsa Wajah
Meski begitu, Gatot meyakini sejauh ini kepercayaan konsumen ke ojol masih tinggi. Ia pun tidak keberatan jika di beberapa tempat menerapkan pemeriksaan ketat terhadap ojol yang keluar masuk.
"Ada tempat-tempat tertentu yang memeriksa ketat setiap ojol yang keluar masuk. Ini bagus. Kami tidak keberatan untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan," katanya.
"Kalau masuk mal, petugas keamanan biasanya minta lihat aplikasi untuk ngecek benar gak dapat orderan GoFood atau GrabFood yang lokasi restonya di dalam mal. Saat kerja atribut selalu dipakai, tapi kalau ke mal sekadar jalan-jalan sebaiknya jangan pakai atribut," papar Gatot.
Gatot juga mengatakan masyarakat atau konsumen tidak perlu segan untuk memastikan wajah driver dan nomor polisi kendaraan sama dengan identitas yang tertera di aplikasi. Dengan begitu konsumen merasa aman menggunakan layanan ojol.
"Konsumen bisa bertanya jika nomor polisi atau wajah berbeda. Karena kalau ada konsumen yang melapor, di Gojek hal ini masuk kategori pelanggaran berat, bisa di suspend," pungkasnya
(msd)