Kabar Gembira, 10 Juta Dosis Bahan Baku Vaksin COVID-19 Tiba di Biofarma
loading...
A
A
A
BANDUNG - Sebanyak 10 juta dosis bahan baku (bulk) vaksin COVID-19 Sinovac tiba di PT Biofarma , Kota Bandung, Jawa Barat, Selasa (2/2/2021) sekitar pukul 15.45 WIB. Bahan baku vaksin itu diangkut menggunakan dua truk trailer dari Bandara Soekarno-Hatta.
Sekretaris PT Biofarma Bambang Heriyanto mengatakan, kedatangan 10 juta dosis bahan baku vaksin itu bakal diproses menjadi vaksin siap edar setelah menempuh uji mutu dan laboratorium.
"Semua bulk (bahan baku) ini, setelah diolah menjadi produk jadi (vaksin), terlebih dahulu harus melalui serangkaian uji mutu atau quality control ketat, yang dilakukan di laboratorium Bio Farma dan BPOM untuk memastikan produk yang dihasilkan (vaksin) mempunyai kualitas memenuhi syarat," kata Bambang di Biofarma.
Proses kedatangan vaksin itu dikawal ketat oleh sejumlah aparat TNI dan Polri. Mereka menjaga vaksin tersebut hingga diturunkan dari truk. Kemudian, bahan baku vaksin dibawa menggunakan alat berat menuju gudang tempat produksi vaksin milik Biofarma.
Menurutnya, dengan komitmen pemerintah mendatangkan lebih cepat bahan baku vaksin COVID-19 ini, pada November 2021 mendatang diharapkan bisa terealisasi 140 juta dosis vaksin ada di Indonesia. "Kami (PT Biofarma) bisa juga percepat sampai Juli. Jadi Juli, 140 juta dosis sudah bisa kita proses," ujarnya.
Saat ini, tutur Bambang, PT Biofarma menggunakan fasilitas yang mampu memproduksi 100 juta dosis vaksin dalam satu tahun. Pada Maret mendatang, fasilitas produksi yang memiliki kapasitas sebanyak 150 juta dosis per tahun bisa disetujui oleh BPOM untuk beroperasi.
"Sebetulnya kami memiliki total kapasitas produksi 250 juta. Tapi baru satu fasilitas produksi yang disetujui BPOM. Karena, untuk produksi harus dilihat juga kualitasnya," tutur Bambang.
Bambang mengatakan, 10 juta dosis bulk vaksin yang baru tiba di Biofarma itu akan mulai diproduksi menjadi 100 juta vaksin pada 13 Februari 2021. Jadwal tersebut menyesuaikan, setelah produksi 15 juta dosis vaksin yang telah datang lebih dulu selesai pada 11 Februari 2021.
"Ini kurang lebih tanggal 13 Februari (diproduksi) setelah yang 15 juta (kedatangan pertama bahan baku) selesai. Nanti 13 Februari sampai 20 Maret rencana produksinya," ucapnya.
Bambang mengemukakan, 10 juta dosis bahan baku vaksin itu rencananya bakal diberikan kepada petugas pelayanan publik dan tenaga layanan publik termasuk TNI dan Polri. Proses penyuntikkan vaksin kepada petugas publik itu rencananya bakal mulai dilakukan pada akhir Februari 2021 mendatang.
"Sesuai rencana Kementerian Kesehatan untuk petugas pelayanan publik, TNI dan Polri, ada sekitar 17,5 juta sasaran," ujar Bambang.
Dia menjelaskan untuk menjaga kualitas vaksin agar tetap terjaga dalam proses distribusi vaksin Covid-19, Bio Farma menggunakan Sistem Manajemen Distribusi Vaksin (SMDV) yang terintegrasi secara bertahap dengan sistem lain di dalam dan di luar Holding BUMN Farmasi, termasuk Command Center yang dilengkapi dengan dashboard Internet of Things (IoT).
Sistem itu digunakan untuk memonitor segala kondisi yang terjadi dalam perjalanan, termasuk batasan suhu yang dipantau secara langsung, lokasi, kecepatan dan kondisi darurat lainnya, termasuk dashboard tracking vaksin untuk memonitor pergerakan vaksin.
Lihat Juga: Kronologi 10 Paku Bumi Jatuh di Perempatan Buahbatu Bandung yang Timbulkan Getaran Keras
Sekretaris PT Biofarma Bambang Heriyanto mengatakan, kedatangan 10 juta dosis bahan baku vaksin itu bakal diproses menjadi vaksin siap edar setelah menempuh uji mutu dan laboratorium.
"Semua bulk (bahan baku) ini, setelah diolah menjadi produk jadi (vaksin), terlebih dahulu harus melalui serangkaian uji mutu atau quality control ketat, yang dilakukan di laboratorium Bio Farma dan BPOM untuk memastikan produk yang dihasilkan (vaksin) mempunyai kualitas memenuhi syarat," kata Bambang di Biofarma.
Proses kedatangan vaksin itu dikawal ketat oleh sejumlah aparat TNI dan Polri. Mereka menjaga vaksin tersebut hingga diturunkan dari truk. Kemudian, bahan baku vaksin dibawa menggunakan alat berat menuju gudang tempat produksi vaksin milik Biofarma.
Menurutnya, dengan komitmen pemerintah mendatangkan lebih cepat bahan baku vaksin COVID-19 ini, pada November 2021 mendatang diharapkan bisa terealisasi 140 juta dosis vaksin ada di Indonesia. "Kami (PT Biofarma) bisa juga percepat sampai Juli. Jadi Juli, 140 juta dosis sudah bisa kita proses," ujarnya.
Saat ini, tutur Bambang, PT Biofarma menggunakan fasilitas yang mampu memproduksi 100 juta dosis vaksin dalam satu tahun. Pada Maret mendatang, fasilitas produksi yang memiliki kapasitas sebanyak 150 juta dosis per tahun bisa disetujui oleh BPOM untuk beroperasi.
"Sebetulnya kami memiliki total kapasitas produksi 250 juta. Tapi baru satu fasilitas produksi yang disetujui BPOM. Karena, untuk produksi harus dilihat juga kualitasnya," tutur Bambang.
Bambang mengatakan, 10 juta dosis bulk vaksin yang baru tiba di Biofarma itu akan mulai diproduksi menjadi 100 juta vaksin pada 13 Februari 2021. Jadwal tersebut menyesuaikan, setelah produksi 15 juta dosis vaksin yang telah datang lebih dulu selesai pada 11 Februari 2021.
"Ini kurang lebih tanggal 13 Februari (diproduksi) setelah yang 15 juta (kedatangan pertama bahan baku) selesai. Nanti 13 Februari sampai 20 Maret rencana produksinya," ucapnya.
Bambang mengemukakan, 10 juta dosis bahan baku vaksin itu rencananya bakal diberikan kepada petugas pelayanan publik dan tenaga layanan publik termasuk TNI dan Polri. Proses penyuntikkan vaksin kepada petugas publik itu rencananya bakal mulai dilakukan pada akhir Februari 2021 mendatang.
"Sesuai rencana Kementerian Kesehatan untuk petugas pelayanan publik, TNI dan Polri, ada sekitar 17,5 juta sasaran," ujar Bambang.
Dia menjelaskan untuk menjaga kualitas vaksin agar tetap terjaga dalam proses distribusi vaksin Covid-19, Bio Farma menggunakan Sistem Manajemen Distribusi Vaksin (SMDV) yang terintegrasi secara bertahap dengan sistem lain di dalam dan di luar Holding BUMN Farmasi, termasuk Command Center yang dilengkapi dengan dashboard Internet of Things (IoT).
Sistem itu digunakan untuk memonitor segala kondisi yang terjadi dalam perjalanan, termasuk batasan suhu yang dipantau secara langsung, lokasi, kecepatan dan kondisi darurat lainnya, termasuk dashboard tracking vaksin untuk memonitor pergerakan vaksin.
Lihat Juga: Kronologi 10 Paku Bumi Jatuh di Perempatan Buahbatu Bandung yang Timbulkan Getaran Keras
(shf)