Isu Intoleransi Dinilai Jadi Ancaman Besar Visi Indonesia Emas 2045

Rabu, 10 Februari 2021 - 08:31 WIB
loading...
Isu Intoleransi Dinilai...
Puluhan mahasiswa dan pemuda menggelar diskusi tentang intoleransi di Indonesia yang dinilai menjadi ancaman besar Visi Indonesia Emas 2045. Foto/Ist
A A A
BANDUNG - Isu intoleransi yang terus mengemuka dan memicu perseteruan antara anak bangsa dinilai sebagai ancaman besar bagi visi Indonesia Emas 2045.

Ketua Umum Pengurus Besar Inisiator Perjuangan Ide Rakyat (PB INSPIRA), Rizqi Fathul Hakim mengatakan, selain pandemi COVID-19 yang memukul jatuh perekonomian, isu intoleransi merupakan ujian berat yang kini dihadapi bangsa Indonesia.

Menurutnya, persoalan intoleransi yang terus bergulir selama 2020 hingga saat ini secara perlahan telah merusak sendi-sendi kehidupan berbangsa dan bernegara.

"Poin intoleransi adalah ancaman dan rintangan besar yang akan menghambat Visi Indonesia Emas di masa mendatang," tegas Rizqi dalam keterangan resminya, Rabu (10/2/2021).

Dengan kondisi tersebut, lanjut Rizqi, pihaknya mengambil inisiatif untuk mencairkan ketegangan yang terjadi selama ini melalui Rembuk Nasional Pemuda Toleran Indonesia. Kegiatan diskusi tersebut bertujuan untuk merawat kebhinekaan ditengah maraknya isu intoleran di Indonesia.

"Diskusi diharapkan mampu memberikan sentuhan baru dalam kesadaran banyak orang, agar mampu menyikapi fakta perbedaan dengan bijaksana," katanya.

Acara yang digelar di Rosomulyo Villa & Camp, Sentul, Kabupaten Bogor, akhir pekan lalu itu diikuti oleh puluhan pemuda dari berbagai daerah dan berbagai tingkat, mulai mahasiswa hingga kepemudaan se-Indonesia.

"Visi Indonesia Emas 2045 dapat terwujud bilamana kebhinekaan, persatuan dan rasa toleransi antaranak bangsa kita rajut dan kita rawat. Ini ikhtiar kami sebagai anak muda saat ini yang akan memimpin estafet kepemimpinan pada tahun yang akan datang," papar Rizqi.

Ketua pelaksana kegiatan, M Hafiz Azami mengaku, optimistis Indonesia akan terlepas dari isu Intoleransi. Menurutnya, intoleransi muncul atas dasar ketidakadilan di berbagai sektor, mulai dari politik, ekonomi maupun sentimen pihak yang merasa diuntungkan atau dirugikan.

"Saya optimistis, dengan melihat pemuda saat ini (dalam diskusi), Indonesia akan terlepas dari itu intoleran," katanya. Acara Rembuk Nasional Pemuda Toleran ini, kata dia, diikuti perwakilan dari 9 provinsi se-Indonesia dengan jumlah peserta 88 orang.

Baca juga: Alun-alun Baru Majalengka Ramai Kunjungan, Warganet Singgung Prokes

"Kegiatan ini juga menerapkan protokol kesehatan dengan mengisi ruangan 25 persen dari kapasitas, memakai masker dan menjaga jarak," tandas dia.

Salah satu peserta kegiatan asal Papua Barat, Husen Umkabu yang Ketua Umum Himpunan Mahasiswa Raja Ampat (HIMARAJA) Se-Jawa Bali menyambut kegiatan tersebut.

Baca juga: Atasi Banjir Pantura, Ridwan Kamil: Solusi Terus Dikebut Pemerintah

"Ketika mendengar informasi acara itu, saya langsung mendaftar karena saya ingin mengenal para penggerak toleransi dari kalangan pemuda yang senapas dengan saya dalam menghilangkan diskriminasi sosial di negara ini," kata Hussein.
(boy)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2025 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.7213 seconds (0.1#10.24)