Awas! Gunung Merapi Masih Terus Semburkan Awan Panas
loading...
A
A
A
SLEMAN - Gunung Merapi masih terus menyemburkan awan panas . Gumpalan asap dengan suhu sangat panas yang sering disebut wedus gembel ini dua kali keluar dari puncak Merapi sejak sore hingga petang hari, Selasa (26/1/2021)
Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) mencatat kejadian awan panas terjadi pada pukul 16.18 WIB. Awan panas ini tidak terlalu jelas terlihat. Kendati demikian BPPTKG memprediksi jarak luncur sekitar 1200 meter menuju ke barat daya.
Baca juga: Aktivitas Gunung Merapi Masih Membahayakan, Terjadi 40 Kali Guguran Lava Pijar
"Awan panas guguran dengan amplitudo maksimal 40 mm ,durasi 133 detik , estimasi jarak 1200 meter, namun tinggi kolom tak teramati karena berkabut,mendung dan juga terjadi hujan," terang Kepala BPPTKG Hanik Humaida, Selasa (26/1/2021).
Setelah kejadian pukul 16.18 WIB awan panas kembali terjadi pada pukul 18.27 WIB. Untuk awan panas ini dengan durasi 135 detik dan jarak luncur sekitar 1,3 km menuju barat daya." Saat ini memang untuk luncuran baik awan panas maupun lava pijar menuju ke barat daya," ulasnya.
Baca juga: Kepala Dinas Sosial Kabupaten Rembang Meninggal, Hasil Swab Positif COVID-19
Hanik melanjutkan, pihaknya terus melakukan analisa di puncak Merapi. Beberapa kali pihaknya mencoba menerbangkan drone. Namun demikian lantaran cuaca, gagal mendapatkan gambaran kawah utama Merapi.
Upaya melakukan foto udara ini dilakukan menyikapi seringnya pijaran di atas kawah utama yang sering terlihat di malam hari. BPPTKG masih belum bisa menjelaskan apakah ada kubah lava baru lainnya atau tidak.
"Kalau material di kubah lava baru perkiraan kami volumenya kecil yaitu 104 ribu meter kubik. Jadi Jauh dari rata - rata Merapi yang bisa lebih dari 3 juta meter kubik. Kita masih terus berusaha melakukan pantauan di kawah utama Merapi," ungkapnya.
Sejak pukul 12.00 WIB sampai dengan pukul 18.00 WIB untuk gempa guguran tercatat 33 kali, gempa hembusan 2 kali, serta 8 kali gempa fase banyak. Dengan jarks luncur baik awan panas maupun lava pijar saat ini, status Merapi masih siaga atau level III.
Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) mencatat kejadian awan panas terjadi pada pukul 16.18 WIB. Awan panas ini tidak terlalu jelas terlihat. Kendati demikian BPPTKG memprediksi jarak luncur sekitar 1200 meter menuju ke barat daya.
Baca juga: Aktivitas Gunung Merapi Masih Membahayakan, Terjadi 40 Kali Guguran Lava Pijar
"Awan panas guguran dengan amplitudo maksimal 40 mm ,durasi 133 detik , estimasi jarak 1200 meter, namun tinggi kolom tak teramati karena berkabut,mendung dan juga terjadi hujan," terang Kepala BPPTKG Hanik Humaida, Selasa (26/1/2021).
Setelah kejadian pukul 16.18 WIB awan panas kembali terjadi pada pukul 18.27 WIB. Untuk awan panas ini dengan durasi 135 detik dan jarak luncur sekitar 1,3 km menuju barat daya." Saat ini memang untuk luncuran baik awan panas maupun lava pijar menuju ke barat daya," ulasnya.
Baca juga: Kepala Dinas Sosial Kabupaten Rembang Meninggal, Hasil Swab Positif COVID-19
Hanik melanjutkan, pihaknya terus melakukan analisa di puncak Merapi. Beberapa kali pihaknya mencoba menerbangkan drone. Namun demikian lantaran cuaca, gagal mendapatkan gambaran kawah utama Merapi.
Upaya melakukan foto udara ini dilakukan menyikapi seringnya pijaran di atas kawah utama yang sering terlihat di malam hari. BPPTKG masih belum bisa menjelaskan apakah ada kubah lava baru lainnya atau tidak.
"Kalau material di kubah lava baru perkiraan kami volumenya kecil yaitu 104 ribu meter kubik. Jadi Jauh dari rata - rata Merapi yang bisa lebih dari 3 juta meter kubik. Kita masih terus berusaha melakukan pantauan di kawah utama Merapi," ungkapnya.
Sejak pukul 12.00 WIB sampai dengan pukul 18.00 WIB untuk gempa guguran tercatat 33 kali, gempa hembusan 2 kali, serta 8 kali gempa fase banyak. Dengan jarks luncur baik awan panas maupun lava pijar saat ini, status Merapi masih siaga atau level III.
(msd)