Calon Dokter Ini Ceritakan Sisi Lain Prancis Melalui Buku It's Not Just Eiffel
loading...
A
A
A
SURABAYA - Prancis merupakan negara multikultural. Bahkan khusus ibu kotanya yakni Paris, terkenal sebagai salah satu kiblat fashion dunia. Cerita peradaban moderen itu menjadi inspirasi Mohammad Qoimam Bilqisthi Zulfikar.
Mahasiswa kedokteran dari Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa) itu akhirnya membuat buku It's Not Just Eiffel. Ia mengupas tentang kehidupan di Prancis yang tidak hanya mengenai wisata menara Eiffel.
Dia membuat buku ini setelah mengikuti kompetisi akademik mahasiswa yang membuat dirinya mengetahui kehidupan di Prancis. "Dalam buku itu menceritakan kehidupan di Prancis mulai dari toleransi beragama di tempat tersebut sangat besar," tuturnya.
Qoimam menceritakan, bahwa di Paris agama minoritas muslim di sana sangat dihargai. Di sana juga banyak tempat makan yang menyajikan makanan halal bagi masyarakat muslim. "Negara ini cukup menghargai waktu ibadah salat yang akan dilakukan masyarakat muslim," jelasnya.
Prancis merupakan salah satu negara di Eropa barat yang memiliki muslim terbesar. Sehingga memiliki multirasial dan multikultural yang sangat dihargai. "Dimana kehidupan muslim di sana sangat menghargai agama manapun," kata pria kelahiran 25 Desember 1996.
Baca juga: Banyak Warga Simpan Uang di Bank, DPK Perbankan di Jatim Naik Menjadi Rp625 Triliun
Ia melanjutkan, dalam buku yang ditulis itu tidak hanya membahas tentang nilai toleransi, namun juga tentang kemajuan sains dan teknologi, hingga kekayaan histori serta budaya yang melegenda. "Dimana dalam buku itu menceritakan perjalanan saya selama berada di Prancis," ungkapnya.
Pengerjaan buku tersebut diselesaikan setahun. Calon dokter ini menulis saat ia menjalani koas di rumah sakit (RS). "Karena pandemi COVID-19 ini dialihkan ke online sehingga tiap hari berada di rumah jadi saya manfaatkan buat menulis perjalanan saya ini," jelas Qoimam.
Baca juga: Bandar Pemilik 285,29 Gram Sabu dan 748 Butir Ekstasi Dibekuk Polresta Banyuwangi
Mahasiswa semester 3 program profesi dokter ini bercerita, kegemaran menulis sudah dilakukan sejak dibangku Sekolah Menengah Atas (SMA). Sehingga dengan kesempatan ke Prancis membuat saya terpacu buat menulis buku ini.
"Melalui buku ini saya bisa menyalurkan ilmu yang saya dapatkan kepada pembaca muda dengan pembawaan buku lebih ringan untuk dibaca oleh anak muda," ucapnya.
Kata dia, jika masyarakat ingin membeli buku It’s not just Eiffel bisa dibeli melalui aplikasi Shoppe. "Ketik saja judul bukunya it’s not just Eiffel," tandasnya.
Mahasiswa kedokteran dari Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa) itu akhirnya membuat buku It's Not Just Eiffel. Ia mengupas tentang kehidupan di Prancis yang tidak hanya mengenai wisata menara Eiffel.
Dia membuat buku ini setelah mengikuti kompetisi akademik mahasiswa yang membuat dirinya mengetahui kehidupan di Prancis. "Dalam buku itu menceritakan kehidupan di Prancis mulai dari toleransi beragama di tempat tersebut sangat besar," tuturnya.
Qoimam menceritakan, bahwa di Paris agama minoritas muslim di sana sangat dihargai. Di sana juga banyak tempat makan yang menyajikan makanan halal bagi masyarakat muslim. "Negara ini cukup menghargai waktu ibadah salat yang akan dilakukan masyarakat muslim," jelasnya.
Prancis merupakan salah satu negara di Eropa barat yang memiliki muslim terbesar. Sehingga memiliki multirasial dan multikultural yang sangat dihargai. "Dimana kehidupan muslim di sana sangat menghargai agama manapun," kata pria kelahiran 25 Desember 1996.
Baca juga: Banyak Warga Simpan Uang di Bank, DPK Perbankan di Jatim Naik Menjadi Rp625 Triliun
Ia melanjutkan, dalam buku yang ditulis itu tidak hanya membahas tentang nilai toleransi, namun juga tentang kemajuan sains dan teknologi, hingga kekayaan histori serta budaya yang melegenda. "Dimana dalam buku itu menceritakan perjalanan saya selama berada di Prancis," ungkapnya.
Pengerjaan buku tersebut diselesaikan setahun. Calon dokter ini menulis saat ia menjalani koas di rumah sakit (RS). "Karena pandemi COVID-19 ini dialihkan ke online sehingga tiap hari berada di rumah jadi saya manfaatkan buat menulis perjalanan saya ini," jelas Qoimam.
Baca juga: Bandar Pemilik 285,29 Gram Sabu dan 748 Butir Ekstasi Dibekuk Polresta Banyuwangi
Mahasiswa semester 3 program profesi dokter ini bercerita, kegemaran menulis sudah dilakukan sejak dibangku Sekolah Menengah Atas (SMA). Sehingga dengan kesempatan ke Prancis membuat saya terpacu buat menulis buku ini.
"Melalui buku ini saya bisa menyalurkan ilmu yang saya dapatkan kepada pembaca muda dengan pembawaan buku lebih ringan untuk dibaca oleh anak muda," ucapnya.
Kata dia, jika masyarakat ingin membeli buku It’s not just Eiffel bisa dibeli melalui aplikasi Shoppe. "Ketik saja judul bukunya it’s not just Eiffel," tandasnya.
(boy)