Cuaca Ekstrem, BMKG Ingatkan Potensi Multi Bencana hingga Maret 2021
loading...
A
A
A
BANDUNG - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika ( BMKG ) mengingatkan potensi multi bencana yang disebabkan cuaca hujan ekstrem hingga Maret 2021 mendatang. Hujan dengan intensitas tinggi berpotensi menimbulkan banjir, tanah longsor, banjir bandang, dan lainnya di sejumlah wilayah di Jawa Barat.
Menurut Kepala BBMKG Wilayah II Tangerang Hendro Nugroho, saat ini mayoritas wilayah di Jabar telah memasuki puncak musim hujan yang diprediksi bakal terjadi pertengahan Januari hingga Februari. Pada periode musim hujan ini juga sering terjadi peristiwa cuaca ekstrem dengan curah hujan kategori tinggi dan sangat tinggi.
Baca juga: Peringatan BMKG untuk Jawa Barat Bila 6 Sesar Ini Aktif dan Picu Gempa Bumi
Seperti halnya tiga hari ke depan perlu diwaspadai potensi terjadinya hujan lebat di wilayah Karawang, Subang, Sukabumi, Cianjur, Purwakarta, Garut, Indramayu, Sumedang, Cirebon, Tasikmalaya, Ciamis, Banjar.
"Hujan ekstrem tersebut sangat berpotensi menimbulkan dampak bencana hidrometeorologi seperti banjir, banjir bandang, tanah longsor yang dapat membahayakan bagi publik, serta hujan lebat disertai kilat atau petir dan gelombang tinggi yang membahayakan pelayaran dan penerbangan," jelas dia, Minggu (24/1/2021).
Hujan ekstrem diperkirakan akan terus terjadi hingga Maret 2021. Sehingga, dengan adanya potensi cuaca ekstrem tersebut, perlu diwaspadai daerah yang diprediksi berpotensi banjir kategori menengah. Bencana tersebut berpotensi terjadi di sebagian besar wilayah Jawa Barat untuk bulan Februari, Maret dan April 2021.
Baca juga: 42 Santri di Kabupaten Garut Positif COVID-19, Ponpes Ditutup Total
Menurut dia, faktor-faktor pengendali iklim di wilayah Indonesia, saat ini yang sedang aktif berpengaruh adalah Monsoon Asia. Daerah Konvergensi Antar Tropis (ITCZ) memperlihatkan anomali yang mengarah pada penguatan curah hujan tinggi di sebagian besar wilayah Indonesia, termasuk Jabar. Fenomena La Nina saat ini juga masih aktif dengan Indeks yang mengarah ke kondisi normal pada bulan Mei 2021.
Sementara itu, Koordinator Data dan Informasi Stasiun Bogor Hadi Saputro mengatakan, pada Februari hampir semua wilayah di Jabar hujan tinggi dan sangat tinggi. Pada Maret, hujan alam berkurang di wilayah Pantura. Namun wilayah tengah dan selatan masih tinggi.
"Sekarang ini hujan ekreem karena curah bujannya sangat tinggi, bisa sampai 100 mm per jam. Jadi kalau jumlah pohon minum, tanah tidak ada penahannya bisa sebabkan longsor dan banjir bandang," jelas dia.
Ciri ciri banjir dan longsor, bisa dideteksi terjadi hujan lebat sampai 3 jam. Hal itu didasarkan pada pengalaman kejadian bencana di Jabar
Menurut Kepala BBMKG Wilayah II Tangerang Hendro Nugroho, saat ini mayoritas wilayah di Jabar telah memasuki puncak musim hujan yang diprediksi bakal terjadi pertengahan Januari hingga Februari. Pada periode musim hujan ini juga sering terjadi peristiwa cuaca ekstrem dengan curah hujan kategori tinggi dan sangat tinggi.
Baca juga: Peringatan BMKG untuk Jawa Barat Bila 6 Sesar Ini Aktif dan Picu Gempa Bumi
Seperti halnya tiga hari ke depan perlu diwaspadai potensi terjadinya hujan lebat di wilayah Karawang, Subang, Sukabumi, Cianjur, Purwakarta, Garut, Indramayu, Sumedang, Cirebon, Tasikmalaya, Ciamis, Banjar.
"Hujan ekstrem tersebut sangat berpotensi menimbulkan dampak bencana hidrometeorologi seperti banjir, banjir bandang, tanah longsor yang dapat membahayakan bagi publik, serta hujan lebat disertai kilat atau petir dan gelombang tinggi yang membahayakan pelayaran dan penerbangan," jelas dia, Minggu (24/1/2021).
Hujan ekstrem diperkirakan akan terus terjadi hingga Maret 2021. Sehingga, dengan adanya potensi cuaca ekstrem tersebut, perlu diwaspadai daerah yang diprediksi berpotensi banjir kategori menengah. Bencana tersebut berpotensi terjadi di sebagian besar wilayah Jawa Barat untuk bulan Februari, Maret dan April 2021.
Baca juga: 42 Santri di Kabupaten Garut Positif COVID-19, Ponpes Ditutup Total
Menurut dia, faktor-faktor pengendali iklim di wilayah Indonesia, saat ini yang sedang aktif berpengaruh adalah Monsoon Asia. Daerah Konvergensi Antar Tropis (ITCZ) memperlihatkan anomali yang mengarah pada penguatan curah hujan tinggi di sebagian besar wilayah Indonesia, termasuk Jabar. Fenomena La Nina saat ini juga masih aktif dengan Indeks yang mengarah ke kondisi normal pada bulan Mei 2021.
Sementara itu, Koordinator Data dan Informasi Stasiun Bogor Hadi Saputro mengatakan, pada Februari hampir semua wilayah di Jabar hujan tinggi dan sangat tinggi. Pada Maret, hujan alam berkurang di wilayah Pantura. Namun wilayah tengah dan selatan masih tinggi.
"Sekarang ini hujan ekreem karena curah bujannya sangat tinggi, bisa sampai 100 mm per jam. Jadi kalau jumlah pohon minum, tanah tidak ada penahannya bisa sebabkan longsor dan banjir bandang," jelas dia.
Ciri ciri banjir dan longsor, bisa dideteksi terjadi hujan lebat sampai 3 jam. Hal itu didasarkan pada pengalaman kejadian bencana di Jabar
(msd)