Selama PSBB, Kasus Kebakaran di Makassar Menurun Drastis
loading...
A
A
A
MAKASSAR - Selama penerapan pembatasan sosial berskala besar (PSBB), kasus kebakaran di Kota Makassar menurun drastis.
Menurut Kepala Bidang Operasi Damkar Makassar, Hasanuddin, hal ini berdasarkan perbandingan data tahun lalu pada periode yang sama. "Jumlah kebakaran bila dibandingkan tahun lalu, drastis menurun efek dari PSBB," tukas Hasanuddin kepada SINDOnews.
Penurunan ini, kata Dia, mulai tampak sejak dua bulan terakhir di awal tahun 2020. Diketahui, penerapan PSBB di Kota Makassar mulai berlaku sejak sejak 24 April hingga 7 Mei 2020. Kemudian di perpanjang hingga tahap kedua pelaksanaannya yang dimulai sejak tanggal 8 hingga 22 Mei mendatang.
Baca : 4 Hari Rapid Test, 204 Pedagang di Makassar Reaktif COVID-19
Data Damkar Makassar per tanggal 12 Mei 2020 dilaporkan sejak Januari ada 11 kasus kebakaran. Lalu Februari 12 kasus, selanjutnya mulai menurun di bulan Maret sebanyak 4 kasus. Meski di April ada peningkatan, namun tidak signifikan total 6 kasus, kemudian hingga Mei ada 4 kasus kebakaran.
Sementara pada tahun 2019 lalu, sejak Januari ada 9 kejadian kebakaran. Di bulan Februari sebanyak 6, Maret 13, dan April ada 11 kasus, serta Mei sebanyak 14 kasus. Jika diakumulasikan dalam kurun waktu setahun ada total 305 kejadian kebakaran di tahun 2019.
Hasanuddin menilai, adanya kecenderungan penurunan kasus kebakaran ini sebagai dampak PSBB. Dimana kebijakan itu menuntut warga tetap berada di rumah. Dengan kondisi demikian, masyarakat dinilai lebih waspada dalam memperhatikan kondisi kediamannya masing-masing.
"Bila dikaitkan dengan PSBB adalah bahwa hampir seluruh rumah ada penghuninya. Artinya tingkat kewaspadaan terhadap bahaya kebakaran itu meningkat, dan apabila terjadi kebakaran awal dapat langsung dikendalikan oleh pemilik rumah," papar dia.
Dikatakan, potensi terjadinya kebakaran selama ini justru terjadi di sekitar kediaman. Dimana sekitar 90% terjadinya kebakaran itu akibat kelalaian manusia, baik terhadap pemakaian penggunaan alat listrik dan penggunaan kompor. Hampir seluruh laporan kejadian kebakaran yang ada, pun karena rumah ditinggal kosong oleh pemilik.
Meski begitu, Hasanuddin tetap mengimbau agar masyarakat tetap waspada di rumah. Apalagi saat ini dikatakan sudah memasuki musim kemarau. Di tengah menjalankan ibadah Ramadan, agar mawas diri saat beraktivitas memasak di dapur saat jam berbuka maupun sahur. Kemudian menjaga pemakaian beban listrik yang menumpuk.
"Dalam pelaksanaan PSBB ini agar selalu juga memperhatikan penggunaan alat-alat pemanas dan pendingin ruangan yang selalu over pada penggunaannya. Sebaiknya penggunaan AC dan kipas angin per 8 jam dan diistirahatkan selama 2 jam dapat digunakan kembali," pinta Hasanuddin.
Kepala Seksi Pengendali Operasi Damkar Makassar, Andi Muhammad Cakrawala menambahkan, kejadian kebakaran seringkali terjadi karena arus pendek (korslet). Makanya meski di rumah, dia berharap waraga tetap memperhatikan penggunaan peralatan listrik.
"Misalnya kalau lagi cas HP. Kalau sudah dicas, charge dan sekalian colokannya dilepas. Jangan dibiarkan tersambung terus. Begitupun peralatan listrik lainnya yang tidak digunakan," beber Cakra.
Dia meminta, para warga turut mendukung kinerja Damkar saat turun ke lokasi kejadian. Cakra tak menampik, petugas sering terhambat karena tak diberi ruang saat hendak ke lokasi tempat kebakaran. Makanya dia berharap petugas diberi ruang selama di lapangan.
"Biasanya masyarakat lebih cenderung jadi penonton saat peristiwa kebakaran terjadi. Padahal kita selalu respon cepat ke lapangan, tapi kadangkala di lokasi kejadian malah banyak warga berkurumun live video kejadian," papar Cakra.
Baca Juga : Ini Tanggal dan Tempat Rapid Test Massal di Kota Makassar
Menurut Kepala Bidang Operasi Damkar Makassar, Hasanuddin, hal ini berdasarkan perbandingan data tahun lalu pada periode yang sama. "Jumlah kebakaran bila dibandingkan tahun lalu, drastis menurun efek dari PSBB," tukas Hasanuddin kepada SINDOnews.
Penurunan ini, kata Dia, mulai tampak sejak dua bulan terakhir di awal tahun 2020. Diketahui, penerapan PSBB di Kota Makassar mulai berlaku sejak sejak 24 April hingga 7 Mei 2020. Kemudian di perpanjang hingga tahap kedua pelaksanaannya yang dimulai sejak tanggal 8 hingga 22 Mei mendatang.
Baca : 4 Hari Rapid Test, 204 Pedagang di Makassar Reaktif COVID-19
Data Damkar Makassar per tanggal 12 Mei 2020 dilaporkan sejak Januari ada 11 kasus kebakaran. Lalu Februari 12 kasus, selanjutnya mulai menurun di bulan Maret sebanyak 4 kasus. Meski di April ada peningkatan, namun tidak signifikan total 6 kasus, kemudian hingga Mei ada 4 kasus kebakaran.
Sementara pada tahun 2019 lalu, sejak Januari ada 9 kejadian kebakaran. Di bulan Februari sebanyak 6, Maret 13, dan April ada 11 kasus, serta Mei sebanyak 14 kasus. Jika diakumulasikan dalam kurun waktu setahun ada total 305 kejadian kebakaran di tahun 2019.
Hasanuddin menilai, adanya kecenderungan penurunan kasus kebakaran ini sebagai dampak PSBB. Dimana kebijakan itu menuntut warga tetap berada di rumah. Dengan kondisi demikian, masyarakat dinilai lebih waspada dalam memperhatikan kondisi kediamannya masing-masing.
"Bila dikaitkan dengan PSBB adalah bahwa hampir seluruh rumah ada penghuninya. Artinya tingkat kewaspadaan terhadap bahaya kebakaran itu meningkat, dan apabila terjadi kebakaran awal dapat langsung dikendalikan oleh pemilik rumah," papar dia.
Dikatakan, potensi terjadinya kebakaran selama ini justru terjadi di sekitar kediaman. Dimana sekitar 90% terjadinya kebakaran itu akibat kelalaian manusia, baik terhadap pemakaian penggunaan alat listrik dan penggunaan kompor. Hampir seluruh laporan kejadian kebakaran yang ada, pun karena rumah ditinggal kosong oleh pemilik.
Meski begitu, Hasanuddin tetap mengimbau agar masyarakat tetap waspada di rumah. Apalagi saat ini dikatakan sudah memasuki musim kemarau. Di tengah menjalankan ibadah Ramadan, agar mawas diri saat beraktivitas memasak di dapur saat jam berbuka maupun sahur. Kemudian menjaga pemakaian beban listrik yang menumpuk.
"Dalam pelaksanaan PSBB ini agar selalu juga memperhatikan penggunaan alat-alat pemanas dan pendingin ruangan yang selalu over pada penggunaannya. Sebaiknya penggunaan AC dan kipas angin per 8 jam dan diistirahatkan selama 2 jam dapat digunakan kembali," pinta Hasanuddin.
Kepala Seksi Pengendali Operasi Damkar Makassar, Andi Muhammad Cakrawala menambahkan, kejadian kebakaran seringkali terjadi karena arus pendek (korslet). Makanya meski di rumah, dia berharap waraga tetap memperhatikan penggunaan peralatan listrik.
"Misalnya kalau lagi cas HP. Kalau sudah dicas, charge dan sekalian colokannya dilepas. Jangan dibiarkan tersambung terus. Begitupun peralatan listrik lainnya yang tidak digunakan," beber Cakra.
Dia meminta, para warga turut mendukung kinerja Damkar saat turun ke lokasi kejadian. Cakra tak menampik, petugas sering terhambat karena tak diberi ruang saat hendak ke lokasi tempat kebakaran. Makanya dia berharap petugas diberi ruang selama di lapangan.
"Biasanya masyarakat lebih cenderung jadi penonton saat peristiwa kebakaran terjadi. Padahal kita selalu respon cepat ke lapangan, tapi kadangkala di lokasi kejadian malah banyak warga berkurumun live video kejadian," papar Cakra.
Baca Juga : Ini Tanggal dan Tempat Rapid Test Massal di Kota Makassar
(sri)